14

1.3K 155 48
                                    

∞∞∞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∞∞∞

“PAPA PULANG” teriak sang adam lantang. Dengan senyum tanpa dosanya, ia melangkah memasuki rumah.
Kala itu, yang menyambut kepulangannya hanya sang jagoan,Taeho. Kaki kecil dia bawa berlari ke arah Jaehyun. Taeho peluk erat sang papa.

“apa kabar jagoan papa” sang ayah bawa tubuh sang anak ke dalam gendongannya.

“pa, Tae boleh bilang sesuatu” ujar Taeho tak mengindahkan ucapan Jaehyun

Jaehyun mengangkat alisnya, ia dudukkan tubuhnya di atas sofa “silahkan mau bilang apa” Jaehyun jelas sekali penasaran, ia tatap netra teguh itu lekat.

“papa jangan jahatin Mama” selesai Taeho berucap, sontak membuat Jaehyun memasang wajah keheranannya.

“mama salah apa sama papa? Tae ga suka papa jahatin mama. Tae ga suka mama nangis gara-gara papa. Papa bilang enggak boleh bikin perempuan nangis, tapi kenapa papa bikin Mama nangis kemaren” Taeho sambung kalimat nya. Bibir mungil yang sedang menyuarakan pendapatnya dengan penuh penekanan.

Jaehyun diam menunduk.

Taeho keluar dari pangkuan sang ayah, kaki kecilnya ia bawa berdiri tegap di depan Jaehyun “papa harus minta maaf sama mama”

Jaehyun mengangguk “mama sekarang dimana?”

“di kamar Tae. Lagi tidur”

“yaudah papa keatas dulu. Tae lanjut main gih” Jaehyun melangkah menaiki tangga.

Masih belum paham situasi macam apa yang menyambut kepulangannya ini. Mungkinkah Jiho marah gara-gara ponselnya dua hari terakhir ini tak bisa di hubungi? Ah, mungkin saja. Jaehyun rasa itu masalahnya. Jihonya pasti sangat khawatir.

“Ji” panggil Jaehyun lembut.

Tak ada sahutan dari si wanita. Mungkin ia masih betah berkelana dalam alam mimpinya.

“jiho aku pulang” ujarnya tepat di telinga kanan sang istri. Entah detik ke berapa, yang pasti sekarang Jaehyun sudah ikut berbaring di sisi Jiho. Memeluknya dari belakang dengan terus menghirup aroma kulit leher Jiho. Rasanya menenangkan sekali, lelahnya terasa di angkat perlahan.

“Ji, aku rindu. Kamu ga niat nyambut aku gitu” ia masih bersuara.

Kali ini, sang hawa sedikit terusik. “kim Jiho, istriku, ayo bangun aku kangen tau” usahanya sekali lagi agar Jiho benar-benar terjaga.

Perlahan, memang benar, Jiho mulai membuka matanya. Bisa ia rasakan seseorang sedang memeluknya dari belakang, bau wangi khas milik si Adam, jelas Jiho hafal ini siapa.

“kamu udah pulang” Jiho singkirkan tangan Jaehyun dari perutnya, lekas ia duduk.

“aku masih rindu ji. Sini peluk du—”

[✓]PANGPANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang