Bab 7

1.1K 173 16
                                    

Jennifer merasa emosi berkumpul dalam dadanya dan dengan cepat naik ke kepala hingga membuatnya terasa berdenyut. Dia memiliki dorongan untuk berteriak dan menghancurkan semua yang terlihat dimatanya. Tetapi dia masih mencoba untuk menahan diri.

Apa yang salah dengan didikannya sehingga membuat anak bungsunya menjadi seperti itu? Berciuman dengan sesama pria, sangat menjijikkan! Jennifer merasakan mual ketika gambar putranya menindih tubuh pria lain terputar ulang dalam ingatannya.

Dari sekian banyak orang mengapa harus putranya? Tidakkah Tuhan merasa cukup setelah memberinya suami yang tak setia, namun kini Dia masih ingin membuat anak lelakinya menjadi gay!

Ibu mana yang tidak merasa kecewa dan sakit hati menemukan fakta anak terkasih tertarik pada sejenis?! Semua ibu pasti kecewa, termasuk Jennifer.

Namun, bahkan bila Jennifer merasa marah, kecewa, dan sakit hati, dia juga tak ingin menjadi sosok penghalang untuk putranya. Ash terlihat bahagia, dia terlihat benar-benar menginginkan lelaki itu.

"Bu!"

Jennifer dengan wajah pucat memandang pada putra bungsunya. Dia sangat terkejut dan masih berharap kalau apa yang telah dilihatnya tidak benar-benar terjadi, berharap itu hanya halusinasinya.

Namun saat matanya melirik pada sosok yang ada disamping putranya, harapannya langsung hancur begitu saja.

Jennifer berjongkok sambil memegangi kepalanya.

Ash dan Eiji tak kalah terkejut. Mereka segera merapikan pakaian dan mendekati Jennifer.

Ash agak merasa bersalah. Ibunya sedang dalam tahap penyembuhan. Dia mengalami stres karena pengkhianat suaminya, tapi disini Ash malah membuat luka baru pada ibunya.

"Bu!" Ash kembali memanggil, kali ini dengan suara yang lebih lembut.

Tetapi Jennifer tak menyahuti, dia masih memegangi kepalanya dan suara tangisan samar terdengar darinya.

Eiji dibelakang Ash merasakan hatinya berdenyut nyeri. Dia seperti melihat sosok ibunya dalam diri ibu Ash.

Eiji tahu perasaannya untuk Ash tidaklah benar. Pertemuan mereka bahkan baru terjadi semalam, namun dengan sombongnya dia berpikir kalau perasaannya untuk Ash adalah cinta murni dan tulus. Meski mereka pernah bertemu satu dekade lalu namun pertemuan itupun hanya terjadi selama dua kali sebelum Ash menghilang begitu saja.

Apanya yang cinta! Apanya yang murni! Semua itu hanya omong kosong yang dibuat untuk menutupi keinginan busuknya karena menginginkan seseorang sebagai pelindung dari kejamnya kehidupan yang telah dia lalui selama ini.

Sekarang Eiji tahu bahwa dirinya hanyalah manusia rendahan yang memanfaatkan kebaikan orang lain.

Disisi lain Jennifer yang berjongkok sambil menangis jatuh tak sadarkan diri. Ash segera membawanya kedalam. Wajah ibunya basah oleh air mata, Ash menghela napas dengan sedih melihatnya.

.

.

.

"Maafkan aku."

Eiji menundukkan kepalanya, dia tak berani bertatap mata dengan Ash.

Dokter baru saja pergi setelah memeriksa kondisi Jennifer. Dokter mengatakan kalau Jennifer hanya terlalu terkejut dan menyarankan untuk tidak merangsang emosinya. Sekarang Jennifer tengah berbaring di ranjang dalam kamarnya dengan selang infus tertancap di tangannya.

Jennifer sudah sadarkan diri, namun pandangannya yang kosong hanya membuat orang yang melihat merasa was-was dan risau.

Ash melihat Eiji, lalu menarik satu tangan Eiji untuk digenggam. "Seharusnya aku lebih bisa menahan diri, jadi berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, karena kamu tidak melakukan kesalahan apa pun, Eiji."

Meski Ash berkata begitu Eiji masih merasa bersalah. Dia tahu itu diruang terbuka, tetapi dengan bodohnya masih membiarkan Ash melakukan semua itu. Apalagi kalau bukan bodoh namanya?!

Eiji merasa seperti jalang yang mengangkang untuk pria hidung belang. Seronok dan tak tahu malu, juga murahan.

Melihat kesedihan yang belum hilang dari wajah Eiji membuat Ash frustasi. Semua itu benar-benar kesalahannya bukan kesalahan Eiji!

Ash menarik napas panjang dan dalam. "Aku akan mengantarmu pulang, dan dua hari kemudian aku akan kembali menemuimu. Kita bisa membahas masalah ini dihari itu."

Eiji menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa Ash, aku akan pulang sendiri, tidak perlu kamu untuk mengantarku. Kamu sebaiknya merawat ibumu… dan, tolong sampaikan permintaan maafku padanya."

Eiji berbalik dan berjalan pergi tanpa menengok kebelakang, dia tidak ingin terlalu lama disini, karena dia takut akan menjadi semakin egois.

...

Hay! Masih ada yg baca gk sih? Wkwk 😂
FanFic ini bakalan super duper slow update, jadi buat kamu yg gk tahan, aku gk bakal menahan kamu untuk bertahan dan menunggu, karena aku tahu menunggu itu menyebalkan! 😂

Gk nemu nama ibu kandung Ash, jadi aku pake nama mama tirinya, Jennifer.

Jangan kelayapan dulu dan jangan lupa jaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalmu biar terhindar dari pandemi yg tengah mengguncang dunia saat ini. Sehat selalu semuanya!

Dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan!

...

24-04-2020

Black & White (Jerat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang