👑{CHAPTER 18}👑

187 56 26
                                    

Happy Reading ❤

👑

Sudah beberapa hari Lio tidak masuk sekolah, dan hal itu menyebabkan Clarissa merasa khawatir. Padahal ia mendapat kelas yang sama dengan Lio. Tidak, sebenarnya, dia memaksa Rina agar ia sekelas dengan Lio.

Saat ini Clarissa berada di depan kelas Axel, ia ingin menanyakan soal Lio ke Axel.

Axel tampak senang saat mendengar Clarissa mencarinya, ia segera keluar kelas menemui Clarissa. "Sa, ada apa?" tanya Axel ketika sudah berada di depan Clarissa.

"Lio kemana sih? Kok dia gak masuk-masuk?" tanya Clarissa.

Axel menggaruk pelipisnya karena bingung harus menjawab apa. "Hm... Itu dia lagi pergi keluar kota sama Papa," jawab Axel, berbohong.

"Okeh, makasih," setelah mengatakan itu Clarissa segera pergi. Ia bukan pergi ke kelas, tapi ia akan pergi ke rumah Lio.

Clarissa bisa menduga kalau Axel sedang berbohong, ia tahu Petra tidak dekat dengan Lio, jadi bagaimana bisa mereka keluar kota bersama?

Clarissa diam-diam mencuri kunci gerbang ketika satpam sedang tidur. Clarissa berlari sekencang mungkin saat ketahuan membuka gerbang oleh salah satu guru, ia segera menaiki taksi untuk ke rumah Lio.

Saat sudah sampai Clarissa menatap pagar rumah yang menjulang tinggi, jadi, bagaimana ia bisa melewati pagar itu?

Clarissa tidak mau memencet bel rumah Lio, ia takut Petra yang akan membuka pagar itu, ia tidak mau kalau Petra tahu ia datang kemari untuk menemui Lio, Petra juga pasti akan berbohong soal keberadaan Lio.

Clarissa menaiki sela-sela pagar sampai akhirnya ia bisa masuk ke dalam, Clarissa berlari ke salah satu pohon yang dekat dengan balkon kamar Lio.

Dengan cepat Clarissa menaiki pohon itu sampai akhirnya ia melompat ke balkon kamar Lio, pendaratannya tidak berakhir dengan mulus, ia terduduk di lantai dan merasakan sakit di area pantatnya. 

Clarissa berdiri lalu mengetuk pintu kaca balkon. "Lio! Buka dong, ini gue Clarissa!" ucapnya sedikit berteriak agar Lio dapat mendengarnya.

Lio merasa kaget ketika mendengar suara Clarissa, ia mengintip sedikit lewat pintu kaca yang tertutup gorden, ia ingin memastikan keberadaan Clarissa.

"Sa, ngapain di sini? Kok lo bisa ada di balkon gue? Lo gak sekolah?" tanya Lio, ia memutuskan tidak membukakan pintu untuk Clarissa, bisa gawat kalau Clarissa melihat luka-luka lebam di wajahnya.

"Lo gak mau bukain pintu gitu buat gue?! Di sini panas tau, buka dong pintunya Lio!" pinta Clarissa, ia mengipasi wajahnya dengan salah satu tangannya sendiri, ia merasa sangat kegerahan.

Clarissa menghembuskan napas kasar, setelah lewat beberapa menit Lio tak kunjung juga membukakan pintu balkonnya. Kesabarannya mulai habis.

"Lio! Buka! Lo mau gue mati kepanasan apa? Hah!" geram Clarissa.

"Mending lo balik deh ke sekolah, ngapain sih lo kesini kurang kerjaan banget. Pergi sana!" balas Lio.

"Okeh," Clarissa turun ke bawah untuk mengambil sebuah batu bata besar yang berada di halaman rumah Lio, lalu ia kembali menaiki pohon dan mendarat di balkon kamar Lio.

"Liat ini Lio. 1... 2... 3..."

PRANG! PRANG! PRANG!

Clarissa melempar batu bata tadi ke pintu kaca balkon Lio berkali-kali. Suara pintu kaca yang dipukul-pukul terdengar jelas oleh Lio, untung saja pintu kaca itu tidak pecah.

"PERGI CLARISSA! LO TULI YA?! GUE GAK BUTUH KEBERADAAN LO DI SINI!" bentak Lio, ia merasa kesal karena Clarissa bertingkah kekanak-kanakan.

"LO KEK ORANG GILA TAU GAK?! Lo sampe berniat ngancurin pintu itu cuma demi bisa ngeliat gue. Kekanak-kanakan banget tau gak?! Ilfil banget gue liat sikap lo yang kaya gini!" cetus Lio.

Clarissa terdiam mendengar perkataan Lio, perkataan yang sangat melukai hatinya. Tapi mungkin memang benar kata Lio, ia memang sepertinya sudah gila.

"Maaf Lio, gue keterlaluan," setelah mengatakan itu Clarissa lompat ke pohon untuk turun, tapi kakinya tidak sengaja tergelincir dari salah satu dahan pohon itu sampai mengakibatkannya jatuh ke bawah.

"Aduh!" teriak Clarissa merasa kesakitan.

Ketika mendengar teriakan Clarissa Lio segera membuka pintu balkonnya untuk melihat Clarissa, ia tersentak saat melihat Clarissa kesakitan memegangi kakinya.

Lio segera turun untuk menemui Clarissa. "Sa!" panggilnya, mendekat ke arah Clarissa.

Clarissa tampak terkejut ketika melihat wajah Lio yang banyak terdapat luka lebam. Lio berlutut di samping Clarissa, ia melihat lutut Clarissa berdarah.

Lio mendekatkan wajahnya ke lutut Clarissa lalu ia meniup lutut Clarissa yang berdarah dengan perlahan. "Sakit ya?"

Clarissa meringis melihat luka-luka lebam di wajah Lio. "Sakit banget Lio," ucapnya.

Lio menatap Clarissa yang mulai mengeluarkan air mata, Lio merasa panik, ia segera menghapus air mata Clarissa.

"Sesakit itu ya? Kalau gitu, ayo ke rumah sakit aja," Lio tidak tega melihat Clarissa sampai menangis karena kesakitan.

Clarissa menarik Lio ke dalam pelukannya. "Sakit banget ngeliat muka lo babak belur kaya gini Lio, apa ini alasan lo nggak mau ketemu gue? Siapa yang berani ngelakuin ini sama lo Lio? Jahat banget sih."

"Hiks... Hiks.. Hiks..." Clarissa bukan menangis karena lukanya, tapi ia menangis karena melihat Lio terluka, hatinya terasa sakit melihat Lio terluka seperti ini.

👑

Makasih udah mau mampir 😁❤

Komen ya😁❤

22 JULI 2022

AdelioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang