A/N
Chapter ini sangat panjang bagiku, jadi jangan protes kependekan wkwkw.
Dan.... JUDUL CHAPTER INI APA BEUT ASTAGA! WKWKWK
Author's Pov
"Hati yang terbohongi akan menimbulkan luka yang sangat dalam."
Rafi, Lauren, Jordan, Johan, Rudolf dan Iris terbang dengan memanah atau menebas kepala para musuh, dengan sekali tebas oara penjaga pintu kastil ambruk.
Irene dan Zane berada di tengah-tengah musuh, mereka terkepung, kedua orang itu saling memunggungi.
Arika mengikuti Rudolf dan yang lain nya ke kastil, dia bertugas mencari Katniss.
"Aku akan pisah." Ucap Lauren saat mereka di dalam, merema itu bersembunyi di pilar-pilar.
Suasana kastil sangat mengerikan, suara tangisan dan jerita seorang wanita terdengar memekik telinga. Cahaya mulai redup, suara langkah kaki dan beradu nya pedang para pasukan menambah ketakutam siapa pun yang mendengar nya.
Melihat ada yang mendekat Lauren mengambil kuda-kuda, gadis itu menusuk kedua musuh nya dengan sekali gerakan maju. Dia berputar 180° menebas kepala yang lain.
Begitu aman dia masuk kedalam sebuah ruangan yang berpintu hitam dengan ukiran rumit dan hiasan tengkorak. Tempat tersebut merupakan sebuah labirin, Lauren melebarkan kedua sayap nya menimbulkan cahaya yang terang.
Pintu-pintu dan tembok berubah menjadi tanaman merambat yang panjang, membentuk labirin yang sangat besar. Sebuah ilusi yang nyata.
Dia berbalik begitu menangkap siluet seseorang, kaki mereka di jerat tanaman merambat yang berduri. Lauren memotong tanaman tersebut dengan bulu-bulu dari sayap nya.
Senyum nya pudar melihat siapa lawan nya.
"Steven..." Gumam nya.
Cowok itu tersenyum kembali menjerat kaki dan tangan Lauren, darah menetes dari tangan dan kaki cewek itu itu. Steven mengatup rahang nya, melawan ego nya.
Dia tersenyum, tersenyum jahat yang di paksakan, semua orang dapat melihat kesakitan dalam mata cowok itu. Tidak dengab Lauren yang telah di bohongi dengan kata-kata sehingga hanya dapat melihat senyum jahat tersebut.
Hati nya teriris melihat Steven melakukan hal tersebut.
Kerinduan tak dapat di tutupi di hati dan mata kedua orang itu, ingin rasa nya berlari dan memeluk sosok tersebut. Namun sekali lagi, mereka tidak dapat melakukan hal tersebut.
Steven mengeratkan jeratan di tangan dan kaki Lauren, cewek itu menjerit kesakitan. Steven ingin menghentikan apa yang ia lakukan, namun dia termakan api cemburu nya.
Dia tidak ingin menjadi musuh cowok itu. Dia tidak ingin menyakiti gadia itu, kenapa mereka berada di sisi yang bermusuhan?
Kenapa mereka bagai sisi magnet yang sama, ingin bersatu namun saling menolak dan berjauhan.
Kenapa mereka seperti minyak dan air? Mereka bersebelahan, mereka berbeda, mereka akan terpisah jika bersatu dan di aduk.
Kenapa mereka seperti hitam dan putih?
Kenapa perang ini harus ada?
Lauren menatap Steven dengan pandangan terluka, Steven dan yang melihat hal itu tanpa sadar melepas jeratan nya.
Lauren mengambil pedang nya dan mengambil posisi, begitu pun dengan Steven. Mereka saling berpandangan dengan perasaan campur aduk.
Kedua orang itu saling beradu pedang, sayap menjadi senjata sekaligus tameng mereka. Steven meringis begitu racun dari sayap Lauren memasuki tubuh nya, Lauren menjerit tertahan saat tubuh nya teriris sayap Steven.
YOU ARE READING
[TFF•1] Our Dream In One Games
Fantasy"Together we play hurricanes." -Grace- "No sound to this heartbeat." -Irene- "With your empty heart and mine full of pain." -Lauren- "I get lost in you, you're the sky I'm falling through." -Iris- "Still wear the scars like it was yesterday." -Katn...