Let's hum together
Let's share earphones
On the sketchbook of my brain, I draw you out every day
(What am I saying?)
Anyway, I just like youJeon Wonwoo
•
•
Semua tahu, tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang dapat berjalan mudah. Selain kemungkinan adanya perasaan lain yang menyusahkan, dicemburui pasangan teman juga merupakan suatu risiko yang wajar. Namun, semua itu tidak akan lebih sulit, jika sahabatmu bukan Jeon Wonwoo.
Iya, Jeon Wonwoo yang itu maksudku. Wonwoo yang ketampanannya dikenali seluruh penghuni fakultas, diakui para dosen hingga dekan, dan tentunya dikagumi sebagian besar mahasiswa putri dari tingkat pertama hingga yang hampir alumni. Aku sungguh tidak melebih-lebihkan.
Beruntungnya dia bukan tipe mahasiswa populer yang sadar dirinya tampan. Wonwoo tetap Jeon Wonwoo yang cuek dan santai. Jeon Wonwoo yang sama, yang sudah kukenal sejak sekolah menengah dan tetap kusukai hingga sekarang.
Ya, aku menyukai Jeon Wonwoo, sahabatku.
"Aku tidak suka lagu ini, next!" ujarnya datar, tanpa nada memerintah tapi cukup membuatku kesal. Dia sedang serius menyelesaikan tugas sketsa yang lupa dikerjakannya dan oh my ... sumpah demi apa pun, wajah seriusnya benar-benar bukan bercandaan. Bagaimana aku tidak makin suka Wonwoo, jika hampir setiap hari aku selalu bersama dengannya seperti ini. Hanya dengan melihatnya sebentar saja aku bisa memikirkannya seharian, bahkan semalaman.
Aku membuka aplikasi pemutar musik dan memilih lagu dari penyanyi favorit Wonwoo. Musik yang familiar terdengar dari sambungan earphone di telinga kananku, sedang sambungan yang lain terpasang di telinga kirinya. Aku meliriknya dari sudut mataku, dapat kupastikan dia menikmatinya. Aku pun juga. Perasaan bahagia apa ini? Sialan.
Memangnya kenapa sih kalau suka teman sendiri? Pasti ada pertanyaan seperti ini. Jawabannya beragam sekali, bahkan bisa saja ditulis sebagai essay empat halaman folio. Namun, jawaban yang paling pasti adalah aku tidak mau pertemananku dengan Wonwoo berubah situasi hanya karena aku punya sedikit perasaan padanya. Aku tidak mau kehilangan momen momen sederhana yang membahagiakan seperti sekarang ini. Ditambah lagi, huft! Aku tidak ingin menambah musuh. Lihat, sekarang saja sudah banyak yang menatap sinis kepadaku.
"Heh, Jeon Wonwoo. Arah jam 2, pacarmu sepertinya sudah siap mencakarku," bisikku kesal.
Wonwoo mengangkat pandangan pada arah yang kumaksud. Hanya sekilas, lalu menoleh padaku. "Aku tidak pacaran dengannya, jangan membuat gosip," ujarnya. Ditambah dengan ketukan kecil drawing pennya di kepalaku. Astaga, apa yang harus kulakukan pada mahkluk ini?
Aku memejamkan mata gemas. Bukan hanya gemas karena diperlakukan seperti anak kecil, tapi gemas karena debaran jantungku menjadi berantakan hanya karena hal seperti itu. Baiklah, baik aku harus tetap tenang. "Masalahnya kau sendiri yang mengundang gosip karena terlalu dekat denganku. Fans-fansmu itu jadi menyerangku!"
"Mana ada yang seperti itu." Dia menjawab sambil kembali fokus pada sketsanya. "Kalau memang benar. Justru kau harus tetap dekat denganku. Mereka tidak akan menyerangmu jika ada aku."
God! "Memangnya begitu?"
"Tidak tahu juga sih, kan kau yang tahu."
Heung ... menyebalkan.
Tidak berapa lama Wonwoo melepas earphonenya dan menutup sketchbook. Sepertinya tugasnya sudah selesai dan tugasku menemaninya juga segera selesai. Wonwoo menoleh padaku seperti hendak berpamitan sebelum akhirnya teringat sesuatu dan kembali membuka sketchbooknya. Kulihat dia menyobek satu halaman yang berisi gambar dan menyerahkannya padaku.
"Aku bosan tidak melakukan apa-apa semalam," ujarnya saat aku menerima lembar sketsa tersebut. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. Gambar yang dibuatnya sangat bagus, hingga aku bisa mengenali siapa yang tengah digambarnya di sana. Ini aku, tepatnya ini sketsa fotoku yang kuposting di instagram dua hari lalu. Sangking senangnya bisa kuperkirakan sekarang aku terlihat seperti orang bodoh. Apa Wonwoo juga sama sepertiku? Tidak tidur memikirkannya semalaman? Astaga kenapa akujadi memikirkan hal yang bukan-bukan! Jeon Wonwoo ini semua karenamu!
"Ini bagus! Terima kasih!" ucapku tulus, sedikit mendongak karena lelaki jangkung itu sudah berdiri bersiap pergi.
"Kau sedang cantik di foto itu. Aku masuk kelas ya. Hati-hati dengan mereka." Wonwoo sedikit melirik para gadis di belakangnya. "Jangan sampe diserang dan jadi jelek lagi!"
Senyumku otomatis berganti jadi tatapan datar. Astaga! Apa yang harus kulakukan pada anak itu!
•
•What do I do with you?
I look at you but I think of you even more
If this was all really a dream
What do I do?What do I do with you?
What do I do because of you?
Every day, every day, every day
I like you so much, what do I do?-090120
KAMU SEDANG MEMBACA
Spotifict✓
Nouvelles"Why do you always listen to music so loud?" "To silence the loud thoughts inside me."