👑{CHAPTER 13}👑

2.9K 180 10
                                    

Happy Reading ♥

👑

Keesokannya satu sekolah heboh dengan berita Adelia terus terluka semenjak dekat dengan Lio.

Dan berita itu disebarkan oleh Adelia sendiri. Ia mengatakan pada yang lainnya kalau Lio itu pembawa sial, selalu ada saja yang membuatnya terluka selama dekat dengan Lio.

Bukan hanya berita itu saja yang heboh, ada siswa yang bernama Rendy mengirim vidio di grup angkatan kalau ia lelah di bully oleh Lio di luar sekolah, ia menampilkan beberapa luka yang ia dapat, ia juga menyebutkan saksi yang melihat ia dibully oleh Lio.

"Ini semua karena Lio, dasar iblis!" ucapnya di vidio itu.

Seseorang tersenyum saat melihat vidio itu. "Rencana gue gak pernah gagal ya, Tuhan selalu ngedukung gue," gumamnya.

Karena dua berita itupun Lio semakin dijauhi oleh yang lainnya karena mereka takut kena sial dan takut kena bully.

Lio melangkah di koridor menuju ke kelasnya, ada beberapa bisikan yang bisa ia dengar tentangnya.

"Gak malu apa? Udah pembawa sial, tukang bully lagi."

"Aduh... Jauh-jauh deh pembawa sial kaya lo dari gue."

Lio yang mendengar itu hanya bisa bersabar, salah satu berita itu memang benar kalau ia pembawa sial, ia telah membuat Adelia terluka.

Tapi berita tentang bully itu tidak benar, ia bahkan tidak pernah melihat orang yang bernama Rendy itu di sekolah, jadi bagaimana ia bisa membullynya?

Lio selalu bertanya-tanya siapa sebenarnya dalang di balik semua ini, sepertinya seseorang itu sangat membencinya.

Setiap 3 bulan selalu ada orang yang mengirim vidio di grup angkatan mengatakan kalau ia telah dibully Lio.

Pernah beberapa kali ia menemui orang-orang yang mengirim vidio itu tapi orang-orang itu malah kabur dan pernah ada satu orang yang sampai ia pukul habis-habisan tetap saja tidak mau mengaku siapa dalang di balik semua ini.

"Lio, gue gak ngerti deh sama Adelia, kok dia bisa gitu sih, dia kan deket banget sama lo," ujar Julian yang sekarang ada di samping Lio.

Lio berhenti sejenak lalu tersenyum miring ke arah Julian. "Bisa dong, kaya lo yang bisa ngomongin gue di belakang," balasnya. Julian langsung bungkam begitu saja.

Lio tidak sengaja berpapasan dengan Adelia, tampak sekali kalau Adelia ingin menghindarinya.

"Ayo buruan Ris, gue gak mau kena sial!" ucap Adelia sedikit berteriak karena Iris berada jauh di belakangnya, Adelia menatap sinis ke arah Lio.

"Lio! Lio! Lio!" teriak seorang gadis yang berada di belakang Lio.

Lio menoleh ke belakang, ia langsung tersenyum lebar saat melihat gadis itu berlari ke arahnya.

Lio merentangkan tangannya lalu memeluk gadis itu erat, ia juga sedikit mengangkat gadis itu karena terlalu bersemangat. "Gue kangen banget sama lo  Clarissa," ucapnya pelan.

Adelia membisikkan sesuatu pada Lio lalu Lio langsung tersadar dan melepaskan pelukannya pada Clarissa. "Pembawa sial, nanti dia juga ikut kena sial loh," bisik Adelia, setelah berkata seperti itu Adelia langsung pergi bersama Iris.

Clarissa tersenyum lebar memandangi wajah Lio, wajah yang sudah lama ia tak lihat secara langsung, hanya melihatnya lewat vidio call dan foto, tapi sekarang Lio tepat berada di depannya.

"Lo ngapain di sini Sa?" tanya Lio.

"Besok gue mau sekolah di sini, sekarang mau lihat-lihat sekolahnya aja sekaligus mau ketemu lo. Mama bilang dia mau kerja di Indonesia aja biar deket sama saudara-saudaranya yang lain," jelas Clarissa.

"Oh, gue mau ke kelas," ujar Lio, ia berniat melangkah pergi tapi Clarissa menggenggam tangannya.

"Kalau gitu gue ikut ke kelas lo, gue kangen banget tahu sama lo! Pokoknya gue ikut kemanapun lo pergi," ucap Clarissa.

Lio melepaskan genggaman tangan Clarissa dari tangannya. "Gak bisa, nanti lo ganggu," cetus Lio.

Clarissa tampak terkejut mendengar ucapan Lio, Clarissa bertanya-tanya kenapa tiba-tiba Lio berkata seperti itu? Padahal baru saja beberapa menit yang lalu Lio memeluknya dengan erat.

"Kok lo gitu? Gue ada salah sama lo? Apa lo ngerasa canggung karena kita lama gak ketemu? Tadi lo meluk gue loh, kenapa tiba-tiba lo ngomong kalau gue ganggu?" oceh Clarissa tidak terima dengan ucapan Lio tadi.

Lio menatap sinis ke arah Clarissa. "Itu tadi refleks doang, lo cerewet, ganggu, jauh-jauh dari gue," balas Lio.

Clarissa tahu ada yang disembunyikan Lio, ia percaya ada alasan dibalik sikap Lio yang seperti itu. "Ya udah deh gue mau  keliling sekolah aja, dah Lio," sebelum pergi Clarissa melambaikan tangannya ke arah Lio.

Lio hanya bisa menatapi punggung Clarissa yang semakin menjauh. "Maafin gue Sa, gue gak mau lo terluka," gumam Lio.

Saat mengelilingi sekolah Clarissa mendengar percakapan seorang siswa yang membuatnya terganggu karena menyebut nama Lio.

"Parah banget gak sih anak kepala sekolah si Lio itu, dia udah buat Adelia terluka gara-gara deket sama dia, terus dia juga bully Rendy sampe banyak luka lebam gitu di tubuhnya, brengsek banget kan dia," ucap siswa itu kepada siswa yang lain.

Clarissa tertawa mendengar itu, sungguh kebohongan yang konyol. "Maksud lo apa ya ngomong Lio ngelukain Adelia terus bully Rendy? Jelasin sama gue," ucap Clarissa pada siswa itu.

Siswa itu menatap Clarissa dari atas sampai bawah, siswa itu berfikir kalau sepertinya Clarissa bukan wanita baik-baik. Clarissa mewarnai rambutnya berwarna merah, ia juga memakai tindik di hidungnya.

Siswa itu menunjukkan vidio yang Rendy kirim di grup angkatan, Clarissa mengepalkan tangannya saat melihat vidio itu. "Bangsat," batinnya.

Clarissa tahu Lio tidak mungkin membully orang, ia sangat mengenal Lio, ia percaya pada Lio. Rendy pasti berbohong.

"Dimana kelas si Rendy? Tolong bawa gue ke sana sekarang," pinta Clarissa pada siswa itu.

Awalnya siswa itu menolak, tapi Clarissa menarik kerah seragamnya dan mengancam akan memukulinya jika tidak mau menunjukkan dimana kelas Rendy berada. 

Tanpa Clarissa sadari ada orang yang memantau gerak-geriknya dari jauh, orang itu menelepon Rendy. "Pergi dari sekolah sekarang atau lo bisa mati," ucap orang itu pada Rendy.

👑

Makasih udah mau mampir ♥

Next gak nih?

16 Juli 2022

AdelioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang