Pengagum Rahasia

[11]

"Jangan memaksakan cinta
yang sama sekali tidak
menginginkan kita"
-Aulia & Rina

Hari ini dadaku bergetar
Terguncang memilu dan mengerang
Ku yakin ku tak salah
Karna hatiku tak pernah dan takkan berdusta

Cinta.. cinta.. cinta..
Aku.. jatuh.. cinta..

Esoknya ku pikir rasa itu
Akan menghilang dengan seiring waktu
Namun ternyata tak berubah
Aku makin tergiur pada dirimu

Cinta.. cinta.. cinta..
Aku.. jatuh.. cinta..

Dan seterusnya rasa ini selalu terjadi
Dan tak pernah berkurang
Hatiku hanya untuk dirimu
Aku bahagia hanya bila kamu bahagia

Esoknya ku pikir rasa itu
Akan menghilang dengan seiring waktu
Namun ternyata tak berubah
Aku makin tergiur pada dirimu

Cinta.. cinta..cinta..
Aku.. jatuh.. cinta..

Dan seterusnya rasa ini selalu terjadi
Dan tak pernah berkurang
Hatiku hanya untuk dirimu
Aku bahagia hanya bila kamu bahagia

Dan seterusnya rasa ini selalu terjadi
Dan tak pernah berkurang
Hatiku hanya untuk dirimu
Aku bahagia hanya bila kamu bahagia

Huoo... Bahagia
Huuuummm...

Alunan piano yang Bintang mainkan pun berhenti saat Tiara berhenti bernyayi, lagu itu mengingatkan dirinya saat pertama kali ia sadar bahwa ia jatuh cinta pada Kelvin.

Bintang melirik putri tunggal yang sedari tadi menyanyi di sampingnya, Tiara tersenyum penuh arti, pasti sedang memikirkan Kelvin. Tentu saja Bintang tau hal itu, karena tidak ada yang bisa membuat Tiar tersenyum seperti itu selain Kelvin. Tidak ada.

Namun, Bintang takut akan satu hal. Ia takut kalau Tiara akan merasakan sakit yang teramat sakit karena kisah cintanya, apa lagi status mereka yang LDR. Kisahnya dengan Rendi yang satu sekolah saja sudah sangat rumit. Lalu, bagaimana dengan kisah putrinya?

"Wih, pantes aja di cari kemana-mana pada nggak ada, ternyata lagi di sini toh." Rendi yang tiba-tiba datang langsung mengacak rambut Tiara, lalu mengecup dahi istrinya.

Tiara dan Bintang yang mendapat perlakuan manis dari Rendi pun tersenyum manis, andai Tiara tau sikap Rendi yang dulu sangat berbanding jauh dengan yang sekarang.

☕☕☕

Tak terasa, kelvin sudah enam bulan tinggal di medan. Itu artinya, ia sekolah pun sudah tidak lama lagi. Dan tentang hubungannya dengan Tiara, entahlah, ia pun bingung dengan dirinya sendiri. Sampai saat ini Elena masih yang terbaik untuknya, ia sudah belajar dan mencoba mencintai Tiara, namun? Hasilnya sama. Elena yang selalu ada di sisiNya, bagaimana mungkin ia bisa melupakan Elena?

"Vin?" Panggil Aulia, dengan nada lembut khas miliknya.

Kelvin yang awalnya melamun pun akhirnya tersadar, lalu tersenyum lembut pada bundanya. "Iya, bunda."

"Kamu kenapa sayang? Akhir-akhir ini bunda sering liat kamu ngelamun, cerita sama bunda, ada apa?"

Kelvin tersenyum miris, bahkan ia sampai membuat bundanya khawatir.