Bagian 11

5.8K 425 17
                                    

Kajian pagi ini lumayan banyak peminatnya, letak masjid kampus UII berada di jalan Kaliurang yang notabene padat disetiap akhir pekan tidak menyurutkan animo peserta kajian.
Mungkin karena pengisinya  ustadz Salim, dai muda asal Jogokaryan yang aktif menuliskan sejarah islam di bumi mataram, bahasa kajiannya  gaul, komunikatif dan sangat mudah dipahami.

Kajian ditutup dengan  sholat dhuhur berjamaah dan saat berjalan keluar masjid Abimanyu melihat pashmina itu, dengan kepala tertunduk dirimbunnya pohon yang ada di arena parkiran, tengah melihat gawainya dan tidak memperhatikan sekelilingnya.
Abimanyu sempat mengira ia berhalusinasi, namun saat kepala itu tegak, Abimanyu tersenyum.

Seakan merasa ada yang memperhatikan  kepala itu tegak dengan sendirinya  kemudian sekilas bertemu pandang dengan Abimanyu, Utari ada disini dan Abimanyu  terpesona melihat wajah yang hampir 5 bulan hanya bisa ia intip di medsos.

Gadis itu tersenyum, Abimanyu membalas senyumnya dengan kikuk sebelum akhirnya mengucapkan salam.

"Ikut kajian juga?"

Gadis itu mengangguk, pipinya merona. Sama  seperti dirinya gadis itu juga terkejut karena tidak mengira akan berjumpa dengan dirinya disini.

Ih, mas Juna kemana sih, bisik hati Utari cemas.
Gara gara mas Juna telat menjemput dirinya bertemu dengan Abimanyu.

"Menunggu jemputan?"

Gadis itu mengangguk kembali, kenapa dari tadi tidak ada suara yang terdengar sebagai jawaban, kata jahat hati Abimanyu.

"Selamat untuk rencana pernikahanmu,  Mami menunjukkan undangan pernikahan mu padaku tadi pagi."

"Terimakasih."

"Aku senang kau memutuskan untuk menikah, setelah apa yang kita lalui,"

"Yups, aku memutuskan untuk menikah karena menikah menggenapkan separuh iman, seperti kata ustadz Salim barusan."
Gadis itu tersenyum dan lekuk lesung pipit itu terlihat mempesona,  membuat hati Abimanyu berdesir aneh.

"Ah, ya.....tentu saja,.. jadi teringat beberapa bulan yang lalu kau mengatakan bahwa kau mulai mencintaiku dan melamarku." kata Abimanyu sambil tersenyum kecut.

Wajah Utari memerah sebelum akhirnya menjawab,"Yah...itulah diriku beberapa bulan yang lalu dan kau ingat kau menolakku khan?"

Abimanyu tersenyum,sumpah, ia merasa kalah saat ini,"Iya, aku lupa kalau kau gadis pragmatis  yang dinamis sehingga selalu punya plan A dan plan B."

Saat itulah Abimanyu melihat ada semut dipashmina Utari, tangan Abimanyu sudah separuh jalan untuk menyingkirkannya namun urung,  teringat bahwa gadis itu bukan lagi miliknya. Abimanyu menurunkan tangannya kemudian berkata," Ada semut  dikerudungmu."

"Haah, sebelah mana?" Jawab Utari dengan  tangan kiri memegang hape dan tangan kanannya meraba raba atas kepalanya.

"Kesebelah kiri, ..bukan bukan .....agak kekanan," Kata Abimanyu sambil menelengkan kepalanya.

Saat ada tangan kedua yang mengambil semut itu, Abimanyu spontan menegakkan kepalanya.

"Mas Juna," Ujar Utari sambil merengut  manja.

Seketika Abimanyu merasakan sesak didada saat melihat keakraban itu. Gadis itu memanggil pria itu Mas Juna, padahal umur pria itu sebelas duabelas dengan dirinya.
Dulu Utari memanggil namanya langsung, tanpa embel-embel panggilan sayang apapun.

"Ih, mas Juna telat... ii jadi item nunggunya."

What? Ii? Itu nama panggilan sayang Utari sekarang? Mau tidak mau Abimanyu merasakan perih yang tidak diduga didadanya, bahkan dulu dirinya tidak memiliki panggilan sayang untuk gadis itu.

Abimanyu, I'm Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang