Enam Hari baru saja menyelesaikan busking-nya dengan epic hari itu. Selepas Saka—sang leader—memberi kalimat penutup dan terimakasih kepada HariKu yang hadir, para member langsung berkumpul di studio untuk beristirahat dan mengumpulkan energi lagi.
Namun ada yang berbeda. Kali ini jumlah manusia di studio tak hanya lima orang saja, melainkan tujuh orang.
"Ini yang muda gak ada sopannya ye, bawa-bawa pacar ampe dimari. Tenggang rasa napa tenggang rasa!" sindir Jaerand penuh sangsi.
Memang dari tadi Jaerand udah gemes mau sambat tapi ditahannya.
"Bukan pacar, Bang." klarifikasi Dimas cepat. "Eh kenalan dah, namanya Nayla."
"Hai Nayla. Gue tau nih kenapa lo mau pacaran sama Dimas. Tempo lagu aja bisa dijaga apalagi kamu." kata Brian puitis.
"Bukan bukan. Karena Dimas udah mengetuk hati Nayla. Tuk tak tuktak—" sambung Saka.
"I don't even know how I can talk to you now~" senandung Jaerand yang serta merta langsung dihentikan korban.
"NGACO! Kita cuma temen bang!"
"Udah woy kasian tuh telinganya Dimas udah kayak kepiting rebus," kekeh Wira.
Member yang lain ngakak. Sementara Nayla cuma tersenyum kikuk.
Ceritanya Nayla sama Dimas baru selesai revisian saat Dimas tiba-tiba ingat kalau dia punya janji busking hari ini. Kebetulan Nayla nebeng sama Dimas, jadi mau tak mau ya dia harus ikut kegiatan Dimas. Nayla sih seneng-seneng aja, tapi dia masih rada canggung sama member Enam Hari yang lain.
Tambah canggung lagi begitu keempat lelaki itu mulai mengolok-oloknya sebagai 'pacar' Dimas. Aduh.
"Cimi timin bing," ulang Jaerand dengan muka meme, "Alah. Gua sama Wendy juga temen dulu sebelum jadi pacar."
"Tapi kok gue temenan lama sama Ghina gak jadian jadian ya?" gumam Brian.
"Lo gak nembak dia ya mana bisa jadian kambeng" Jaerand ngegas.
Sementara Brian ketawa doang. Tadi Ghina udah datang dan nontonin busking mereka tapi gadis itu pulang duluan karena ada urusan. Kata Brian sih resiko asisten dosen, sibuk mulu.
Sama dengan Brian, Saka cuma bisa mengulum bibir mendengar ucapan Jaerand barusan. Karena dia juga berada di situasi yang sama.
"Tadi kayaknya gue liat si Anin dah." sengol Brian yang menyadari perubahan ekspresi Saka.
"Oh iya gue juga liat." balas Saka.
"Kok gak kesini, Bang? Biasanya dia kan paling semangat ikutan ngumpul gini" celetuk Wira.
Saka cuma mengangkat bahunya. Chat Saka semenit yang lalu masih belum dibalas Anin. Untuk alasan tertentu Saka sempat merasa tak tenang.
"Heh lo." panggil Jaerand dengan dagunya ke arah Wira, "Cewek disebelah cakep tuh. Kaga niat mau ngenalin?"
Wira menoleh ke sampingnya sekilas sebelum memandang Jaerand kembali, "Ohh ini Jihan."
"Halo!" sapa gadis itu dengan senyum ceria.
Keempat member auto khilaf.
"Cantik banget buset" komentar Brian.
Jaerand gak kalah terpesonanya, "Liat kakinya napak gak, Bri? Malaikat nih janjangan?"
Saka dan Dimas juga terpana walau gak senorak Jaerand Brian.
"Kalem woy. Tunangan gue nih." tutup Wira yang sontak saja membuat suasana heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] SKRIPSHIT
FanfictionKisah kelima mahasiswa tingkat akhir yang berjuang mendapatkan gelar sarjana di tengah konflik kehidupan dan percintaan. written on: Jan 3, 2020 - Mar 15, 2020. © Roxyrough