Ash akan sering pergi keluar untuk diam-diam menemui Eiji di tempatnya bekerja. Meski mereka masih sering bertemu, Ash merasa kalau Eiji seperti menjauh dan menjaga jarak darinya. Ketika mereka bersama, Eiji lebih banyak diam dan matanya selalu menghindar untuk tidak melihat pada Ash.
Hati Ash terasa tak nyaman. Dia tahu kalau Eiji menjauhinya karena rasa bersalah pada kejadian tempo hari, tetap saja Ash tak suka dijauhi olehnya. Sudah begitu lama dia mengharapkan pertemuan ini, namun semuanya tidak seindah yang dia bayangkan dan harapkan. Lalu, bukankah usahanya selama ini hanya sia-sia?
Ash menghela napas panjang dan dalam saat tangannya mendorong pintu rumahnya. Ash berjalan melewati pintu dan dia melihat Jennifer tengah duduk si sofa ruang tamu. Wajah wanita itu masih terlihat agak pucat, tapi setidaknya dia sudah mau keluar dari kamarnya. Disampingnya ada Griffin yang tengah berbicara sesuatu sambil tangannya sibuk dengan pisau dan buah, pria itu tengah mengupas kulit apel.
Saat Ash masuk, Jennifer menolehkan kepalanya kearahnya. Ash merasa tubuhnya agak kaku saat ditatap oleh mata kosong Jennifer padanya. Rasa bersalah kembali mengisi paru-parunya, membuatnya kesulitan mengambil napas.
Ash berusaha terlihat tenang. Berjalan dan duduk di sofa lain yang berdekatan dengan Jennifer.
"Dari mana?" Jennifer bertanya dengan suaranya yang terdengar agak serak.
Ash tidak langsung menjawab, dia melirik ke arah Griffin untuk meminta bantuan. Ash masih belum berani mengatakan pada Jennifer kalau dia baru saja pergi keluar untuk menemui Eiji. Dokter sendiri yang mengatakan untuk tidak merangsang emosi Jennifer.
Menerima kode mata dari Ash, Griffin berdeham pelan, "Bu, makan buah dulu!" Griffin membawa sepotong apel yang telah dibuang kulitnya ke mulut ibunya. "Bagaimana rasanya? Manis bukan?" Jennifer hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, matanya kembali pada Ash, masih bersikeras ingin mendengar jawabannya.
Melihat Ash yang terus diam, Jennifer mengulangi, "Dari mana!?"
Ash mendesah tanpa daya. "Aku menemui Eiji," akunya.
Mata Jennifer agak menggelap, dia terlihat memejamkan matanya untuk beberapa saat, ketika kembali terbuka mata itu sudah kembali ke keadaan semula. "Apa, apa kau sangat menyukainya?" meski begitu dia masih tidak bisa menyembunyikan nada suaranya yang agak bergetar menahan luapan emosi dihatinya.
"Aku mencintainya!" Ash menjawab dengan berani.
"Kau yakin itu cinta?"
"…ya."
Jennifer menghela napas panjang dan dalam, "Besok bawa dia, aku akan bicara dengannya."
"Bu…?!!"
"Bawa saja! Aku tidak akan menyakitinya!" Jennifer kemudian menolehkan kepalanya pada Griffin, "Bawa aku ke kamar."
Dituntun oleh Griffin, keduanya menaiki tangga. Ash yang ditinggal, melihat pada kedua tangannya yang terjalin. Dia tidak tahu apa yang tengah dipikirkan oleh Jennifer di dalam kepalanya, Ash hanya takut Jennifer akan menyakiti Eiji. Ash tidak mungkin memilih satu diantara keduanya, karena keduanya sama-sama penting buatnya. Tapi karena Jennifer mengatakan tidak akan menyakiti Eiji, seharusnya itu akan baik-baik saja.
…
Eiji pulang terlambat, kedai cukup ramai hari ini, sedangkan hanya ada dirinya dan Yuu. Fukuda Kurata harus menemani istrinya yang mengalami keguguran di rumah sakit, wanita itu jelas sangat terpukul, dia membutuhkan suaminya untuk menemaninya, Eiji memahami itu.
Eiji masuk kedalam rumah, ia berhenti agak lama di depan kamar ibunya, sebelum kemudian membuka pintu yang tertutup itu dengan agak ragu.
Ibu Eiji seharusnya dirawat di rumah sakit, tapi wanita itu selalu menolak dengan berbagai alasan. Melihat ibunya yang terlihat lemah dari hari ke hari, Eiji sangat sedih.
Eiji duduk di sisi tempat tidur, menurunkan kepalanya, saat dengan hati-hati ia menjatuhkan ciuman ringan di atas kening ibunya. Siapa sangka saat ia mengangkat kepalanya lagi, Eiji akan melihat mata ibunya terbuka, wanita itu tengah memandangi Eiji dengan mata sayu.
"Bu?" Eiji memanggil pelan.
Tangan Eiji di atas kasur di tarik kedalam genggaman lemah ibunya. Wanita itu tersenyum tipis. Bibirnya yang pucat dan pecah-pecah terbuka perlahan, mengeluarkan suara yang mirip dengungan nyamuk.
Eiji mendekatkan telinganya karena ia tidak bisa mendengar apa yang ingin dikatakan oleh ibunya, suaranya terlalu kecil untuk bisa dengar oleh Eiji.
"Maafkan ibu." hanya itu yang bisa ia dengar dengan cukup jelas. Saat Eiji mencoba untuk mendengar lebih banyak, ibunya sudah berhenti bicara. Tangan ibunya yang menggenggam Eiji jatuh dengan lemah.
Hati Eiji tiba-tiba menegang. Ia kembali duduk tegak, hanya untuk melihat mata ibunya telah menutup. Eiji panik dan dengan ragu menaruh jari di bawah hidung ibunya.
Tidak ada napas!
Eiji diam seperti orang bodoh. Menatapi wajah pucat ibunya dengan mata tak percaya, saat air matanya mulai berjatuhan tanpa disadarinya.
…
20-06-2020
![](https://img.wattpad.com/cover/161973384-288-k215836.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Black & White (Jerat)
RandomJudul : Black & White (Jerat) [Slow Update] Penulis : Okada Hikami Characters : Banana Fish © Akimi Yoshida Pair : Ash Lynx (seme) x Okumura Eiji (uke) Ringkasan : Setelah bertemu dengan Eiji, Ash merasa bahwa hidup bukan hanya tentang apa yang di...