Everyday, you feel a little bit further away
And I don't know what to say
Melepaskan yang lain aku bisa, tapi denganmu ... bukankah kita menyimpan banyak tawa di sudut-sudut kota?
***
Setelah perdebatan terakhir kita, sejujurnya hidup berjalan dengan sebagaimana mestinya. Baik-baik saja. Kau juga setuju bukan? Alunan melodi lagu-lagu cinta tidak berganti jadi sendu. Warna-warni lampu kota juga tak serta-merta berubah kelabu. Tawa dan canda tetap terasa. Hanya satu mungkin yang aku minta, jangan bepergian ke mana-mana.
Jangan ke kampus. Kita sudah bukan lagi mahasiswa. Di ujung lorongnya mungkin dapat kautemukan bayangan diriku yang bersemangat menemuimu untuk mengajak pulang bersama. Jika tidak, di balik pintu utama bangunan fakultasmu yang sibuk, muda-mudi berlalu lalang. Mengabaikan kita yang diam duduk, saling berbagi earphone, mendengarkan Vierra hingga mengantuk.
Jangan mendaki gunung mana pun. Bukankah kau lebih suka pantai dan takut ketinggian? Setiap tanjakan dan hutan pinus yang menjulang. Hamparan perbukitan dan batu-batuan yang terjal. Kebun teh, jalan makadam, kehabisan air dan kehausan. Cukup untuk membuatmu ingat, pengalaman pertama yang mungkin akan menjadi satu-satunya untuk selamanya.
Bagaimana dengan kebun binatang? Kali terakhir kita ke sana begitu menyenangkan. Kandang komodo, sepasang jerapah, kambing gunung dan sepeda air. Aliran sungai buatannya berisikan bulus yang bisa tiba-tiba muncul dan membuatmu terkejut. Jangan kaukunjungi lagi, tanpaku. Tidak akan ada yang begitu semangat memaksamu mencoba wahana permainannya, meski berulang kali sudah bersikeras kautolak.
Jika ke Pantai, jangan arah utara. Kau lebih suka panorama samudra biru yang memantulkan warna cakrawala dengan sempurna. Sayangnya kala itu, kita temui hamparan pasir hangat disanding bentang lautan yang tampak keruh. Hujan semalam menggulung daratan dan menoreh warna cokelat di perairan. Tak begitu indah untuk diabadikan, meski bukan itu saja alasan mengapa potretnya tidak boleh sampai tersebarluaskan.
Kita menyimpan lebih banyak kenangan dibanding hal yang bisa dituliskan. Kita mengunjungi banyak tempat bersama; taman kota, pasar malam, restoran ramen, toko alat lukis, bioskop hingga pameran, bahkan jembatan penyeberangan. Jujur saja, melewatinya tanpa sengaja, tidakkah sebersit memori tiba-tiba datang menyapa?
Jika tidak, jujur tak apa. Orang-orang mudah melupa dan kata-kata tidak menyusun dirinya sendiri.
Are we wasting time
Talking on a broken line?
Telling you I haven't seen your face in ages
I feel like we're as close as strangers
KAMU SEDANG MEMBACA
Spotifict✓
Historia Corta"Why do you always listen to music so loud?" "To silence the loud thoughts inside me."