Author's Pov
"Demi keselamatan kalian dari ancaman sang monster atau penyihir hitam, Rudolf dan orang tua kalian memilih untuk melahirkan kalian kembali di dunia manusia, kalian di bunuh namun jiwa kalian di simpan dan di tukar dengan roh bayi lain.
Kami sengaja membuat masa lalu kalian tidak terlalu menyenangkan, agar kalian menjadi pribadi yang kuat, maaf jika kelakuan kami kejam.
Lauren menemukan kalian, dengan sengaja dia menyatukan kalian semua." Lanjut Johan.
"Kita mulai dari sang penyihir, Lauren kau keberatan?" Tanya Johan, Lauren menggeleng lalu bangkit.
"Pada awal nya, ku pikir Laura adalah anak kecil biasa. Dia bahkan lebih ceria dari diri ku, suatu hari aku melihat nya memutilasi seekor unicorn dan peri, beberapa hari kemudian dia mulai meminum darah para elf, unicorn dan peri.
Beberapa hari kemudian aku melihat nya sedang berada di perpustakaan lama, penasaran aku menghampiri nya.
Dia membaca buku bagaimana cara untuk meningkatkan kemampuan sihir dan makanan yang paling menambah kemampuan sihir hitam adalah daging dan darah manusia.
Aku menyuruhnya untuk tidak melakukan itu, tetapi dia tidak mendengarkan. Laura tidak memiliki kemampuan untuk membuka portal untuk ke dunia manusia, dia meminum sedikit darah ku pada tengah malam agar bisa mendapatkan kemampuan itu.
Aku memang mempunyai kemampuan lebih dari Laura, banyak malah.
Dia pergi memburu manusia, dari bayi hingga orang tua dia bunuh dan makan. Kakek dan yang lain tidak mengetahui hal itu, suatu hari Laura mengamuk, Kakek yang waktu itu baru pulang dari kerajaan sebelah melihat hal itu.
Dia mengurung Laura di dalam kristal, lalu dia bercerita.
Dulu ada seorang penyihir, dia membeci nenek, karena kakek lebih memilih menikahi nenek dari pada penyihir itu, dia murka, dia menyihir semua nya.
Sebelum ajal nya dia mengatakan dengan bahasa kami.
"Rudolf, aku akan hidup kembali dari keturunan mu! Jika mereka kembar, satu dari mereka adalah diri ku! Khanya akan mati dengan mengenaskan! Cucu kesayangan mu akan mati terbunuh! Dan dunia serta kerajaan mu akan hancur! Anak mu akan menghianati mu! Perang terakhir akan ku ciptakan bersama cucu mu! Aku akan menghancurkan Antes do Lume dan membangkitkan Antes do Ceo!"
Ternyata dia tidak mati, melainkan tersegel dalam tubuh Laura, jadi selama ini itu bukan Laura, melainkan Lourie, penyihir hitam, sang penghancur dan keabadian.
Our Dream In One Games di buat untuk mengumpulkan tumbal, untuk di jadikan santapan oleh sang penyihir atau Laura.
Karena darah anak remaja lebih berkasiat." Jelas Lauren.
"Kedua orang tua ku ternyata adalah pengikut Lourie, mereka penghianat. Mereka yang membantu Lourie menghancurkan Antes do Lume dan membangun Antes do Ceo, lebih tepat nya mereka adalah babu nya Lourie." Tambah Lauren dengan nada jijik.
Irene mengangkat tangan nya. "Aku masih belum mengerti dengan sejarah kita." Aku Irene.
Johan terkekeh. "Di dunia Antes do Lume terdapat sepuluh kerajaan." Jeda Johan.
"Tunggu." Potong Grace. "Berarti umur Lauren dan Laura adalah?" Tanya nya.
Lauren tersenyum samar. "Seharus nya sekarang aku tiga puluh enam tahun, namun aku melakukan sejenih reinkarnasi. Kalau Laura, dia tiga puluh enam, tapi dia oprasi jadi lebih muda." Jelas Lauren sambil terkekeh.
Mereka membelalak mendengar fakta itu.
Johan berdeham, kembali memusatkan diri nya. "Boleh gue lanjut?" Tanya nya.
"Sebenarnya kalian semua tidak berasal dari kerajaan, Steven, Katniss, Zane, Arika dan Jordan. Well, sisa nya adalah bangsawan.
Total ada sepuluh kerajaan, lima dari kesepuluh kerajaan adalah sahabat Rudolf, sekarang kalian berada di kerajaan Tranquila.
Tranquila adalah pusat pemerintahan dan ibu kota Antes do Lume. Sisa nya ada kerajaan Fadas, paxaros, árbores, cabalos, cervos, soño, nube, vara dan portais.
Kerajaan Paxaros adalah kampung halaman Graceva, Grace sebenarnya kau adalah sepupu jauh Lauren." Lanjut Johan.
Yang terjadi disana adalah blank, gak ngerti dan speechless.
" Johan, vostede a explicar como facelos confusos." Ledek Rafi.
Johan memutar bola mata nya malas.
" Entón está explicando, Educativas poden." Balas Johan malas.
Rudolf hanya bisa menggeleng melihat kelakuan asisten kepercayaan dan cucu nya.
" Basis, esta infantil todos vostedes. Si Xa, eles oíron a explicación del mañá, vou convida-los ao redor." Lerai Lauren sembari bangkit lalu menatap yang lain nya.
"Yuk kalian ikut aku aja, kita keliling kota Tranquila dan kastil nya." Ajak Lauren sambil beranjak.
Dengan antusias mereka semua bangun dan mengikuti Lauren.
"Jadi menurut kalian, apakah Steven berbahaya?"
= Our Dream in One Games =
A/NKalang kabut nulis nih chapter, sequel udah gue tentuin bakal ada.
Besok gue mau mudik ke bandung, walau cuman empat hari dan balik lagi karena ada urusan hehehe.
Jadi bakal gak pos *peace* internet juga lagi ccd banget lagi....
Yaudah segini dulu, sorry kalau ngegantung atau semacam nya.
Voment di tunggu, love ya! ♡♡♡♡♡
YOU ARE READING
[TFF•1] Our Dream In One Games
Fantasy"Together we play hurricanes." -Grace- "No sound to this heartbeat." -Irene- "With your empty heart and mine full of pain." -Lauren- "I get lost in you, you're the sky I'm falling through." -Iris- "Still wear the scars like it was yesterday." -Katn...