BAB 10

3K 503 31
                                    

Mark menarik Renjun keluar dari kantin. Dia lebih memilih makan di pinggir lapangan basket dari pada bersama teman-temannya yang lain. Bukannya kenyang dengan makanan, tapi malah kenyang duluan dengan ledekan mereka. Kesal.

"Kenapa kesini? Padahal tadi udah bagus di kantin," tanya Renjun bingung.

"Banyak yang ganggu. Di kantin banyak setannya," balas Mark cuek.

Laki-laki itu berjalan di depan Renjun dan tangannya juga masih melingkar di pergelangan tangan Renjun.

"Kita makannya di pinggir lapangan aja, eh atau mau di kelas?" tawar Mark dengan wajah polosnya.

Renjun menatap Mark dengan gemas. Rasanya ingin sekali mencubit kedua pipi Mark.

"Terserah. Kamu maunya dimana?" tanya Renjun balik.

Mark bergumam sebentar, "Yaudah di pinggir lapangan aja. Gue males naik-naik ke atas. Capek," ajak Mark yang segera menarik tangan Renjun menuju salah satu kursi yang kosong di bawah pohon mangga.

"Nih makan gih," titah Renjun seraya menyerahkan kotak bekal yang dia bawa dari kelas pada Mark.

"Lo udah makan?" tanya Mark lalu mengambil kotak bekal itu.

Renjun menggeleng, "Belum tapi aku udah kenyang dan nggak mau makan," tolak Renjun.

Mark mengangkat telunjuknya lalu menggoyangkannya ke kanan ke kiri, "No, no, no. Lo harus makan, nanti lo sakit. Siapa yang repot?" ujar Mark yang jelas-jelas menolak keras pernyataan Renjun.

Renjun merengut, "Tapi aku beneran kenyang, Mark. Serius deh," tolak Renjun lagi.

Mark tetap menggeleng dan tidak mendengarkan ucapan Renjun, "Sekarang makan. Lo makan, gue makan. Lo nggak makan, gue juga nggak makan," balas Mark keras kepala.

Renjun berusaha membujuk Mark tapi tetap saja Mark tidak mau dengar. Dia tetap memaksa Renjun untuk makan.

"Sekarang buka mulut lo. Gue suapin," titah Mark.

Renjun menyilangkan kedua tangannya di depan wajah Mark, "No! Biar aku makan sendiri. Dikirain aku anak kecil apa segala disuapin," tolak Renjun yang mengambil alih sendok dari tangan Mark.

Mark berdecak pelan. Niat dia mau modus-modus cantik malah digagalkan oleh sang target. Yaelah, belom juga modus. Udah ditolak aja gue. Gimana kalau ditembak sama gue coba? Ditolak juga kali.

Renjun dan Mark mulai makan. Awalnya mereka hanya saling diam seperti orang musuhan, sampai akhirnya Mark buka suara.

Kayanya cowok emang harus convobuilder banget ya.

"Kenapa kemarin lo jauhin gue?" tanya Marm tiba-tiba yang memnuat Renjun menoleh.

"Hah? Jauhin gimana?" balas Renjun heran.

Mark mengerjap pelan, "I-iya, pas abis bilang kalo gue pengen deket sama lo dan gue suka sama lo," ujar Mark.

Renjun meringis, "Aku sebenernya nggak maksud ngejauhin kamu atau gimana. Cuma ya aku.... malu pas denger kamu langsung confess gitu di depanku," balas Renjun dengan mata yang melirik kesana kemari.

Bibir Mark membentuk huruf O, "Jadi lo malu?" Gumam Mark.

Renjun hanya mengangguk pelan.

"Jadi lo nggak nolak gue?" Tanya Mark lagi. Matanya kembali berbinar.

Renjun menggeleng.

"Jadi gue masih ada kesempatan buat kenal lebih deket sama lo?"

Renjun mengangguk pelan dengan kedua pipi yang merona karena pertanyaan Mark.

"Jadi masih ada kesempatan buat bikin lo suka sama gue?"

Renjun cuma tersenyum tipis sambil menunduk.

Wajah Mark semakin lama semakin sumringah. Udah deh, kegantengannya makin nambah.

Mark menutup kotak bekalnya yang sudah habis. Kemudian ia menatap Renjun, "Gue harap lo nggak risih sama gue, Ren. Gue bener-bener serius mau kenal lo lebih jauh," ujar Mark lagi.

Yang ditatap hanya bisa diam sambil menahan ambyar.

"Ya."

"Jadi kapan kita mau jalan?"

"Ha? Maksudnya?"

"Ayo kita ngedate."

Hancur berantakan sudah hatiku. Luluh lantak pertahananku, batin Renjun.

***

[LINE]

Mark added you as friend by LINE ID

Mark : Halo
Mark : Test
Mark : Masuk nggak?
Mark : Ren, addback gue dong
Read

Renjun : Hai
Renjun : Masuk kok
Renjun : Udah ya

Mark : Hehehe thanks ya
Mark : Lagi apa?

Renjun : Sama-sama. Lagi duduk
Renjun : Kamu?

Mark : Sama. Besok jadi nggak?

Renjun : Aku ragu, Mark

Mark : Kenapa?

Renjun : Aku takut izin sama ayah

Mark : Yaudah biar besok gue yang izinin lo ke bokap lo

Renjun : EH! Jangan! Masalahnya nanti malah makin ribet

Mark : Kenapa sih? Cerita yang jelas

Renjun : Ayahku overprotektif apalagi sama aku. Jadi aku benar-benar dilarang buat dekat sama cowok selain ayah sama abang
Renjun : Pas kamu ajak aku jalan, aku kaget. Aku nggak yakin kamu bisa ngadepin ayahku

Duh ngeri juga. Mana bapaknya jendral lagi.

Mark : Besok gue tetep ke rumah lo. Lo tinggal kasih alamat rumah lo ke gue
Mark : Biar gue yang ngomong sama bokap lo

Renjun : Kamu serius?

Mark : Gue serius, Ren. Lo tenang aja

Renjun : Ok deh. Nanti aku kirim alamatnya

Mark : Sip
Read

***

24th January 2020

Jangan lupa vote d

Siap Jendral! 📌 Markren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang