👑{CHAPTER 2}👑

4.9K 287 24
                                    

Happy Reading ❤

Maaf ya kalau banyak typo 😁❤

👑

Adelia terbangun dari tidurnya, ia melirik jam yang berada di nakasnya, jam menunjukkan pukul 6 pagi. Hari ini hari pertamanya sekolah di sekolah barunya.

Setelah mandi Adelia segera bersiap mengenakan seragam sekolah barunya, setelah sudah siap Adelia keluar dari kamarnya.

"Mama!" sapa Adelia.

Adelia berlari memeluk Mamanya dari belakang, Mamanya sedang memasak nasi goreng untuk sarapannya. "Papa mana Ma?" tanya Adelia.

"Papa belum bangun kayanya, bangunin sana," perintah Desti Mamanya Adelia.

"Del, tadi malem kamu pulang jam berapa? Mama sampe ketiduran nungguin kamu pulang, gak ada hal buruk yang terjadi kan?" tanya Desti.

Adelia menggeleng. "Gak kok, gak terjadi apa-apa, Mama tenang aja. Adelia mau bangunin Papa dulu ya," Adelia melangkah ke arah kamar Mama Papanya.

"Papa! Bangun!" teriak Adelia tepat di telinga Papanya.

Bram langsung terbangun mendengar suara Adelia, Bram tersenyum tipis melihat putri kesayangannya. "Pagi Sayang," sapa Bram, ia mengelus pucuk kepala Adelia.

"Pagi Pa, ayo sarapan Pa," ajak Adelia.

Setelah selesai sarapan Adelia diantarkan oleh Bram ke sekolah barunya, sekolahnya cukup jauh dari rumahnya, Papanya memilihkan sekolah terbaik yang ada di kota ini.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di sekolah baru Adelia. Sebelum keluar dari mobil Papanya Adelia mencium punggung tangan Papanya.

"Belajar yang bener ya Sayang, nanti Papa jemput pas kamu pulang sekolah," ujar Bram.

Adelia mengangguk, ia keluar dari mobil Papanya, Adelia melambaikan tangannya pada Papanya. "Dah Pa," ujar Adelia.

Adelia memasuki lingkungan sekolah barunya, banyak pasang mata yang melirik ke arahnya, Adelia terus melangkah mencari ruang kepala sekolah.

Adelia sampai di depan ruangan kepala sekolah lalu ia mengetuk pintu ruangan kepala sekolah. "Assalamu'alaikum," ucap Adelia.

"Tunggu sebentar," jawab kepala sekolah dari dalam ruangan.

Adelia menyenderkan badannya ke tembok, sepertinya ada orang lain yang sedang bicara dengan kepala sekolah. Beberapa menit kemudian pintu terbuka.

Adelia terkejut saat melihat Lio keluar dari dalam kantor kepala sekolah, ia lebih terkejut lagi saat melihat wajah Lio yang tampak lebih babak belur daripada semalam.

Adelia memberanikan diri mencekal pergelangan tangan Lio, Lio menghentikan langkahnya lalu menatap Adelia. "Lepas!" ucap Lio dengan tatapan tidak sukanya.

"Lo kenapa?" tanya Adelia.

Lio mendengus pelan, ia menepis kasar tangan Adelia. "Bukan urusan lo!" cetus Lio, ia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti oleh Adelia.

Adelia menatap punggung Lio yang semakin menjauh, Adelia tersentak saat mendengar suara seseorang. "Hai, kamu Adelia kan?" tanya Rina kepala sekolah di sekolah Adelia.

Adelia mengangguk. "Iya Bu," jawab Adelia.

"Bu, itu yang tadi baru keluar kenapa ya? Kok mukanya babak belur gitu?" tanya Adelia penasaran.

"Dia habis berantem, susah emang dibilanginnya buat jangan berantem. Udah ayo masuk Adelia," ajak Rina.

Adelia mengikuti langkah Rina yang berada di depannya, Aleta dipersilahkan untuk duduk oleh Rina. "Semoga kamu betah ya Adelia sekolah di sini, kalau ada masalah apa-apa bilang aja ya sama Ibu," ucap Rina ramah.

"Kamu masuk kelas 11 IPA 2, ayo saya antarkan kamu ke kelas baru kamu," ajak Rina.

Rina dan Adelia berjalan berdampingan, kelas barunya berada di lantai 2. Ia merasa gugup, ia takut teman-temannya tidak menyukai kehadirannya.

Rina mengetuk pintu kelas 11 IPA 2, sudah terdapat seorang guru perempuan yang berada di dalamnya. Guru itu mendekati Rina dan Adelia. "Ini murid baru yang masuk di kelas ini," jelas Rina.

Guru itu tersenyum manis menatap Adelia, ia manarik tangan Adelia untuk masuk ke dalam kelas. Semua mata langsung tertuju padanya.

Guru perempuan tadi menyuruh Adelia untuk memperkenalkan diri pada teman-teman barunya. "Perkenalkan nama saya Adelia, bisa dipanggil Lia, saya pindahan dari Jakarta, salam kenal semuanya," ujar Adelia.

"Silahkan duduk di kursi yang kosong Adelia," ucap Salsa guru perempuan tadi.

Adelia melangkah ke arah kursi yang kosong yang terdapat di pojok belakang. Di sebelah kursi kosongnya terdapat seorang perempuan yang tersenyum ke arahnya.

Adelia mendaratkan bokongnya di kursi kosong itu, ia melirik perempuan yang berada di sampingnya. "Hai Adelia, kenalin, gue Iris, salam kenal ya Adelia," ucap Iris.

Adelia tersenyum. "Salam kenal juga ya Iris," balas Adelia.

Kedua perempuan yang duduk di depannya membalikkan tubuhnya ke arah Adelia dan Iris. Mereka tersenyum manis pada Adelia. "Hai Lia, gue Icha," ucap salah seorang perempuan itu.

"Gue Sisil, kalo lo butuh bantuan jangan sungkan-sungkan minta tolong ke kita," sahut Sisil yang duduk di samping Icha. Iris dan Icha menyetujui ucapan Sisil, mereka menyambut Adelia dengan baik.

"Sisil, Icha! Fokus ke pelajaran Ibu, nanti aja kenalannya," sahut Salsa. Icha dan Sisil segera membenarkan posisi duduk mereka.

BRAK

Adelia terkejut saat seseorang tiba-tiba membuka pintu dengan kasar.  Orang itu adalah Lio, tatapan Adelia tidak sengaja bertemu dengan Lio.

"Ngapaih sih dia kesini, mentang-mentang anak kepala sekolah seenaknya aja," kesal Iris.

Adelia melirik Iris. "Dia anak kepala sekolah? Kelas dia di sini?" tanya Adelia penasaran.

"Iya dia anak kepala sekolah, kelas dia bukan di sini, paling dia mau nyamperin temennya," jawab Iris.

Lio melangkah begitu saja ke arah Julian temannya. "Rokok gue mana," tagih Lio.

"Heh! Lo gak tau tempat banget, kalau gue dimarahin guru gara-gara ketauan bawa rokok gimana? Mau tanggung jawab lo?" balas Julian.

"Itu sih derita lo, buruan mana rokok gue."

Julian mendengus kesal, ia mengeluarkan sebungkus rokok dari kantung bajunya, ia langsung menyerahkan rokok itu pada Lio.

Setelah mendapatkan rokoknya Lio langsung berbalik pergi. Salsa hanya diam di tempatnya, ia tidak berani memarahi Lio karena ia takut Lio akan mengadukannya pada Rina, ia tidak mau dipecat.

"Bu, saya ijin ke WC," sahut Adelia.

"Kamu tau letak WC-nya dimana Adelia?" tanya Salsa.

"Tau kok Bu," jawab Adelia.

"Lia, gak mau gue temanin aja?" sahut Iris.

Adelia tersenyum pada Iris. "Gak usah Ris, gue bisa sendiri kok," jawab Adelia. Ia buru-buru keluar kelas, ia melihat punggung Lio yang semakin menjauh, ia segera mengejarnya.

👑

Makasih udah mau mampir, jangan lupa tinggalkan jejak ya 😃❤

11 JANUARI 2021

AdelioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang