Prakata

3.2K 181 8
                                    

••• DWILOGI RIHLAH CINTA •••

dwi.lo.gi n seri karya sastra yang terdiri atas dua satuan yang saling berhubungan dan mengembangkan satu tema

rih.lah n perlawatan; perjalanan; pelancongan; darmawisata

cin.ta a 1 suka sekali; sayang benar

Dwilogi "Rihlah Cinta" merupakan rangkaian dua buku seri yang mengisahkan perjalanan Rafaz Malik Kavindra bersama istrinya. Kata rihlah lebih erat hubungannya dengan darmawisata yang mempunyai unsur ibadah dan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah Islam, tafakur alam, dan wisata religi. Dalam cerita ini kata rihlah tidak semata-mata ditekankan pada perjalanan keliling ke suatu tempat, tapi justru lebih mengisahkan perjalanan rumah tangga Raf bersama istrinya.

Persinggahan Sementara ini adalah buku keduanya. Makna "Persinggahan Sementara" akan dimengerti seiring dengan berjalannya cerita.

••• ABSTRAK •••

Sejak awal menikah dengan Raf, Lubna sudah tahu bahwa sampai kapanpun, ia tidak akan pernah menjadi yang pertama dan utama. Tanpa menjelaskan apapun, dari sudut mata Raf yang selalu sendu saat melihat album dengan judul "Rihlah Cinta" berisi foto-foto perjalanannya dengan Rae, igauan malam laki-laki itu yang selalu menyebut nama Rae, juga senyum getirnya saat memandang Rae kecil ... Lubna akhirnya paham bahwa Raf benar-benar setia; bahwa laki-laki yang menjadi suaminya itu tidak pernah mendua.

Perempuan luar biasa seperti Rae memang layak mendapatkan posisi utama di hati Raf. Dan Lubna ... sekeras usaha apapun yang ia coba, ia hanya mampu menjadi ibu yang kuat dan baik untuk anak-anaknya, tetapi tidak pernah mampu menjadi istri yang kuat dan baik bagi Rafaz Malik Kavindra.

Maka atas rihlah cinta yang mungkin sejak awal tidak pernah ia mulai bersama Raf, Lubna memutuskan untuk berhenti. Rihlah ini cukup melelahlan. Dan Lubna ... dia sudah tidak mampu bertahan sebagai persinggahan sementara bagi Rafaz Malik Kavindra.

••• CATATAN PENULIS •••

Welcome back, Mas Raf!

Yep, seperti judulnya, ini adalah buku kedua dari dwilogi "Rihlah Cinta". Untuk teman-teman yang sudah membaca Pemberhentian Terakhir, ini adalah buku lanjutannya. Secara premis cerita, sebetulnya buku ini bisa dibaca terpisah dari buku pertamanya. Secara alur nggak akan berpengaruh. Toh, premis dan message-nya juga beda. Tapi alur cerita ini maju mudur. Jadi sudah pasti beberapa momen yang ada di Pemberhentian Terakhir akan ada buku ini juga ... berdasarkan sudut pandang Lubna.

Why Lubna? Karena di buku pertama, aku hanya fokus di Raf dan Rae, padahal ada Lubna di sana. Awalnya aku nggak mau Pemberhentian Terakhir ada lanjutannya. Tapi aku sudah membayangkan karakter Raf akan nggak akan baik-baik aja setelah kepergian Rae. Dan ... efek ini sangat amat mempengaruhi Lubna, anak-anak, dan rumah tangga mereka.

FYI, ini akan jadi cerita dengan konflik yang (mungkin) sederhana. Nggak akan ada yang sakit atau meninggal. It's just Raf and Lubna's married life. Topik yamg aku angkat di ini cukup umum: perceraian.

So imagine, orang sesaleh Raf, sebaik Lubna, sudah berumah tangga tujuh tahun, punya anak dua, kehidupan ekonomi bagus, kerjaan oke, langsung memikirkan peceraian saat nggak berhasil menangani "masalah hati dan mindset" dalam pernikahan. Susah iklas, susah sabar, merasa kurang layak, merasa nggak bahagia, dsb.. Dan menurutku, itu wajar aja sih dalam pernikahan. Tapi pasti ada langkah preventif untuk mencegah hal itu dan langkah rekomendasinya saat sudah kejadian. Sebab yang sepele-sepele gitu kadang-kadang justru rumit banget.

I'm writing this story to remind myself that marriage is never simple. Dan untuk itu, aku jadi banyak belajar dan prepare. Dengan nulis ini aku jadi lebih peka dengan sering observe orang-orang yang sudah menikah yang aku kenal, terutama yang memutuskan untuk cerai. With my less of experience about the marriage because I'm singlelillah and twenty years old, semoga cerita ini nggak kering dari rasa karena aku kena cap "belum seutuhnya dewasa". I try my best.

Last but not least, this story is belongs to all Lubna Diwanggani in real life. Semoga kita semua semakin dewasa. Thank you.

••• MOODBOARD + PLAYLIST •••

Menyusul kalau nggak malas bikin, hehe.

Persinggahan Sementara [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang