SUHO
"Dia ternyata ... cantik. Banget."
Jongdae menelengkan kepala. "Makanya dia jadi semakin bernilai?"
"Bukan, Bukan ... maksudku ...." Junmyeon kehilangan kata-kata, ia masih melangkah bolak-balik di depan sofa tempat Jongdae bersantai sambil tersenyum-senyum, mengawang-awang. "Bahkan tanpa itu pun, aku sudah mengaguminya sebagai penulis lagu. Aku hanya terkejut dia benar-benar ... bagaimana cara bilangnya? Gorgeous?"
Jongdae tersenyum, lalu mengedikkan dagu ke arah meja. "Jadi, kenapa tidak mengirim pesan itu sekarang juga?"
Junmyeon berhenti lalu menatap Jongdae. Jongdae mengangguk untuk meyakinkan, dan Junmyeon pun akhirnya mengambil ponselnya.
. . .
Junmyeon berteriak woohooow! yang keras seperti baru memenangkan sebuah permainan, membangunkan Jongdae yang sudah hampir terlelap.
"Dia bilang mau!"
"Oke ...." Jongdae membenarkan posisi berbaringnya di sofa. "Sekarang maukah kau membiarkanku tidur, Junmyeon-hyung?"
. . .
Juhyun setuju untuk bertemu di sebuah restoran yang direservasi khusus oleh Junmyeon. Dari awal Junmyeon sudah bilang bahwa ini tidak berkaitan dengan pekerjaan, dengan cepat Juhyun mengiyakan, membuat Junmyeon merasa seperti menang lotre.
Perempuan itu datang lima menit setelah ia menunggu. Cepat sekali untuk perkiraannya. Junmyeon menyambutnya dengan wajah penuh kebahagiaan.
"Hello. Thanks sudah mau datang."
Juhyun meletakkan tasnya di sisi samping bangku. "Tidak masalah." Dia memandang sekeliling sebentar. "Kau terbiasa makan di tempat ini?"
"Sebenarnya, ini milik keluargaku," Junmyeon berbisik, "pamanku. Jangan bilang-bilang, ya."
Wajah Juhyun tidak berubah, dia cuma mengangguk dan mengatakan oh tanpa suara. Dia menyambut buku menu dari pelayan, dan tidak buang-buang waktu untuk memilih. Seperti sudah punya preferensi pribadi yang mudah.
"Aku terkesan kau mau datang. Kupikir ...."
"Aku perempuan 'mahal'?" Juhyun membuat tanda kutip imajiner di udara. "Yang terkesan itu aku. Kau bisa tahu rahasia terbesarku sebagai penulis lirik."
Mata Junmyeon berkedip cepat. "Oh. Ya, itu. Sebenarnya aku mau membicarakan itu. Bagaimana bisa? Cuma itu pertanyaan yang ada di kepalaku."
"Aku juga ingin menanyakan hal yang sama."
Junmyeon tertawa kecil. "Kita akan impas."
Juhyun mengangkat bahu. "Agak sulit menggambarkannya bagi orang yang tidak mengalaminya ... tapi semuanya berawal dari kebun apel, bunga, dan sebagian ... mimpi."
Junmyeon mengangguk-angguk. "Muse bisa muncul dari mana saja."
"Aku punya banyak tumpukan lirik dalam satu buku. Sesekali aku mengganti beberapa bagian secara acak, atau menambahkannya ... menyisipkan ke dalam lirik-lirik lagu tertentu, menyesuaikan beberapa hal ... jika seseorang bekerja di industri ini, dia akan tahu bagaimana cara itu bekerja."
Junmyeon mengangguk-angguk. "Tetap saja kedengarannya magis, Irene-sshi."
"—Juhyun."
"Ah, baiklah." Junmyeon tidak berhenti tersenyum. Rasanya ia ingin sekali bilang terima kasih, tetapi akan terdengar terlalu membingungkan.
"Kau memang terlahir untuk menulis lagu, Juhyun-sshi. Luar biasa sekali. Aku senang bisa bekerja denganmu."
Juhyun terdiam, matanya tak berkedip. Perubahan itu membuat Junmyeon agak bingung.
"Sori ... aku salah bicara, ya?"
"Bukan." Juhyun menggeleng. "Cuma ... segelintir orang yang akhirnya bertemu secara langsung denganku biasanya akan bilang, 'kenapa kau cuma menulis lagu? Bintangi CF, drama, jadi model, wajahmu pas sekali'. Begitu."
Junmyeon menghela napas. "Orang-orang memang suka hanya menilai dari wajah. Kau, Juhyun-sshi, lebih dari itu. Kau penulis yang luar biasa. Bisakah ... kita bekerja sama lebih sering lagi? Atau—atau lebih sering makan seperti ini? Aku juga punya teman yang pintar memasak. Apartemenku dapurnya luas dan jarang terpakai—atau kau hobi makanan manis di kafe?"
Sesaat kemudian, Junmyeon baru sadar ia terlalu banyak bicara. Juhyun cuma manggut-manggut pasrah. Lelaki itu terdiam, menyadari kepribadiannya yang langsung tumpah keluar dan dia tidak sama sekali bertingkah seperti seorang Suho yang dikenal publik.
Juhyun pasti akan kaget. Dan berpikir berbeda, pikirnya dalam hati.
Kemudian, Juhyun bilang, "Boleh. Aku mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
secret garden
FanfictionJunmyeon, dengan nama panggung Suho, terlihat telah menggapai semua harapan-harapan masa mudanya: karir solois yang mapan, kemampuan bermusik yang mumpuni dan sangat dinikmatinya. Namun ia masih punya mimpi: seorang penulis lagu yang berada di luar...