Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cho Seungyeon
•
• Kapan kali pertama kau menyadari jika hidup begitu melelahkan? Banyak harapan yang tak berjalan sesuai kenyataan. Banyak kepercayaan yang dirusak oleh keadaan. Banyak pengkhianatan yang mulai terungkap dan kebenaran-kebenaran yang berakhir menyakitkan. Kapan kali pertama kau berpikir hidup terlalu kejam hingga kau memiliki pemikiran untuk berhenti? Jika yang kautanya itu aku, aku akan menjawab, "Saat ini."
"Jangan," ujar Seungyeon lembut. Tangannya masih bergerak pelan membelai kepalaku. Mengundangku untuk merapatkan diri padanya. Menghirup wangi parfumnya yang selalu menjadi favorit bagiku. "Jangan melukai diri sendiri hanya untuk alasan tertentu."
"I can't stand another day," bisikku yang sudah pasti bisa didengarnya. " I don't have any reason to stay."
"Suicide is not the answer." Dia sudah mengatakan itu berulang kali. Aku mengulangnya dalam hati sesekali. Meski banyak penyangkalan yang masuk akal bagi pemikiranku untuk tidak melakukan. Namun selalu ada alasan yang membuatku merasa ingin.
"It is sometimes," bantahku. Sebuah jitakan pelan dia hadiahkan sebagai balasan. Tidak sakit, tapi cukup membuatku sebal. "If someone said 'what is it called when you kill yourself?' what is the answer?"
"Bad jokes ever," ledeknya. Aku tertawa pelan dan memilih tidak menjawab. Menikmati kenyamanan yang tercipta. Menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan.
"Its okay. Tidak ada hidup tanpa masalah. Yang harus kauingat hanya ... kautidak pernah sendirian. Kautahu kan aku akan selalu bersamamu?" suaranya begitu lembut, tanpa sadar aku menangis karenanya.
Aku masih tidak menjawab, memilih memejamkan mata.
"Malam ini, ayo tidur. Besok semuanya akan lebih baik," tutupnya disertai pelukan hangat. Air mataku menetes tanpa dapat kukontrol lagi. ini terlalu menyedihkan. Entah kehidupan atau kenyataan bahwa aku selalu saja berakhir sendirian.
"Seungyeon, kaujanji selalu menemaniku 'kan?" bisikku entah pada siapa. Dalam bayangku, Seungyeon yang samar tersenyum menenangkan.
Aku tahu, dia pasti akan selalu ada di sini. Selalu.