BAB 13

2.9K 503 45
                                    

"Kita mau kemana?" tanya Renjun saat mereka berdua sudah berada dalam mobil.

"Hm... kemana ya? Gue juga nggak tau. Muter-muter aja deh. Mau nggak?" tawar Mark.

Renjun hanya mengangguk paham, "Tapi muter-muter kemana?" tanya Renjun lagi.

"Muterin Jakarta aja. Kita lihat sunset di Jakarta, biasanya bagus kalo langitnya sore gitu. Oren-oren astetik," balas Mark.

Apaan sih yang astetik, Mark?

Muka lu astetik?

Faika hanya mengiyakan. Di jalan juga mereka tidak banyak ngobrol, lebih tepatnya bingung ingin membicarakan apa. Sampai akhirnya Mark buka suara juga.

"Om Dani ayah lo ya?" tanya Mark.

"Iya. Kenapa?"

"Kok masih muda banget? Ganteng lagi," balas Mark.

"Ayahku udah 38 tahun padahal. Udah mau masuk 40 tahun, tapi kenapa orang-orang pada bilang beliau awet muda ya," gumam Renjun.

"Tapi keliatan kali, Ren. Gen ayah lu mantep juga ya, abang lu juga ganteng. Eh anak bungsunya juga manis banget hehehe," puji Mark sambil cengengesan.

Hadeh!

Renjun hanya membalasnya dengan tawa, sudah biasa mendengar gombalan receh dan keju dari Mark. Jijik sih tapi bagaimana ya?

Mereka sempat berhenti di tukang kue cubit pinggir jalan. Renjun turun untuk membeli beberapa bungkus kue cubit. Saat masuk ke dalam mobil, Renjun bawa 3 kotak kue cubit.

"Kok yang ini nggak matang sih?" tanya Mark sambil menunjuk kue cubit setengah matang.

"Enak tau yang setengah matang," balas Renjun sambil nyengir.

"Enak dari mana? Nanti sakit perut. Ada telurnya kan itu," ujar Mark lagi. Dia menatap Renjun dengan pandangan agak ngeri.

"Kamu mau nyobain nggak? Kalo mau nyobain, nanti aku suapin," balas Renjun.

Mark menggeleng pelan lalu dia kembali melajukan mobilnya. Ia ngeri sendiri makan kue cubit setengah matang seperti itu, takut di jalan sakit perut dan berakir susah mencari rest area buat buang air.

Di jalan, mereka berdua mulai banyak bercerita. Mulai dari Lucas yang masih gencar mengajak Haechan untuk balikan, Jeno dan Chenle yang makin lengket seperri lem, Hyunjin dan Changbin yang semakin absurd, Hendery yang berencana ingin mengajak YangYang mendaki Rinjani, Hangyul yang selalu misuh-misuh setiap lihat updatean Instagram selebgram kesayangannya.

Tidak kerasa juga mereka sudah sampai di Bundaran HI, tadinya mereka ingin masuk ke Kota Tua tapi kata Mark nanti dulu. Dia ingin memutari Bundaran HI.

Ya namanya juga Jakarta, tidak akan jauh-jauh dari kata macet. Lagian Jakarta kalah nggak macet kayanya aneh banget gitu. Iya seperti saat lebaran, lengang, tidak macet. Merdeka.

Ujung-ujungnya mereka memang hanya mengelilingi Jakarta saja, berakhir masuk ke Kota Tua dan bingung ingin memarkirkan mobil dimana. Akhirnya mereka mencari ruko dulu yang tidak jauh dari sana untuk memarkirkan mobilnya. Untung saja ada.

Siap Jendral! 📌 Markren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang