BAB 14

2.6K 484 59
                                    

Renjun diantarkan pulang oleh Mark dengan selamat ya walaupun lebih dikit dari jam yang sudah ditentukan dan disepakati. Itu juga Mark sudah ngebut pakai banget supaya tidak terlalu telat. Dari Jakarta Kota ke rumah Renjun bukannya tinggal kepeleset sampai, tapi jauh banget

Belum lagi macet. Mark hampir tiap saat mengumpat kasar di depan Renjun sedangkan Renjun berusaha menenangkan Mark yang emosi karena macet sambil mengusap pundak kiri Mark.

Tapi Mark tetap saja kesal. Dia pasti balas gini,

"Mark udah sabar. Macetkan wajar di Jakarta," tenang Renjun.

"Nggak bisa! Ini demi kepercayaan ayah lo sama gue. Gue udah ngebawa anaknya dengan izin dan pakai perjanjian, yakali gue nggak nepatin janji gue tadi pagi. Cowok macam apa yang ngelanggar janjinya antar sesama cowok? Banci!" balas Mark keras.

Mark itu laki-laki yang selalu memegang teguh apa yang dia ucapkan dan dia janjikan. Dia hampir tidak pernah melanggar janji, kecuali ada keperluan yang benar-benar mendesak dan akan dia ganti hari lain.

Tapi urusannya sudah beda kalau dengan Renjun dan ayahnya. Dani itu tipe yang tegas dan selalu tepat waktu, ibarat kata kalau telat sedikit saja dia akan dihajar sampai KO. Mark tidak mau sampai seperti itu, apalagi sampai kepercayaan Dani padanya menghilang. Kalau sampai itu kejadian, pasti menyesal sekali.

"Turun, Ren. Udah sampai," ajak Mark santai.

Renjun mengangguk lalu turun dari mobil. Keduanya memasuki rumah Renjun, dia ruang tengah sudah ada Kun dengan wajah khawatirnya.

"Astagfirullah, dek! Abang sampai spaneng nungguin kamu pulang. Udah lewat 2 menit nih," ujar Kun panik seraya menangkup kedua pipi Renjun.

Renjun menurunkan kedua telapak tangan abangnya dari pipinya, "Nggak apa-apa, bang. Ayah mana?" tanya Renjun.

"Untung aja ayah lagi sibuk sama lelenya di belakang. Nggak nanyain kamu dari tadi. Ayo ke belakang samperin ayah," ajak Kun pada Renjun dan Mark.

Benar saja, di halaman belakang Dani lagi sibuk memberi makan lele-lele jumbonya dan juga ikan koinya.

"Assalamu'alaikum, yah," salam Renjun.

Dani menoleh, "Wa'alaikumsalam. Loh kok udah pulang?" Tanya Dani heran.

LAH?!!

ADA APA SEBENARNYA?!!

Renjun, Mark dan Kun mengerjap polos.

"Katanya jam 8!" seru mereka bersamaan.

Dani membelalak kaget lalu nyengir lebar sambil garuk-garuk kepalanya, "Oh jam 8 ya? Hehehe maklumlah ayah udah tua jadi udah mulai pikun," balas Dani yang masih dengan senyum malunya.

Mark tersenyum tipis lalu menggeleng, "Renjunnya sudah pulang dengan selamat, pak jendral. Saya pamit pulang dulu," ujar Mark.

Dani mengangguk, "Ya kamu boleh pulang, hati-hati di jalan. Jangan ngebut ya, Mark!" peringat Dani.

Mark mengangguk lalu menyalimi Dani dan Kun, ia juga melambai kecil pada Renjun lalu berbalik dan berjalan keluar dari rumah Renjun.

Dani menghela napas pelan setelah kepergian Mark, "Dia ngajak kamu kemana aja?" tanya Dani kepo.

Renjun duduk di kursi yang berada di depan ayahnya, "Mark ngajak aku ke Kota Tua tapi pas udah tutup, enak deh, yah. Pemandangan Kota Tua pas malam itu kalau kata aku indah," balas Renjun sambil tersenyum.

Dani hanya mengangguk-ngangguk saja. Kun yang menyandarkan punggungnya di dinding dekat pintu yang tak jauh dari Renjun dan ayahnya pun ikut nimbrung.

Siap Jendral! 📌 Markren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang