10 : The Way

569 102 90
                                    

     Mungkin tingkat kuriositas kalian akan meningkat, kala kalian mengetahui jika hubungan Edwin dengan Pak Basri telah membaik, ditandai dengan telpon dari Pak Basri terhadap Edwin semalam. Mungkin kalian akan bertanya-tanya, bagaimana bisa Edwin membuat Pak Basri kini kembali mempercayainya usai Pak Basri sempat menjujaikan deretan bogeman ke wajah Edwin?

     Siapkan bantal dan guling kalian, sobat. Cerita ini akan panjang.

     Beberapa bulan usai berakhirnya hubungan Jiyan dengan Edwin, Whisnu menyatakan padanya jika sang sepupu tengah berada dalam usaha untuk mendekati Jiyan. Whisnu berkata, Jiyan adalah seseorang yang cheerful, yang membahagiakan orang di sekitarnya, sosok menggemaskan yang digemari banyak orang.

     Whisnu menyatakan jika Jiyan akan cepat laku.

     Edwin setuju dengan pernyataan Whisnu akan kepribadian Jiyan, namun dia tidak setuju dengan pernyataan Whisnu yang setelahnya. Cara Whisnu menyatakan pendapatnya bagaikan menyamakan Jiyan dengan suatu objek. Karena begini, Jiyan itu merupakan sebuah subjek, bukan objek, bukan suatu barang yang ada di pasaran sehingga Whisnu bisa menyatakan jika Jiyan cepat laku.

     Memangnya, dia mobil Apansa?

     Jiyan adalah subjek, bukan objek.

     Edwin yang kala itu masih menjalani hubungan dengan Shannon meski dia tidak merasakan apapun terhadap Shannon itu jelas tertohok. Sang sepupu, yang beberapa bulan lalu menyuruhnya untuk memutuskan hubungannya dengan Jiyan justru tengah dalam usaha untuk mendekati sang mantan kekasih. Juga, pernyataan Whisnu setelahnya kembali membuat Edwin nyaris terjungkal.

     Whisnu berniat untuk melamar Jiyan.

     Bagaimana tidak? Sepupunya menyatakan jika dia hendak berjalan lebih dulu di depannya. Untuk berusaha mendapatkan hati mantan kekasihnya, yang baru saja dia sadari, jika dia masih mencintainya. Oh, ralat. Lebih tepatnya, masih sangat sangat mencintainya.

     Di sana, Edwin sadar jika niat Whisnu sejak awal adalah memang sengaja membuat Jiyan menjauh darinya, dengan berusaha mengganti Jiyan dengan Shannon, yang mana, Jiyan tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapa pun.

     Segala kepribadiannya. Segala candanya. Segala ocehannya.

     Tak ada yang bisa menggantikan bagaimana sosok Jiyan di mata Edwin, sekali pun sosok itu lebih pintar, lebih teratur dibandingkan Jiyan yang sedikit ceroboh, lebih menarik dari sisi penampilan, lebih lebih...

     Hanya Jiyan yang ada di hatinya. Dan akan selalu menetap di hatinya.

     Sebagai seorang sepupu yang sepantaran dengan Whisnu, tentu Edwin bertukar banyak cerita dengannya. Dan itu membuat Edwin memahami, bagaimana sosok Whisnu yang sebenarnya.

     Edwin, dia tidak mau jika Jiyan bersama dengan seseorang seperti Whisnu.

     Whisnu di matanya adalah seseorang yang manipulatif. Lelaki itu bermulut manis, mampu memikat banyak gadis untuk berkencan dengannya menghabiskan Kamis manis. Namun, Whisnu bukanlah seseorang yang setia. Jika dia sudah bosan, dia jelas akan mencari orang lain untuk diajaknya bermain bersama. Whisnu buruk dalam manajemen emosi. Dia bisa menjadi sosok yang sangat kasar kala amarahnya tengah menguasai diri. Edwin ingat, Whisnu pernah menampar salah satu gadisnya karena dia tengah marah.

     Edwin tidak mau Jiyan disakiti.

     Si tinggi itu tahu bagaimana Jiyan. Dia paham seluk beluk dalam diri Jiyan. Jiyan memang manis, namun dia punya kekurangan dalam menyelesaikan suatu masalah. Dia akan menyelesaikannya dengan penuh emosi. Jiyan adalah sosok yang kekanakan. Dia butuh seseorang yang lebih dewasa untuk mengimbangi dirinya. Jiyan butuh seseorang yang sabar, yang telaten untuk membantunya merawat dirinya kala sakit, kala Jiyan tengah ketakutan, kala Jiyan tengah membutuhkan tempat untuk bersandar.

seven days ; panwink✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang