Chenle masih menatap Renjun dengan pandangan syok. Dia mungkin agak terkejut karena baru kali ini ada manusia yang dengan terang-terangan bilang kalau dia suka dengan seseorang tanpa mengelak sedikit pun.
"Akhirnya di antara ratusan anak cewek dan cowok manis Strada, ada juga yang suka sama manusia itu," gumam Chenle yang merasa bersyukur karena temannya itu akhirnya punya orang yang menyukainya.
Mark dan Lucas sudah menyelesaikan acara bertengkarnya kemudian mereka duduk lagi di bangku masing-masing. Hanya Lucas yang duduk tapi Mark tidak. Dia berdiri di samping Lucas sambil berkacak pinggang dengan napasnya yang masih putus-putus.
"Eh minum siapa nih? Gue bagi ya," ujar Mark yang langsung menenggak air mineral yang ada di meja itu.
Renjun dan Chenle mematung. Renjun terbengong saat melihat air minumnya diminum oleh Mark. "M-Mark, i-itu punyaku. Harusnya jangan tempelin bibir kamu di mulut botolnya. Kan bekas aku," ujar Renjun dengan gagap sambil menunjuk botolnya yang berada di tangan Mark.
Mark menyudahi acara minumnya lalu menatap Renjun dengan pandangan heran, "Ya terus kenapa kalau bibir gue nempel? Bekas lo ini, nggak apa-apalah. Kan secara nggak langsung kita udah ciuman. Apa lo mau langsung ngerasain dari bibir gue aja?" balas Mark dengan alis yang dinaikan sebelah.
Renjun, Chenle dan Lucas sukses dibuat terkejut oleh Mark. Ucapan Mark barusan benar-benar nyeplos begitu saja, tidak ada filternya sama sekali. Wajah Renjun mendadak pucat dan napas sedikit tersendat-sendat.
"Ren, lo nggak apa-apa?" tanya Chenle yang mulai panik. Renju menggeleng pelan sambil memegangi dadanya, "A-aku ba-baik-baik a-aja," balas Renjun dengan nada tersendat-sendat.
Plak!
"Eh Bulgob! Lu apain temen gue?!" semprot Chenle galak setelah ia memukul pundak Mark dengan keras. Mark mengaduh lalu mengusap pundaknya yang barusan dipukul Chenle, "Nggak gue apa-apain sih," balas Mark mengelak.
"Itu anak sesak napas, bodoh!" sahut Lucas yang menatap Renjun khawatir. Mark ikut menatap Renjun khawatir, "Eum... lo nggak apa-apa?" tanya Mark cemas.
Renjun menggeleng sambil berusaha menetralkan napasnya. Mark berjongkok di samping kursi Renjun lalu memberikan pemuda itu minum yang barusan ia minum. "Minum dulu," titah Mark tetapi segera ditepis oleh Renjun.
"Ng-nggak makasih. Aku minum punya Chenle aja," balas Renjun yang mengambil air mineral milik Chenle dan meminumnya.
Mark hanya tersenyum kikuk sambil menatap botol yang ada ditangannya. Maksudnya baik malah ditolak.
"Mampus lu, Mark. Anak jendral nih, macam-macam dikit sama anaknya, peluru langsung bersarang di kepala lu, Mark. Meninggal deh abis itu," ledek Lucas dengan wajahnya yang menyebalkan.
Mark mendelik sebal pada Lucas yang malah sibuk menertawakannya sejak tadi. Lucas tuh kalau urusan meledek anak orang nomor satu tapi kalau sudah berurusan sama mantan, hm ambyar kemana-mana dia.
Iyalah. Mantannya seperti gorila lepas. Sulit ditaklukan.
Renjun sudah merasa lebih baik dari sebelumnya. Nafasnya berangsur normal dan dia hanya terduduk lemas ditempatnya.
"Sawan deh nih anak," gumam Lucas asal.
Tak!
"Mulut lu bisa diam nggak sih? Berisik banget kaya terompet tahun baru!" sewot Mark. Lucas meringis sambil mengusap keningnya yang barusan dijitak oleh Mark. Sekarang kenapa Mark jadi galak ya?
"Ren, lo nggak apa-apa?" tanya Chenle sambil memegang pundak Renjun.
Renjun menggeleng, "Nggak apa-apa. Maaf barusan reaksiku agak aneh. Dulu aku emang nggak biasa bergaul sama cowok karena tubuhku terlalu mungil dan sering jadi bahan ejekan mereka, ayahku juga melarang untuk bergaul sama cowok kalau pada akhirnya aku dibully lagi kaya dulu. Kata beliau, cowok itu bahaya buat aku. Aku ini memang sudah menyimpang sejak lulus SD dan sampai sekarang begitu. Jadi, kalian pasti mengerti kenapa ayahku sangat protektif padaku," balas Renjun sambil menunduk.
Mark menatap Renjun dengan pandangan takjub, "Jadi, selama ini lo nggak pernah bergaul sama cowok?" tanya Mark.
Renjun menggeleng, "Nggak. Aku cuma kenal ayah sama abang aja," balas Renjun.
"Lo punya temen deket?" tanya Lucas yang mulai ingin tau dengan kehidupan Renjun.
"Nggak. Semua tenanku sampah, mereka lebih seneng dengan harta dan abangku saja," balas Renjun datar.
"Emang abang lo ganteng banget ya?" tanga Mark lagi.
"Ya gitu. Tau nggak personil NCT? Yang jadi leader boy group WayV?" Ujar Renjun sambil menatap Mark tepat dimatanya.
TAMAT HIDUP GUE! MATANYA YA TUHAN, INDAH BANGET! TERSEPONA AKU! Mark terbengong seperti kambing ompong di depan Renjun. Matanya sampai ikut berbinar-binar segala lagi.
"Oh iya, gue tau. Qian Kun kan?" tebak Chenle sambil mengangkat tangannya
"Iya. Kata teman-temanku, abang itu mirip sama dia. Padahal kata aku nggak sama sekali. Dimataku dia tetap saja abang yang selalu jagain aku setelah Bunda meninggal," lirih Renjun.
"Ja-jadi, lo udah nggak punya ibu?" Mark berucap dengan lirih di sebelah Renjun. Si Manis tersenyum lirih lalu mengangguk, "Iya. Udah lama sekitar 4 tahun lalu," balas Renjun.
"So-sorry. Kita nggak tau," Lucas berujar, ia merasa tak enak dengan Renjun.
"Nggak apa-apa, Cas. Santai aja."
***
29th December 2019
Jangan lupa vote dan komentarnya! 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap Jendral! 📌 Markren ✔️
Fanfic[ REMAKE DARI WORK SAYA YANG LAIN. HANYA BERBEDA TOKOH SAJA ] Namanya juga anak jendral. Gampang gampang susah ngedeketinnya. ➖ NCT 127'S MARK LEE X NCT DREAM'S HUANG RENJUN ➖ © copyright 2019 by junwookshi ⚠️ B x B ⚠️ Dom! Mark, Sub! Renjun ⚠️ Unde...