S1 / 02 : Di Jual

1.4K 131 8
                                    


"Dimana aku?" Tangan Jiyeon terangkat guna mengelus kepalanya yang masih terasa sakit. Dia sudah sadar namun tubuhnya terasa nyaman dan empuk. Dan benar saja dia terbaring di sebuah kasur besar saat ini

Jiyeon tentu bingung dan bertanya tanya pada dirinya sendiri. Rumah siapakah yang dia tempati saat ini? Jiyeon mulai berposisi duduk dan menyentuhkan kakinya ke lantai. Jiyeon mulai berdiri dan mencari pintu keluar dari kamar tersebut

Ceklek

Di lihatnya di luar ternyata banyak sekali orang. Suara alunan musik dan DJ terdengar di telinga Jiyeon. Juga, goyangan para orang orang terlihat oleh Jiyeon. Saat itu juga, dia sadar jika dirinya berada di club malam

Jiyeon cemas, dia tidak tau siapa yang membawa nya hingga ke tempat yang selalu dia hindari. Tempat yang bahkan tidak pernah di jamah oleh dirinya karena larangan sang ayah. "Astaga kenapa aku ada disini?" Gumam nya

Jiyeon melangkah keluar perlahan. Namun, sialnya ada seseorang yang menghadang jalan nya. "Siapa kau?"

"Mau kemana ahgassi? Kau sudah terikat disini, dan tidak boleh pergi!"

"Mwo? Tidak aku harus pergi." Teriak Jiyeon pada seorang wanita paruh baya di depan nya. Wanita yang menunjukkan senyum licik nya pada Jiyeon

"Berkali kali pun kau mencoba tidak akan ku biarkan ahgassi haha." Wanita tersebut menahan Jiyeon. Gadis itu di lempar kembali ke dalam dan wanita tersebut mengunci pintu dari luar

"Akhh lepaskan aku hiks, keluarkan aku dari sini hiks. Aboji tolong aku." Jiyeon menangis dan suara tangisnya terdengar hingga keluar. Gadis itu tersiksa, salahnya juga karena keluar dari rumah. Padahal dia tau jika di luar tidak aman untuk gadis seumuran dirinya

Jiyeon tau jika hal buruk pasti terjadi pada gadis seumuran dirinya. Apakah ini adalah perjalanan terakhir nya? Jiyeon tentu saja tidak mau, dia ingin selamat dan tidak ingin dia akhiri hidupnya dalam keadaan terkurung seperti ini. Tentu saja tidak mau

"Aboji hiks, tolong aku!"


•°•°•°•

"Itu cukup?"

"Ya ini sudah lebih dari cukup. Aku harap gadis itu tidak macam macam disini!"

"Aniya, aku akan langsung menjual dia keluar negeri jika berani macam macam."

"Baiklah jika begitu aku pergi."

"Terima kasih nyonya bae. Aku yakin dengan gadis cantik itu aku akan memperoleh uang banyak!" Nyonya Bae menyunggingkan senyum nya tatkala uang sudah dia dapat. Berkat Jiyeon dia akan menjadi kaya bersama sang keluarga. Tidak sia sia dia mempunyai ide untuk menjual keponakan nya itu

•°•°•°•

"Sehun Ssi, kita ada rapat dengan CEO GS saat ini."

Pria dengan setelan jas tersebut hanya menatap sang sekretaris sebentar dan kembali melanjutkan kegiatan nya yang sebelumnya fokus pada alat di atas meja. Laptop pribadinya yang memang menjadi sahabat nya di meja kerja

"Ah aku rasa aku perlu refreshing saat ini." Sang sekretaris malah tersenyum tanpa sebab. Bukan nya memberi saran refreshing seperti apa yang harus sang CEO jalani. Seperti nya sekretaris Nayeon ini ingin liburan bersama sang atasan

Itu mustahil. Oh Sehun di kenal sebagai pengusaha yang tegas dan kasar. Banyak sudah wanita yang dia tolak karena berani menggoda nya. Sehun itu type pria idaman wanita, dan dia tidak suka para gadis yang seenak jidat nya menyatakan cinta padanya. Sehun itu hanya menyukai satu orang gadis dalam hidupnya, yang sekarang pun sudah menutup mata selama dua tahun ini

Hati Sehun sudah mati akibat kekasih yang dia cintai masih terbaring koma di ranjang rumah sakit. Sehun tidak bisa bisa membuka hati nya untuk yang lain. Pun Sehun rasa hati nya sudah lama membeku

Sehun membuang nafas sekejap. Dia berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar. "Kita jalan."

"Tapi bukan kah anda butuh refreshing Sehun Ssi?"

"Tidak jadi."

Memang selalu seperti ini jika Nayeon berharap lebih pada sang atasan. Selalu berakhir mengecewakan, Sehun tau jika Nayeon menginginkan cinta nya. Namun pantaskah jika yang di cintainya adalah Sehun? Yang bahkan sama sekali tidak bisa membuka hatinya pada siapapun atau gadis manapun?


•°•°•°•


Mendekam, tersiksa dan tersakiti. Itulah keadaan Jiyeon saat ini. Terkurung di penjara penuh dengan keringat orang rasanya begitu menyesakkan. Park Jiyeon tidak ingin lama lama lagi di tempat penghuni hidung belang dan wanita jalang

Jiyeon ingin keluar tapi tidak tau seperti apa cara yang akan dia lakukan untuk keluar dari tempat penuh dosa tersebut. "Aboji, aku ingin keluar dari sini." Tidak ada gunanya Jiyeon terus menangis. Matanya sudah memerah dan sembab. Jiyeon sudah lelah untuk kembali meneteskan air mata

Jiyeon hanya ingin keluar. "Tolong keluarkan aku dari sini." Rasanya Jiyeon ingin menyerah dengan hidup yang penuh penderitaan ini. Jiyeon sudah lelah. Dia rasanya ingin mengakhiri hidupnya saja dari pada harus mati di tempat yang sama sekali tidak dia harapkan

Ceklek

Tubuh Jiyeon lantas mundur dua langkah saat mendengar suara pintu. Jiyeon menoleh ke arah nya dan menemukan pria paruh baya yang sekarang menatap dia penuh dengan senyuman

Jiyeon lantas semakin mundur tatkala pria yang terlihat menyeramkan tersebut semakin maju ke tempatnya. "Siapa kau?"

"JANGAN MENDEKAT!!" Jiyeon berteriak hingga suaranya parau. Gadis itu sangat takut, pria di depan nya seperti ingin berbuat macam macam padanya

"Ikutlah dengan ku nak!" Tak terduga pria paruh baya tersebut malah mengulurkan tangan nya. Jiyeon yang masih ketakukan tak berani menerima uluran tangan tersebut

"Aku tidak akan macam macam nak, kemarilah." Jiyeon melihat senyum tulus sang pria paruh baya. Hati nya malah meluluh melihat senyuman terkesan lembut tersebut. Sepertinya pria dengan jas bernama navy nya tersebut memang berniat baik padanya

Jiyeon menerima uluran tangan pria tersebut dan mereka keluar dari ruangan yang memang ingin Jiyeon hindari. "Saya tidak seperti yang anda bayangkan tuan, saya mohon jangan jadikan saya wanita simpanan." Setiap tutur kalimat yang di ucapkan Jiyeon terasa sopan dan lembut. Tidak salah Oh Minhyuk mengajaknya pulang ke rumah

"Aku bukan pria yang seperti kau bayangkan nak."

"Lalu untuk apa anda membeli saya?"

"Karena ayahmu!"

"Aboji?"







TBC😘

𝐴𝑝𝑜𝑙𝑜𝑔𝑦 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang