Bagian 12

6.9K 472 32
                                    

Abimanyu menelan ludah kemudian telunjuknya menempel ditempat Utari menciumnya, hanya seringan kupu kupu namun itu sudah cukup membuat Abimanyu menyesali apa yang telah ia lepaskan selama ini.

Apakah semua telah terlambat?Tidak mungkin ia mengajak Utari pergi, karena hal itu akan menimbulkan luka baru untuk keluarga Utari dan calon mertuanya.

Abimanyu menyesal, karena kali ini dia tidak cukup pintar mengenali kekuatan hatinya.

"Aabiiim..."
"Njjih mi..." Jawab Abimanyu sambil tergesa mendatangi Mami.

Setiap Ahad pagi Abimanyu selalu mengunjungi Mami kecuali jika ada tugas keluar kota, dan pagi ini dua minggu sejak peristiwa nahas di parkiran itu, Abimanyu mendapat tugas sebagai supir pribadi Mami.

"Bim, jadi nganterin Mami."

"Jadi mi."

"Nggak boleh pakai kaos ya!"

"Lah ribet amat cuma nganter doang, ntar Abim di parkiran aja."

"Nggak boleh,harus ikut masuk!"

"Nih pakai jasnya biar sama kaya Papi. harus rapi."

"Formal amat Mi, biasa juga pakai batik doang."

Abimanyu merengut tapi dia tetap memakai jas yang sudah disiapkan oleh Mami.
Berbakti kepada orangtua bisa dimulai dari hal hal kecil apalagi saat ini Abimanyu tahu diri belum bisa memenuhi harapan Mami dan papi dengan menikah dan memberikan cucu untuk mereka.

Mobil melaju mulus sesuai dengan navigasi Mami, berbelok menuju tempat parkir yang terletak diujung, Abimanyu merasa dejavu.

"Mami, alamatnya bener?

"Iya , lihat tuh tarubnya saja kelihatan dari sini."

"Ini rumahnya Utari ?"

"Iya.."

Abimanyu menengadahkan kepalanya sambil tertawa tanpa suara.

"Ada yang lucu?" Tanya Mami sambil menelengkan kepalanya.

"Mami mengajak Abimanyu datang ke pernikahan Utari?"

"Bukan, Mami meminta kamu mengantar Mami dan papi kondangan."

Abimanyu tertawa lucu sambil membetulkan mansetnya.

"Pak Sumarjo mengantarkan undangan pernikahan Utari berdua dengan istrinya kerumah, tentu saja kami tidak mungkin tidak datang Bim," jawab Papi.

"Terserah padamu, kau boleh duduk manis disini, tapi Mami yakin Utari akan senang melihat kehadiranmu."ujar Mami sambil membuka pintu mobil.

Pastikan kamu datang ke pernikahanku, aku akan sangat bahagia...

Teringat itu kata kata terakhir yang disampaikan Utari sebelum mereka berpisah dua minggu yang lalu.
Meski dengan merengut akhirnya Abimanyu ikut turun.
Suasananya masih sepi, sepertinya Mami datangnya kepagian. Disambut didepan oleh kak Ranti yang kemudian mempersilahkan duduk ke kursi tamu undangan.

Abimanyu mengedarkan pandangan, melihat betapa meriah nanti saat acara dimulai.
Mengambil konsep pesta kebun, namun tetap dengan beberapa pergola yang disiapkan lengkap dengan kursi untuk mengantisipasi jika hujan turun.

Ditengah ruangan duduk disana beberapa kerabat Utari dan ada Juna yang tersenyum lebar bersama pak Sumarjo. Jadi pria itu tetap meneruskan niatnya mempersunting Utari meski kemarin Abimanyu memberikan info yang menyudutkan Utari.

Harusnya aku yang duduk disana, bisik lirih Abimanyu.

Abimanyu mengangkat gawainya, menekan sejumlah nomor hingga terdengar nada sambung. Terdengarlah suara salam disana.

Abimanyu, I'm Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang