BAB 5

4.9K 714 50
                                    

Pagi-pagi sekali Mark sudah datang, dia berjalan di sepanjang koridor kelas 12 dengan tampang tengil dan sok tampannya. Ini anak kenapa sih??

Tapi sebelum dia masuk ke kelas, Mark rutin pergi ke toilet. Bukan karena ia beser di pagi hari atau ingin BAB tapi ia ingin berkaca. Apakah hari ini ia sudah ganteng atau belum?

Sampah ya? Tentu saja.

Mark sampai di depan cermin full body, dia segera membenahi seragam, ikat pinggang dan dasinya. Tidak lupa ia membenarkan tatanan rambutnya dan mengecek wajahnya sambil meusap-usap dagu. Ada jerawat atau tidak? Sudah ganteng atau belum?

Itu kebiasaannya setiap pagi sebelum masuk ke kelas.

"Ya ampun, kenapa gue makin hari makin ganteng aja ya? Nggak ada ceritanya seorang Mark Stevan Lee makin hari makin jelek. Gue selalu tampan seperti biasa," gumam Mark sambil memuji dirinya sendiri di depan cermin seraya mengusap-usap rahang dan dagunya.

Dan Mark tidak tau saja kalau tidak jauh dari dia berdiri sekarang, ada seorang pemuda manis yang tak lain adalah Renjun sedang sesak napas sejak tadi.

Di saat Mark sibuk mengagumi dirinya yang makin hari makin tampan, lain dengan Renjun. Dia sibuk mengambil napas dalam-dalam sambil berusaha menetralkan rasa sesaknya. Kenapa? Coba tanya sama cowok yang bernama Mark.

Dari tangga munculah Hwall, Seungmin dan Chenle yang ternyata baru saja datang dan mereka melihat Renjun yang sudah duduk lemas di lantai jembatan cinta sambil memegangi dadanya.

"Renjun! Lo kenapa?!!"

Seungmin berlari menghampiri Renjun yang terduduk lemas di jembatan cinta. Laki-laki itu memegangi pundak Renjun sambil menatapnya khawatir. Hwall dan Chenle ikut menghampiri Renjun dengan tatapan khawatir.

"Ren, lo nggak apa-apa?!" panik Hwall.

Pemuda manis itu menggeleng pelan, "A-aku ba-baik-baik a-aja. Da-dadaku se-sesak banget," lirih Renjun sambil berusaha mengambil napas.

"Nih minum dulu!"

Chenle menyodorkan minumnya pada Renjun. Dengan perlahan Renjun meminumnya dibantu oleh Seungmin yang memegangi botol milik Chenle. Akhirnya Renjun sudah merasa tenang walaupun masih lemas.

"Jadi lo kenapa?" tanya Hwall.

"Aku sesak napas," jawab Renjun santai.

"Kok bisa?" tanya Seungmin lagi.

"Bisa. Gara-gara liat pemandangan indah pagi ini," gumam Renjun sambil tersenyum-senyum sendiri.

Chenle sudah menatap Renjun dengan pandangan horror. Mendadak perasaannya tidak enak soal ini. Seriusan dan ini rasanya benar-benar tidak enak.

"Pemandangan apa?" tanya Chenle penasaran sambil memicing ke arah Renjun.

Si Manis tersenyum kecil sebelum menjawab.

"Tuh."

Ketiga manusia itu menoleh ke arah tunjukan Renjun. Mereka semua terdiam tidak bergerak sama sekali.







"ANJIR!!! MANUSIA KAYA GITU LU BILANG PEMANDANGAN INDAH?!!" Seungmin berteriak syok sambil menunjuk-nunjuk Mark yang sedang bercermin. Bahkan ia berpikir kalau cermin kamar mandi akan pecah kalau terus-terusan digunakan oleh Mark.

"FAK!! NGOMONG SONO SAMA TEMBOK!! CANTIK-CANTIK TERNYATA LO BUTA JUGA!!!" Hwall tidak habis pikir dengan pemikiran dan juga mata cowok manis seperti Renjun. Masa Mark dibilang ganteng sih?!

"HAHAHAHAHAHAHA!" Chenle tertawa dengan terpaksa dan diakhiri dengan hujatan.

Barusan Renjun menunjuk objek yang dia maksud sebagai pemandangan indah.

MARK LAGI NGACA.

IYA MARK.

MARK LAGI NGACA YA.

"Ganteng kan?"

"LU DOANG YANG BILANG DIA GANTENG!!!"

***

Saat pelajaran Bahasa Indonesia, anak-anak kelas 12 MIPA 3 disuruh untuk mengerjakan tugas yang ada di buku paket secara berkelompok dan akhirnya terbentuklah kelompok dengan 4 orang anggota. Renjun, Chenle, Lucas dan Mark. Ini dibentuk oleh Mark. Mungkin supaya bisa modus-modus cantik ke Renjun kali ya.

"Nah! Cas, lu kerjain tugas 1 ya. Le, lu kerjain tugas 2. Terus gue tugas 3," ujar Mark yang mulai membagi-bagi tugas.

"Lah terus Renjun ngapain anjir?" balas Chenle pada Mark.

"Ya Renjun sih bantuin gue aja. Tugas 3 banyak tau," ujar Mark sambil mengedip ke arah Renjun.

Plak!

"MODUS LU DIKONDISIKAN DONG, BLEGUG!!!"

Lucas memukul kepala Mark lalu berteriak keras di telinga laki-laki itu sampai telinganya pengang. Lucas sih masa bodoh, Renjun sendiri hanya tertawa dan Chenle sibuk menimpuki Jun dengan penghapus.

"Udah biar aku sama Chenle aja. Chenle nomor 1 sampai 5, terus aku nomor 6 sampai 10. Adilkan? Semuanya kerja," ujar Renjun sambil tersenyum.

"Nah! Bagus, Ren! Nggak usah dengerin si tukang modus sok kecakepan kaya dia nih. Dasar lu kambing!" sewot Lucas lalu membuka buku bahasa indonesianya.

Mark hanya mencibir pelan sambil mengusap kepalanya yang barusan kena pukul oleh Lucas.

Apa salahnya sih gue modus? Batin Mark sebal.

Chenle dan Lucas yang memang duduknya saling berhadapan diam-diam melirik ke arah Mark dan Renjun. Renjun masih sibuk mengerjakan soal di buku paket sambil sesekali mengerenyit bingung.

Tapi lain dengan Mark. Laki-laki itu bukannya mengerjakan soal, ia malah sibuk memperhatikan Renjun yang sedang serius mengerjakan soal sambil tersenyum-senyum dan pulpen yang dia pegang digigit-gigit pula.

Lah? Berasa kenal pulpennya, mata Chenle memicing saat melihat bentuk fisik dari pulpen yang digigiti oleh Mark.

Chenle kembali memperhatikan dengan jelas pulpen yang sedang digigiti oleh Mark itu. Warnanya hijau tosca lalu ada bintik-bintik putihnya di badan pulpen.




"ANJER MARK!!! ITU PULPEN GUE KENAPA LO GIGITIN SIH?!!"

BUK!
BUK!
BUK!

"CHENLE, SAKIT OY!!! AW! AW! AW! IYA, IYA, MAAF KEMARIN PULPEN LU, GUE COLONG!"

"YAH BAU JIGONG DEH PULPEN GUE!!!"

"HEHEHEHE NGGAK APA-APA BEKAS JIGONG ORANG GANTENG!!!"

"LO EMANG TERNAJIS, MARKONAH!!!"

"ADOOOOHHHH!!! RENJUN, TOLONGIN 'AA DONG!!!"

"DIEM LO, SAMPIS!"

***

30th December 2019

Jangan lupa vote dan komentarnya ya!

Siap Jendral! 📌 Markren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang