Bagian 2

5.7K 307 7
                                    


Pertemuan kedua.
Abimanyu tersenyum memandang Utari yang sudah menunggunya, setelah celingak-celinguk mencari teman ketiga mereka, Utari tertawa dan berkata Adiknya ada disuatu tempat untuk mengawasinya.

Pertemuan ketiga.
Abimanyu bahkan tidak bertemu Utari karena Ibu dan adik adiknya yang menemui gadis itu atas permintaan darinya.
Dalam taaruf konvensional dibolehkan kepada kerabat perempuan yang ingin melihat gadis yang ingin dikhitbah dengan membuka jilbabnya.

Pertemuan keempat.
Menemani ayah dan ibunya memenuhi undangan tasyakuran aqiqah kak Adhitama.

Pertemuan kelima.
Bersama ibu memilih cincin.

Pertemuan keenam.
Saat mereka bertunangan.
Meski keluarga Utari kurang setuju dengan bertunangan dan menginginkan langsung akad nikah namun mereka harus menyetujui karena Abimanyu menyampaikan ia masih perlu waktu untuk mengenal Utari.

Pertemuan ketujuh.
Ini adalah pertemuan mereka berdua pertama kali setelah mereka bertunangan, mereka mendatangi acara dikantor Abimanyu dan mampir di kedai kopi tempat pertama kali mereka bertemu.
Menikmati udara sore ditemani suara band live yang memainkan lagunya Angga candra hingga tutup usia membuat suasana  menjadi romantis.
Saat dua cangkir coklat dan sepiring pastri telah terhidang, pipi Utari merona bukan karena hidangannya namun karena cara memandang Abimanyu yang tidak biasa.

"Terimakasih sudah mau menemaniku hari ini..."

"Sama sama, teman temanmu  menyenangkan..."

"Dan semakin menyenangkan karena ditemani kamu..."

Utari tersenyum simpul  sambil meletakkan cangkir coklatnya pada tatakan.

"Bolehkah aku...?" Kata Abimanyu sambil menatap cangkir Utari.

Utari mengangguk dan saat cangkir itu digeser menuju depan Abimanyu, pria itu memutar cangkirnya meminum coklat yang ada didalamnya dari tepi cangkir yang baru saja diminum oleh Utari.

Utari membuka mulutnya kemudian menutupnya kembali, lalu tersenyum simpul ketika Abimanyu mengembalikan cangkir yang masih berisi coklat separuh  itu didepannya.
Abimanyu mengangsurkan dua jari tangannya, Utari tersenyum....jika dulu dia dipertemuan pertama memilih hanya dengan lirikan matanya, kali ini sambil tersenyum Utari memegang jari telunjuk Abimanyu dengan lembut.

"Jadi kemana kita akan berbulan madu?"

"Yee.... menikah saja belum."

"Kita rencanakan dari sekarang gak pa pa khan?"

Utari tersenyum,"Aku selalu ingin pergi ketempat yang dingin, mendirikan tenda dan membuat api unggun berdua....sepertinya romantis."

"Ahaaa...." Abimanyu tersenyum jail.

"Iih, apaan sih.....khan gak papa pengin itu."

"Iya gak papa...sebenarnya bisa lebih cepat jika pernikahan kita secara sederhana tanpa acara Resepsi di gedung."

"Tapi gedungnya sudah terlanjur dipesan."

"Yups...undangannya juga sudah terlanjur dicetak."

"Dan kita berdua harus mengikuti kemauan keluarga besar..."

"Hanya sampai kita menikah tari, setelah itu hanya kita berdua," kata Abimanyu sambil menaikkan alisnya dengan tengil.

"Janji?"

"Janji."

Abimanyu mengantarkan Utari sampai depan rumahnya.

"Tanpa kissbye?"

Abimanyu, I'm Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang