S1 / 05 : Pernikahan

917 111 12
                                    



Park Jiyeon merapikan penampilan dirinya di depan cermin. Hari ini, dia akan memenuhi keinginan Oh Minhyuk dengan menikahi Sehun. Walau berat karena tidak ada seorang ayah di samping nya, Jiyeon harus tetap menjalani ini semua

Jiyeon rasa ini semua terlalu cepat baginya. Gadis itu belum lulus dari sekolah menengahnya, namun dia harus menikah sekarang juga. Jiyeon setuju karena Minhyuk berjanji akan membuat gadis itu pintar dengan home schooling

Dengan begini Jiyeon tidak perlu lagi pergi jauh jauh hanya untuk bersekolah. Toh, dirinya akan mendapat home schooling dari ayah mertuanya sendiri. Dan Jiyeon tidak perlu tidak perlu lagi menanggung beban seorang diri karena Oh Minhyuk akan selalu mematuhi keinginan nya

Seperti itulah kehidupan. Jiyeon merasa bersyukur dirinya di terima dalam keluarga kaya. Namun, di saat yang bersamaan dia harus kehilangan sosok ayah dalam hidupnya yang sangat berarti baginya. Jiyeon berjanji tidak akan menyia-nyiakan semua ini

Dia akan berusaha menjadi yang terbaik walaupun itu terdengar sulit. "Nona muda, ayo semua sudah menunggu."

Jiyeon dengan perlahan membuka pintu. Gaun pengantin membuat nya sudah berjalan, namun Jisoo terlihat membantu nya

Jisoo mengantarkan Jiyeon hingga ke bawah. Menghadap semua orang yang akan menjadi saksi pernikahan nya saat ini bersama Oh Sehun. Namun, Sehun masih belum terlihat hingga kini, dari itu Jisoo memilih mendatangi lelaki itu di kamarnya

Ceklek

Jisoo lihat Sehun sedang termenung dengan foto seorang gadis di genggaman nya. Jisoo menghela nafas. "Sudah cukup kau memikirkan dia Tuan muda."

Sehun sedikit menoleh pada Jisoo yang berdiri di samping tempat tidurnya. "Harus sampai kapan kau menderita hanya karena gadis gila itu?"

"Diamlah, jangan menghina nya. Dia itu--"

"Aku tau, tapi dia tidak pantas dengan mu tuan muda, kau berhak bahagia. Dan lebih baik, kau lupakan dia." Tersirat rasa sakit dari tatapan Jisoo. Tidak ikhlas jika dia harus menyuruh Sehun bahagia ketika dirinya sendiri tidak bahagia. Namun Sehun berhak bahagia, tidak seharusnya lelaki itu terus memikirkan gadis yang sama sekali bahkan tidak mengharapkan nya

"Itu berat Jisoo, aku sangat mencintainya. Aku tidak mampu hanya untuk sekedar melupakan nya." Sehun memalingkan wajahnya ke sembarang arah

"Tapi tuan muda, dia bahkan tidak pernah membuka mata sampai sekarang. Dia sudah mengkhianati mu, mungkin ini adalah hukuman untuknya." Lelehan air mata tiba tiba saja terjatuh dari pelupuk mata Oh Sehun, hanya di hadapan Jisoo saja lelaki yang terlihat dingin itu bisa lemah

"Lupakan dia, Jiyeon adalah pilihan yang terbaik. Aku yakin Jiyeon lebih baik dari dia." Jisoo mengulurkan tangannya membantu Sehun berdiri. Lelaki itu mengusap air matanya sebelum pada akhirnya meletakkan kembali foto di tangannya dan menuruni tangga

"Ayo." Sehun menerima uluran tangan Jisoo, hanya gadis itu yang dapat di percaya olehnya

Sehun tersenyum pada orang orang yang ayahnya undang untuk acara pernikahan nya. Tidak terlalu banyak, dan Sehun bersyukur untuk itu. Sehun terlihat mencari cari sesuatu setelah melepaskan tautan tangannya bersama Jisoo

Sehun menemukan Park Jiyeon dalam tatapan nya. Gadis itu terlihat sangat manis dengan gaun pengantin yang di pilihkan sendiri oleh dirinya karena paksaan sang ayah. Namun, Sehun segera menepis pikiran gilanya tentang Jiyeon

"Sehun Ssi." Tiba tiba saja seorang gadis menghampiri Sehun. Agak bosan, dengan segera Sehun menghindar dari sekertaris yang selalu mengejarnya ini

Namun Nayeon tetap saja mengejar Oh Sehun dan tidak membiarkan lelaki itu lepas. "Sehun Ssi, kau tau dadaku sakit saat kau memutuskan untuk menikah dengan gadis lain." Sehun mulai memutar malas bola matanya

"Sudah berapa kali aku bilang padamu, jika aku tidak suka kau." Ucap Sehun datar

"Berarti kau suka pada gadis pilihan tuan oh begitu?" Sehun lantas menggeleng. Namun, sadar dirinya salah Sehun langsung saja mengangguk. "Tentu saja aku suka, jika tidak mana mungkin aku nikahi."

Tanpa keduanya sadari Park Jiyeon mendengar segalanya. Membuat harapan gadis itu semakin tinggi saja. Mungkin benar, Sehun menikahinya karena suka padanya



Skip



Seminggu kemudian seperti biasa Jiyeon mulai membantu Jisoo dan ibu dari gadis itu memasak. Tidak tau dari kapan, hobinya lebih tinggi dalam bidang memasak saat ini setelah beberapa hari yang lalu Kim Mina ibu dari Jisoo mengajarinya memasak

"Nona muda, lebih baik anda istirahat dulu, biar saya dengan Jisoo saja yang melakukan ini semua."

Jiyeon menggelangkan kepala. Dia tidak mau jika harus meninggalkan kegiatan yang memang menjadi hobi nya dari seminggu yang lalu. "Tidak ahjuma, aku tidak lelah. Aku mohon biarkan aku saja."

"Biarkan saja eomma." Entah dari kapan, Jisoo seperti sudah bisa menerima Jiyeon apa adanya. Gadis itu tidak lagi melayangkan tatapan dan senyuman tidak bersahabat nya pada Jiyeon. Terbukti, bahwa Jisoo sudah berubah tulus padanya

"Gomawo Jisoo." Melihat senyuman Jiyeon membuat Jisoo juga tersenyum. Mungkin seperti inilah rasanya mempunyai seorang saudara

Sore kian berganti malam. Menyambut datang nya Oh Sehun dari pekerjaan kantornya bersama sang ayah. Mereka berdua terlihat lelah. Jiyeon lantas memberikan keduanya minuman dingin yang bisa menghilangkan rasa lelah mereka

"Minumlah appa." Minhyuk tersenyum tulus dan pada akhirnya mengambil satu gelas minuman dingin di tangan Jiyeon

Lalu Jiyeon beralih ke arah Sehun. Tatapan lelaki itu seperti biasa, datar dan kosong. "Minumlah." Sehun mengambil segelas air dingin dari tangan Jiyeon dan meminumnya perlahan

Setelah seteguk minuman itu berhasil masuk ke rongga mulut Sehun lelaki itu terdiam. "Ini rasa apa?"

Jiyeon menoleh pada Sehun. "Rasa milk tea, kau tidak suka? Aku bisa membuat kan yang lain." Sehun langsung menggeleng saat Jiyeon hendak mengambil minuman dingin tersebut dari tangan Sehun

"Ini enak." Mendengar pujian dari Sehun, lantas ingin sekali Jiyeon berteriak. Gadis itu melayang tinggi karena pujian sederhana Sehun, tanpa sadar Sehun telah membuat dunia Jiyeon runtuh seketika. "Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya."

Jiyeon tersenyum. Bahkan Minhyuk, yang melihat keduanya juga ikut tersenyum. Sangat berharap jika Sehun dan Jiyeon saling mencintai sebelum dirinya di renggut oleh tuhan

Hari demi hari kian berganti. Jam demi jam terus berjalan. Pagi itu Park Jiyeon melihat Jisoo mengenakan seragam sekolah. Ini sudah beberapa hari sejak dirinya home schooling, namun Jiyeon merasa tidak nyaman dengan semua ini. Jiyeon rasa dia semakin akan tertutup dengan dunia luar. Merasa terkurung, dalam penjara

Tidak bisa di pungkiri jika Jiyeon ingin seperti Jisoo. Bebas berteman dengan siapapun tanpa adanya hambatan. Tapi, Jiyeon tidak ingin mengecewakan Oh Minhyuk. Dia akan selalu menjadi yang terbaik untuk pria itu

"Jiyeon, kau kenapa?" Jiyeon lantas menoleh dan mendapati Minhyuk berdiri di sampingnya. Jiyeon menampilkan senyum miris nya. Yang bahkan tertutupi dengan senyum manisnya

"Aniya appa, aku hanya lelah saja." Setelah itu Jiyeon memasuki kamarnya bersama Sehun. Bukan lebih tepatnya hanya kamar Sehun saja

Mengingat dirinya tidak pernah tidur seranjang dengan Sehun karena Sehun menolaknya pada malam itu

"Kau tidur di ranjang ku, tapi jangan berharap aku akan tidur dengan mu."

Perkataan Sehun yang masih terngiang hingga sekarang justru semakin membuat Jiyeon sedih. Haruskah nasib nya berakhir seperti ini? Ataukah nanti Jiyeon akan mendapatkan jalan terang?









TBC😘

𝐴𝑝𝑜𝑙𝑜𝑔𝑦 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang