Brian berhutang banyak pada Saka. Pasalnya entah angin apa tiba-tiba Pak Faizal alias sang dosen pembimbing dua nya itu, mendatanginya dan bersedia memberi acc pada Brian untuk maju sidang akhir.
Tentu saja Brian kaget mengingat ia belum berbicara lagi dengan dosen itu selepas pertengkaran mereka beberapa waktu yang lalu.
"Saya cuma gak mau kena karma seperti yang Saka bilang. Anak saya tahun ini akan mulai kuliah. Pokoknya kita berdamai saja. Saya sudah memaafkan kamu dan sekarang kamu juga maafkan saya ya, Brian." kata pak Faizal.
Tangannya terulur dengan raut tulus. Di detik itu Brian langsung menyambut itikad baik beliau tanpa tunggu lama. Brian masih merasa seperti mimpi masalahnya bisa selesai sebaik ini.
Setelah kabar menggembirakan itu tentu saja Brian segera menemui Saka. Kalau tidak ingat mereka sama-sama lelaki, Brian rasanya pengen nyium Saka sampai lemes saking senengnya.
Tapi yang terjadi pas ketemuan, keduanya cuma saling tos-tosan. Saka bilang dia juga berhutang banyak pada Brian selama ini karena berkat Brian, Saka berhasil melunaskan utang ayahnya. Brian memberi banyak informasi tentang kerja part time dan juga event-event busking yang kadang kerap mereka lakukan berdua saja tanpa member Enam Hari yang lain.
Intinya, persahabatan Saka dan Brian memang sudah seerat itu. Bahkan Enam Hari pun terbentuk karena mereka. Diawali dengan Saka yang hobi main gitar dan Brian yang hobi nulis lagu.
Kembali di masa sekarang. Saat ini Brian lagi di'bantai' didalam ruang sidang. Sejauh ini keadaan berjalan lancar. Brian mampu menjawab setiap pertanyaan penguji dengan cukup baik.
Dan pak Faizal pun berubah menjadi pembimbing sebenarnya kali ini. Ia membantu Brian saat beberapa pertanyaan sulit diajukan penguji. Brian benar-benar bersyukur karena itu.
"Bagaimana Pak Galih apakah masih ada pertanyaan?" tanya Pak Aulia selaku Ketua Sidang.
Pak Galih menggeleng, "Saya rasa sudah cukup. Jawaban yang diberikan sudah sangat jelas dan rinci."
"Baik. Kalau begitu sesi tanya-jawab sudah selesai ya. Tadi ada beberapa perbaikan dari penguji bisa tolong diperbaiki setelah ini. Sekarang, mohon keluar sebentar selagi kami berdiskusi tentang layak tidaknya kamu untuk lulus." tutup Ketua Sidang.
Brian mengangguk lalu keluar dari ruangan. Ini bagian yang paling mendebarkan. Saka, Jaerand, Wira dan Dimas yang menunggu diluar langsung mengerubungi Brian begitu melihatnya.
Mereka tidak menanyakan apapun karena Brian tampak sangat gugup. Kelima lelaki itu hanya saling menatap seolah berbagi rasa cemas yang sama.
"Saudara Brian Oktaviandra, silakan masuk kembali."
"Goodluck, Bri!" koor keempat rekannya tanpa suara. Tangan mereka terkepal sebagai tanda memberi semangat.
Brian kembali memasuki ruangan. Ia berdiri di depan kelima dosen itu. Suasana cukup menegangkan.
"Jadi, sudah siap mendengar hasilnya?" tanya pak ketua sidang.
"Siap, Pak."
"Brian, apa kamu yakin bahwa kamu memang layak untuk lulus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] SKRIPSHIT
FanfictionKisah kelima mahasiswa tingkat akhir yang berjuang mendapatkan gelar sarjana di tengah konflik kehidupan dan percintaan. written on: Jan 3, 2020 - Mar 15, 2020. © Roxyrough