[7]

524 24 9
                                    

"Bisakah aku menjadi seperti sang awan? Yang terus berusaha bertahan, walau angin berusaha menyingkirkannya."
-Tiara.C.R

Sudah satu minggu sejak Tiara mengatai Elena 'nenek lampir' dan Kelvin marah padanya, dan selama itu pula Kelvin belum menelfon nya sama sekali. Padahal, biasanya kelvin akan menelfon hampir setiap hari. Tapi, sampai sekarang belum ada panggilan masuk dari sang pujaan hatinya itu.

Tunggu, pujaan hati? Setelah hatinya sudah berkali-kali hancur, ia masih menganggap Kelvin sebagai pujaan hatinya?

'Jangan bodoh, Ra. Kelvin udah punya Elena, dan dihatinya cuman ada Elena bukan lo.'

Tiara menatap jalanan dari balik jendela kamarnya, entah apa yang ingin ia lihat. Tatapannya kosong, dan terasa hampa. Bisakah ia menjadi Tiara yang dulu? Tiara yang dengan bebas ingin kemana saja dengan Kelvin, tanpa khawatir dengan cewek yang dipacari oleh Kelvin.

Tatapan Tiara beralih ke arah langit, menatap awan yang terus bergerak karena dorongan angin.

'Bisakah aku menjadi seperti sang awan? Yang terus berusaha bertahan, walau angin berusaha menyingkirkannya.'

Tiara menarik kedua sudut bibirnya. Iya, dia harus seperti awan. Tak peduli apa atau siapa yang berusaha menyingkirkan dirinya dari hidup Kelvin, karena dirinya pun berhak untuk bahagia.

Baru saja Tiara hendak menelfon Kelvin, namun Kelvin sudah lebih dulu menelfon dirinya. Tentu saja itu mampu membuat Tiara senang, bahkan sangat senang hingga ia tak tau harus berekspresi seperti apa?

Tanpa menunggu lama, Tiara langsung menggeser tombol hijau yang tertera di layar, lalu mendekatkan ponselnya ke telinga. Tak sabar ingin mendengar suara sang pujaan hatinya itu.

"Hai,, Ra?" Tiara mengernyitkan dahinya, nada bicara Kelvin terdengar aneh dan tidak seperti biasanya.

"Vin? Lo kenapa, dah?" Tanya Tiara

"Gue? Emang gue kenapa?"

"Nada bicara lo aneh."

"Eng,, perasaan lo aja kali. Orang gue gak papa." Tiara kembali mengernyitkan dahinya, sudah jelas-jelas nada bicara Kelvin tidak seperti biasa. Tapi sudahlah, toh yang penting Kelvin sudah kembali padanya.

"Hmm, oke oke. Btw, ada apa nih? Setelah seminggu hilang gak ada kabar, terus tiba-tiba muncul dengan nada bicara penuh keraguan gitu."

"Itu, ada yang mau gue omongin sama lo. Dan asal lo tau, gue mantapin hati gue selama seminggu cuman buat ngomong ini."

"Mau ngomong apaan emang? Sampe mantapin hati selama seminggu gitu."

"Itu, gue,," Tiara diam, masih setia menunggu kalimat yang akan Kelvin katakan.

"Gue suka sama lo." Tiara membulatkan matanya sempurna, wajahnya pun memerah. Kenyataan yang sulit dipercaya, bukankah Kelvin sangat mencintai Elena? Tunggu, ini pasti mimpi. Tiara mencubit lengannya, sakit, ini bukan mimpi. Tapi, ini benar-benar sulit untuk dipercaya.

"Lo mau kan, jadi pacar gue?" Pertanyaan ini yang ia tunggu, sudah lama ia menantikan pertanyaan itu dari mulut Kelvin.

"MAU!" Tiara menjawabnya dengan penuh semangat, akhirnya setelah sekian lama penantiannya tidak sia-sia.

☕☕☕

Pagi ini terasa berbeda, tak terkecuali dengan Tiara. Banyak pasang mata yang menatap Tiara dengan heran, bagaimana tidak? Tiara terlihat sangat berbeda hari ini, raut wajah yang biasanya datar kini malah memasang senyum ceria.

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang