11. Irene Adler (1)

305 21 6
                                    

A/N

Dear my friend's, hello! Maaf ya kalau casting characters nya nggak sesuai yang kalian ingin kan ><) Aku suka banget sama emma watson sama Shailene Wodley!

Yang cowok nya yang udah cuman Steven sama Kasane. Aku bingung yang lain mau siapa.

Kim Jihnwan as Kasane Arika

Asher Books as Steven Anderson

Yang Iris gw ganti casting characters nya, ya hahaha sorry

-----------------------------------
Irene's Pov

Aku berjalan keluar dari apartement Lauren, disana kosong. Mereka pergi sama 'cowok' nya masing-masing. Kecuali aku, meratapi nasib sebagai jomblo yang gak ngenes.

Ok mungkin secara tidak langsung aku menyebut diri ku jones, yah selama aku bukan jodi.

Sekarang baru jam 4 sore, tadi di sekolah rame dengan topik Lauren yang berubah dan penembakan beberapa murid.

Aku berjalan ke arah minimarket, saat melewati sebuah lorong kecil aku melihat siluet beberapa orang. Aku bersembunyi dan mengintip.

Ada 4 preman, ngegebukin satu anak SMA? Gelo.

Anak SMA itu berusaha melawan, sayang nya tenaga para preman itu lebih kuat. Aku bersembunyi.

Lalu ada sebuah mobil lewat, sinar dari lampu mobil itu menyorot para preman dan anak SMA itu.

Cowok itu memakai seragam yang sama dengan ku, dia Zane.

"Zane?!" Pekik ku kaget.

Tanpa sadar aku keluar dari persembunyian, para preman itu menyeringai lalu maju dan mendekat kepada ku.

Lari

Lari

Lari! Batin ku, aku harus kabur.

Tapi itu Zane, dia bisa mati kalau di biarin!

Zane berdiri lalu berlari dan menarik tangan ku, mau tak mau aku ikut berlari. Raut muka Zane bukan takut atau kesakitan, tapi marah.

Begitu sampai di depan mobil ferrari merah milik nya dia mendorong ku masuk ke kursi sebelah kemudi. Zane mengendarai mobil nya bak orang gila.

Muka nya banyak darah dan lebam, bibir nya sobek. Dia diam, entah karena apa dia marah. Tapi yang jelas dia sedang berusaha kabur dari para preman itu.

"Zane--?" Panggil ku, suara ku sedikit bergetar.

Menyeramkan, Zane sangat menyeramkan. Bahkan aku lebih memilih bertemu golum dari pada melihat dia marah.

Dia tidak menyahut, saat aku sadar kita berada dimana dengan kecepatan penuh. Aku menundukan kepala dan mehutup telinga dan leher ku.

"ZANE?! LO MAU BUNUH KITA APA?!" Pekik ku marah, kita di tol entah menuju kemana.

Kecepatan mobil 210 km per jam.

"LO YANG NYARIS BUNUH DIRI LO TADI!" Balas nya, pandangan nya masih lurus kedepan.

"PELANIN ATAU KITA MATI!!" Perintah ku, air mata ku turuh tanpa bisa di cegah. Bahkan orang tua ku pun tidak pernah membentak ku.

Saat ku rasa mobil sudah berhenti, aku mendongkak. Zane menyenderkan kepala nya di stir mobil. Dia terlihat begitu frustasi.

Aku mencoba menenangkan diri.

"Maaf.. Maaf.." Gumam nya lirih.

Aku menyenderkan kepala di senderan kursi lalu menghela nafas.

"Kenapa?" Tanya ku dengan suara pelan dan lemah.

"Mereka bukan preman biasa, mereka pembunuh bayaran. Games babak ketiga dimulai, bermain dengan membunuh kelompok lain." Jelas nya.

"Gw pikir dengan diserang nya gw, kalian aman. Tapi lo muncul saat itu dan mereka sadar kelemahan ketua kelompok kita aka gw. Jadi untuk sementara lo harus kabur dulu." Jelas nya lagi.

Maksud nya apa? Maksud nya dengan 'kelemahan ketua kelompok?'

Badan ku terasa lemas, saat aku melihat kebelakang. Orang-orang itu mengejar kami, dengan mobil hitam. Tiba-tiba Zane kembali menjalankan mobil nya dengan kecepatan penuh lagi.

Aku hanya dapat berdo'a, terdengar suara tembakan dari luar. Mereka terus menembaki mobil kami dan menabraki nya.

Saat kaca pecah Zane memeluk ku dan semua nya gelap.

Hal terakhir nya kuingat.

Terdengar suara meledak dan semua nya menjadi gelap.

-------------------
A/N

Sorry pendek Author nya bingung, nanti mau Pov nya Zane dulu atau Irene? Dan apa yang meledak?! Mobil nya mereka kah?! No!!


[TFF•1] Our Dream In One GamesWhere stories live. Discover now