Malam itu jam 8 Jaehyun baru melangkahkan kakinya ke Parkiran untuk pulang dan besok akan masuk lagi jam 7 pagi. Rasanya Pusing banget. Tadi bukannya ikut makan, Jaehyun malah minum kopi dan Maksa buat membantu yang lain atau mengerjakan apapun untuk melupakan hal yang Bambam beritahu tadi pagi.
Jaehyun Terdiam ditempat tatkala Indra yang dia gunakan untuk melihat menangkap sosok hancurnya konsentrasi Jaehyun hari ini.
Perempuan itu mengunakan Pakaian casual biasa. Tampaknya sudah selesai bekerja. Sedang berlari ke arah mobil mewah yang terparkir agak Jauh. Tapi masih dijangkau jarak pandang oleh Jaehyun. Disambut hangat oleh seseorang laki laki yang membentangkan tangan nya lebar lebar buat Namjoo. Ya itu Namjoo.
Mata Jaehyun masih bisa menangkap dengan jelas. Mobil itu mobil mewah. Jauh lebih mewah dari mobil Namjoo sendiri. Berpakaian Biasa tapi masih terlihat tampan. Tinggi. Seperti laki laki dari kelangan kelas atas.
Ah apa Jaehyun mundur saja. Terlihat sekali Namjoo benar benar bahagia melihat siapa yang menjemput. Bahkan gesture laki laki itu terlihat teramat sangat dekat dengan Namjoo. Memeluk. Mengacak rambut. Membukakkan pintu mobil.
Gusti anu agung moal teing terus masihan kasedihan ka abdi, lamun abdi tiasa mikir positif, mesti engkena bakalan aya kabagjaan anu ngagantian cai mata anu geus kaluar. (Yang maha kuasa tidak mungkin terus memberikan kesedihan ke diri saya, kalau saya bisa berpikir positif, pasti nantinya akan ada kebahagiaan yang bisa menggantikan air mata yang telah keluar) kata Jaehyun dalam hati sambil ngelus ngelus dada dan lanjut berjalan ke parkiran motor nya.
—
"Bunda aa' teh galau?" Ujar Jaehyun pada Bundanya saat selesai mengerjakan Tugas.
"Kenapa a', aa' teh sendirian temen temen aa' pada kemana?" Nada Bunda jadi panik. Masalahnya baru kali ini anaknya ngeluh.
"Bukan temen temen bun. Nyatana jalmi anu salami ieu aa' perjuangkeun, parantos milih lalaki sejen." (Ternyata orang yang selama ini aa' perjuangkan. telah memilih lelaki lain) Jaehyun menghembuskan Nafas kasar.
Bunda yang mendengarkan anaknya bercerita tersenyum dibalik panggilan itu. "Aa' dengerin bunda Jadi pamuda ulah sok meok samemeh di pacok" (Jadi pemuda itu jangan menyerah sebelum bertarung).
"T—tapi bun, gak bisa sudah" Jaehyun masih tidak semangat.
"Emangnya itu orang teh pacarnya. Kamu mah gak tanya ke orang nya langsung ya?" Bunda Jaehyun bertanya lagi.
"Gak usah ditanya bun, Jaehyun sudah kalah" Kata Jaehyun sedih.
"Ya sudah, Mun geus johnamah moal kamana ieuh a'" (Kalau sudah jodoh tidak bakal lari kemana)