DA - 4

65 6 0
                                    

Happy
Reading ❤️

Gedebugggg brakkk ...

"Apaan kalian ini, sudah telat masuk malah membuat kericuhan" omel guru nya dengan garang berkacak pinggang didepan dua orang yang terjatuh akibat buru-buru karena terlambat.

"Hehehe ibu bele cantik deh hari ini, kita masuk ya Bu." Ucap orang itu berusaha merayu guru yang disebut nya bele, sebenarnya nama guru nya itu Bella, wali kelas mereka. Namun, muridnya ini sesuka hati mengubah namanya.

"Tidak ada masuk kelas, hormat bendera sampai jam pelajaran saya selesai." Perintah nya tak terbantahkan dan membuat seisi kelas tertawa melihat dua orang itu yang sudah menatap kesal ke gurunya.

"Yaahh si ibu, lama atuh Bu." Ucap seseorang yang sedari tadi diam melihat sahabatnya yang tadi berusaha merayu Bu Bele.

"Mau saya tambah?" Ucap nya garang lalu berlalu masuk kedalam kelas membiarkan dua orang siswi nya itu berdiri di luar kelas.

"Bu Belekk kejamm" ucap mereka serentak lalu pergi berlari, takut jika guru mereka mengamuk di depan kelas, lagian mereka juga memberi pahala sabar untuk gurunya pagi-pagi kan lumayan.

"Pusing saya melihat kalian" ucapnya sambil memijit kepala nya pusing melihat kelakukan murid nya.
"Sudah kita lanjutkan pelajaran, untuk anak baru kamu boleh menyalin terlebih dulu catatan lalu, pinjam catatan ke teman mu ya." Sambungnya lalu melanjutkan pelajaran setelah mendapat balasan anggukan dari Arumi. Sedari tadi, Rumi hanya terkekeh kecil melihat kelakuan dua orang tadi bersama dengan gurunya.

12.00 WIB

Bel istirahat berbunyi, guru mereka juga sudah berlalu keluar kelas. Saat ini, Arumi masih belum mau bersuara. Dia takut, dan sedikit gugup. Bahkan, dia tidak sadar teman sebangku nya sedari tadi sudah memerhatikan nya, seperti menunggu sesuatu dari Arumi.

Saat dia ingin mengajak Rumi ke kantin, seseorang terlebih dulu menarik Rumi keluar kelas, sontak membuat seisi kelas terkejut bukan main, pasalnya yang menarik anak baru itu seorang most wanted sekaligus cucu pemilik sekolah. Satria.

"Abang, jangan gini ishh. Nanti mereka pada curiga tau bang" ucap Rumi sedikit berbisik dan mencoba melepaskan genggaman tangan Abang nya. Namun, tidak berhasil sebab genggaman Satria sangat erat, Rumi hanya bisa pasrah melihat Abang nya menarik nya menuju kantin sekolah tanpa menjawab perkataan Rumi.

"Ganjen bangett sih tuh anak baru"

"Mau aja ditarik sama kak Satria"

"Sok cantikan banget"

"Mainan kak Satria kalik"

Saat mereka menuju kantin, Rumi tak sengaja mendengar segala bisikan-bisikan murid di koridor. Mereka membicarakan hal yang buruk tentang nya, tidak ada yang baik, sampai ucapan terakhir seorang murid membuat Satria menghentikan langkah kaki nya dan menghampiri seorang wanita yang mengatakan hal buruk tentang adiknya.

"Tadi lo bilang apa? Coba ulang, gue pengen dengar sekali lagi." Tekan Satria menatap tajam wanita dihadapan nya dengan rahang yang sudah mengeras menahan emosi. Jika saja orang itu lelaki sudah dipastikan Satria akan membogem nya saat itu juga.

"Maa...aaff kak aaa..kuu gak maa..kk ssuudd ngomong giii..tuu" ucapnya terbata menundukkan kepalanya takut melihat Satria yang menatap nya tajam, seakan ingin membunuhnya.

Dia, ArumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang