BAB 4

5.3K 814 102
                                    

Karena buku ini per chapternya sedikit, jadi aku mau update lagi 🤭

***

Mark berbaring di atas ranjangnya sambil menerawang ke arah langit-langit kamarnya. Sedikit demi sedikit, dia mulai tau tentang Renjun. Beruntung juga punya teman yang mulutnya nyinyir seperti Chenle dan Lucas.

"Jadi, Renjun itu anak jendral yang udah nggak punya ibu. Keluarganya tinggal ayah sama abangnya doang. Kata temen-temennya dulu, abangnya ganteng. Penasaran gue, seganteng apa sih abangnya Renjun sampai banyak cewek yang nyantol? Kayanya nggak ganteng-ganteng amat. Masih gantengan gue deh," gumam Mark sambil mengusap-usap rahangnya.

Manusia seperti Mark ini adalah spesies manusia yang mempunyai kepercayaan diri setinggi langit yang pernah ada. Hanya dia yang paling sering memuji diri sendiri apalagi kalau sedang berdiri di depan cermin. Dia pasti bilang,

'Ya ampun, ini siapa sih yang ada di kaca? Ganteng banget. Kaya pangeran kayangan.'

Atau

'Mahakarya Tuhan tuh emang indah banget. Siapa yang bisa ngalahin kegantengan gue coba?'

Iya barusan itu kata-kata yang Marm ucapkan kalau dia sedang berkaca. Sampah sekali.

Mark membalikkan posisi tubuhnya jadi tengkurap, "Renjun nggak pernah deket sama cowok, berarti dia belum pernah pacaran dong ya?" gumam Marm sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Berarti gue harus jadi orang pertama yang bikin dia ngerasain asiknya temenan sama cowok dan bikin dia jatuh cinta sama gue," gumam Mark lagi.

Akhirnya sekarang dia punya alasan untuk rajin pergi ke sekolah. Bukan hanya sekedar absen dan belajar, tapi juga membuat seseorang yang ia suka merasa nyaman dengannya.

***

"Bang, tadi aku ketemu sama cowok. Dia bikin aku gemes deh, bang," ujar Renjun sambil tertawa kecil saat membayangkan laki-laki yang ia maksud.

"Hah? Siapa namanya? Jangan ngomong keras-keras, nanti ketauan ayah," sahut abangnya dengan suara berbisik supaya tidak diketahui oleh Sang Ayah.

"Namanya Mark. Dia bisa bikin Injun deg-degan, Bang. Baru kali ini ada cowok yang bikin Injun senyum-senyum sendiri," balas Renjun dengan wajah sumringahnya. Sejak tadi dia terus saja tersenyum-senyum sendiri.

"Oh ya? Ya ampun, adek abang ini udah gede ya. Kenalin dong sama abang," Abangnya mulai menggoda adik semata wayangnya ini.

"Abang, aku kan baru kenal masa langsung minta dijenalin. Nggak ah," tolak Renjun.

Laki-laki yang dipanggil 'Abang' oleh Renjun ini hanya ketawa. Namanya Kun Lazuardy, biasa dipanggil Kun atau Bang Kun oleh Renjun.

 Namanya Kun Lazuardy, biasa dipanggil Kun atau Bang Kun oleh Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ih Injun mah gitu. Kasih tau deh, apa besok abang ikut kamu ke sekolah aja ya? Lagian abang masuk kuliah jam 9," ujar Kun sambil menaik-turunkan alisnya.

"Nggak ah, bang. Nggak usah macem-macem sama sekolah Injun yang baru ya, Bang. Injun mau dapet temen yang bener, nggak cuma ngincer uang sama abang Injun aja," tolak Renjun sambil menatap Kun galak.

"Uuu iya, iya deh. Sebagai abang, aku ngalah aja," balas Kun mengalah.

"Kun, Injun, kok belum tidur?" Suara itu terdengar dari arah belakang mereka berdua. Kedua manusia itu menoleh dan mendapati ayahnya yang sedang menatap mereka berdua dengan pandangan bingung.

"Eh ayah, iya nih belum ngantuk," balas Renjun.

"Tidur gih, besok kan sekolah. Kamu juga, Kun. Besok kamu kuliah," titah ayahnya yang biasa dipanggil Jendral Ganteng oleh kedua anaknya. Iyalah ganteng, wajahnya saja mirip dengan Donghae Super Junior, bagaimana nggak ganteng?

 Iyalah ganteng, wajahnya saja mirip dengan Donghae Super Junior, bagaimana nggak ganteng?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jendral Ganteng atau Jendral Dani ini masih muda, umurnya baru 40 tahun. Masih pantas disebut hot daddy. Tapi Jendral Dani yang sekaligus ayah ini, sangat protektif pada anak bungsunya. Renjun diberikan beberapa peraturan yang harus dipatuhinya.

1. Jangan pulang telat.

2. Jangan main sama cowok.

3. Jam malam Injun itu jam 8 malam.

4. Jangan punya social media kecuali Line dan WhatsApp

5. Jangan PACARAN

Peraturan yang terakhir itu memang sedikit kolot. Iya, Renjun dilarang pacaran, Pak Jendral takut anaknya kenapa-napa. Dia tidak percaya dengan anak laki-laki zaman sekarang. Kebetulan Pak Jendral ini tahu kalau anaknya menyimpang sejak kecil, sudah berusaha diobati tetap kembali lagi seperti awal. Pada akhirnya ia pasrah.

"Iya, yah," balas Renjun lalu mengangguk.

Kun sudah pergi terlebih dahulu dulu ke kamarnya, dia tidak berani melawan perintah sang ayah. Tapi lain dengan Renjun, Si Mungil masih duduk di sofa ruang tengah dengan kedua mata yang menatap ke arah ayahnya.

"Kenapa, Ren?" tanya ayahnya bingung yang menyadari sejak tadi Renjun memperhatikannya.

Renjun mengerjap pelan, "Ayah, tadi di sekolah aku punya teman baru," ujar Renjun sambil menatap ayahnya.

"Oh ya? Bagus dong. Ajak dia main ke rumah," balas Dani sambil menatap anaknya dengan senyum.

"3 cowok," ujar Renjun lagi.

Dani menatap anaknya dengan pandangan tajam, "Ayahkan udah bilang kamu jangan main sama laki-laki, Ren," balas Dani.

"Iya, yah. Injun tau kok. Tapi Injun kan cuma temenan, masa Injun nggak boleh temenan sama cowok, yah? Kenapa?" Tanya Renjun yang mempertanyakan alasan ayahnya selama ini mengekang pergaulannya.

"Kamu kan tau pergaulan sekarang kaya gimana. Banyak perempuan yang usianya sama kamu tapi mereka hamil di luar nikah. Banyak submisif yang terkena pelecehan seksual. Kenapa? Karena pergaulan yang nggak bener, Ren. Ayah mau kamu ngerti. Ayah kaya gini juga karena ayah sayang sama Injun dan nggak mau Injun kenapa-napa," balas Dani sambil berbalik pergi.

Renjun menggigit bibir bawahnya ragu. Dia merasa semua ini tidak adil untuknya dan untuk masa remajanya.

"Tapi yah! Kalo Injun bilang Injun lagi jatuh cinta gimana?!"

***

29th December 2019

Jadi ingin ubah genre jadi ABO Universe hmmm

Siap Jendral! 📌 Markren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang