Bagian 6

5K 381 10
                                    

Minggu ini minggu yang sibuk buat Abimanyu, namun untuk melupakan kejadian sore itu tetap tidak bisa dilakukan karena penyelidikan kasus ini berlapis, selain penggelapan awal dalam kasus Utari ada indikasi gratifikasi yang diterima oleh wanita itu.
 
Selain bukti yang belum cukup, berita kecelakaan Utari membuat penahanan wanita itu ditangguhkan.
Pengacara wanita itu bahkan memberikan jaminan bahwa kliennya selalu terbuka untuk bekerja sama.

Abimanyu memijit pelipisnya, kasus ini lumayan menguras energinya, atau karena kasus ini melibatkan sisi lain hatinya yang ingin membuat wanita itu menderita seperti yang telah wanita itu lakukan padanya dimasa lalu.

Abimanyu bukan tidak membuka hati sejak peristiwa nahas itu, ada beberapa temannya yang mencoba mencomblanginya namun entah kenapa tidak ada yang sreg dengan hatinya, mungkinkah jodohnya berhenti pada diri Utari Indriani?
Lamunan itu terputus oleh bunyi gawainya dengan   nama mami disana.

"Assalamualaikum mas..."

"Wa'alaikumussalam mi, pripun?"

"Sudah baca koran hari ini ? Kamu masih ingat Utari nggak? Gadis yang kabur itu sekarang menjadi berita besar di koran..bla..bla...bla..."

Abimanyu hanya mendengarkan apa yang ibunya katakan dengan menyahut sekedarnya karena ia takut salah omong, telepon mami ditutup dengan pertanyaan sudah makan siang atau belum.
Abimanyu tersenyum gamang, ibunya bahkan tidak tahu kalau dia ada dalam penggeledahan dirumah Utari yang dimuat di berita itu.

Beberapa kali gadis itu datang ke kantornya,  dan ia sudah menyampaikan bahwa ia tidak ingin diganggu oleh seorang Utari Indriyani.

Dua kali ekor matanya menangkap Utari ada diantara kursi yang menunggu untuk jadwal bertemu dengannya dan seringnya itu ia lakukan tidak sengaja ketika ia sambil lalu keluar dari kantornya saat ada tugas keluar ataupun sore saat jam pulang kantor.

Wajah gadis itu terlihat kuyu dan lelah, tapi apakah gadis itu dulu pernah melihat penampakan mukanya saat dipermalukan oleh gadis itu?

Bertemu dengan orang orang yang datang ke undangan pernikahan gagal mereka dan menghadapi mereka setiap hari, hingga akhirnya mereka tidak lagi mempermasalahkan hal itu, berita kegagalan pernikahannya segera digantikan dengan berita prestasi kerjanya dan disinilah ia saat ini, menikmati hidupnya yang mulai mapan hingga Utari datang kembali dengan kasus penyelidikan ini.

Beberapa penyelidikan berhasil membawa bukti yang  memojokkan wanita itu, ada bukti tranfer ke rekening wanita itu sebesar lebih dari 1,3 Milliar.
Abimanyu mengamati cara berpakaian wanita yang duduk didepannya ini, siang ini saat wanita itu dikonfrontir terkait rekeningnya itu dia dengan tegas menolaknya, dan Abimanyu memberikan solusi terhadap masalahnya jika kerugian negara ini bisa dikembalikan setidaknya hukuman Utari bisa diminimalkan.

"Saya belum pernah melihat uang sebesar itu pak," jawab wanita itu dengan wajah ketakutan saat Abimanyu menunjukan fotocopi rekening atas wanita itu.

"Jika uang ini bisa dikembalikan ke negara, saya dapat membantu anda dengan pengacara yang akan membela anda untuk mengurangi masa hukuman anda bahkan anda bisa bebas." Jawab Abimanyu tanpa ekspresi.

"Saya tidak punya uang itu pak, demi Allah,"

"Hati hati bu Utari, jangan bawa bawa nama Tuhan untuk penggelapan ini."

"Bagaimana saya bisa meyakinkan anda bahwa saya tidak terlibat dalam penggelapan ini?"

"Semua bukti mengarah pada anda bu Utari."
Ulas Abimanyu dengan wajah dingin.

"Bagaimana jika terjadi kesalahan, bagaimana jika ada yang berusaha menjebak saya," gadis itu mulai terisak.

"Kita akan lihat itu nanti." Tegas Abimanyu sambil memberesi berkas yang ada dimejanya, saatnya pulang dan tanpa menoleh lagi ia berjalan keluar ruangan.

Abimanyu, I'm Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang