17

10 0 2
                                    

luna mengambil handphone dari saku roknya saat merasakan handphonenya bergetar.

08976544***
Jangan pulang sebelum gue dateng.
-bgs

luna mengerutkan keningnya saat sebuah nomor yang tidak ia kenal menghubunginya,siapa ini?bgs?bagas kah?tapi kenapa ia menyuruhnya jangan pulang dulu?apa karena ajakan pulang bersamanya tadi?

luna benar benar malas bertemu lagi dengan bagas,luna menyimpan kembali handphonenya melanjutkan niatnya untuk pulang. luna berjalan kaki hingga halte bus ia mengerutkan dahinya,kenapa banyak batu dan bongkahan kayu berserakan dijalanan. luna kembali berjalan,ia bertemu beberapa anak sma dengan luka yang lumayan parah,dengan seragam yang berlumur berdarah.
"aw!"luna memegang dahinya saat sebuah batu mendarat dari arah berlawanan.

"MAJU LO!"teriak seseorang,membuat luna menatap lurus kedepannya,luna mundur beberapa langkah dan berbalik arah matanya membulat saat melihat segerombolan murid sma berjalan kearahnya dengan menenteng benda tajam. seperti celurit gir motor dan kayu. badan luna bergetar,air matanya sudah turun ia tidak tau harus bagaimana sekarang.

"serang aja!itu pasti anak sebrang!"teriak salah satu murid sekolah itu luna memjamkan matanya ketakutan. luna merasakan sebuah benda yang sepertinya tas berada diatas kepalanya.
"maju lun,jalan cepet. aw-cepet luna jalan!"

luna membuka matanya dan melihat orang itu adalah bagas. ia segera melangkahkan kakinya dan berlari dengan bagas yang masih menutup kepala luna dengan tasnya. luna sedikit mengintip,bagas menerobos anak anak yang sedang berkelahi itu. luna juga tau bagas terkena lemparan batu.
"b-bagas"ucap luna
"nanti aja ngomongnya,cepet jalan"ucap bagas yang terdengar oleh luna. luna menangis ia takut ia sangat sangat takut. sampai luna melihat bagas membukakan pintu mobil dan memasukkan luna kedalamnya beserta bagas juga.

bagas menurutkan tas yang berguna untuk menutupi kepala luna tadi dan menatap luna dengan tatapan khawatir.
"lo luka?!mana yang sakit lun?!"tanya bagas dengan khawatir,luna menggeleng dengan seiring air matanya turun. luna melihat wajah bagas yang lebam banyak bercak darah diseragamnya.
"jangan nangis luna"ucap bagas menghapus air mata dipipi luna
"lo sini aja,jangan kemana mana gue harus kesana"ucap bagas yang diangguki oleh luna. bagas mencium kening luna lama lalu keluar dari mobil dan berlari. luna menangis tak bersuara,ia melihat handphone bagas ia meraihnya dan membukanya.

air mata luna kembali menetes,melihat fotonya yang menjadi wallpaper. fotonya sedang duduk sendirian dengan headset yang menyumpal kedua telinganya.
"apa semua ucapan bagas benar?bagas benar menyanyangi luna?bagas menyukai luna?tapi kenapa harus luna?"

"ibu bidadari!"ucap gabriel yang tiba tiba datang,sama seperti bagas tadi wajah gabrielpun penuh dengan luka.
"yel,ayo cepet"ucap bagas diluar mobil,gabriel buru buru duduk dikursi kemudi diikuti nathan dan gabriel. bagas duduk disebelah luna. ia langsung merangkul luna dan membawa luna kedalam dekapannya. tangan bagas mengusap lagi pipi luna.
"kata gue kan jangan nangis lun,kenapa masih nangis?mana yang sakit kasih tau gue"ucap bagas,luna menggeleng,ia membalas pelukan bagas. wajahnya pun luna tenggelamkan di dada bidang bagas.

sampai mobil itu berhenti disebuah rumah yang tidak terlalu besar.
"tan ayok!"ucap gabriel menarik tangan saudara kembarnya itu
"iya iya,gas bawa luna ke kamar gue tapi lo berdua jangan ngapa ngapain. jangan ngotorin kamar gue"ucap nathan lalu berlari mengejar gabriel yang sudah masuk duluan kedalam rumah itu. bagas menggandeng tangan luna lalu masuk kedalam rumah itu. rumahnya tidak terlalu rapi tapi tidak juga kotor,hanya sedikit berantakan.

bagas mempersilahkan luna masuk kedalam kamar itu. luna duduk dipinggiran kasur dikamar bernuansa biru itu.
"lun gue kan udah bilang,jangan pulang dulu sebelum gue dateng. lo gak baca sms gue?"ucap bagas berlutut didepan kaki luna. luna mengangguk
"kamu luka"ucap luna pelan,bagas berdiri lalu mengusap kembali pipi luna yang banyak bekas air mata.

bagas duduk disebelah luna,menyampirkan rambut luna kebelakang telinga.
"gue gak apa apa lun,yang penting lo gak luka"ucap bagas
"maaf"ucap luna menunduk,
"gak apa apa,ini lebih baik dari pada gue liat lo luka"ucap bagas lagi
"mau gue buatin teh?"tanya bagas,luna menggeleng

"aku mau peluk kamu"ucap luna pelan namun bagas dapat mendengarnya,senyuman bagas terangkat. bagas membuka tangannya agar tangan luna dapat melilit tubuhnya. benar saja luna langsung memeluk bagas erat.
"gue sayang lo luna,lo harus percaya itu"ucap bagas lalu mencium puncak kepala luna. luna mengangguk,ia percaya bahwa bagas menyayanginya.

luna pun merasa nyaman disayangi oleh bagas,walau terkadang menyebalkan.
"tidur aja lun"ucap bagas ingin melepas pelukan tangan luna. luna menggeleng,malah mempererat pelukan dibadan bagas. bagas merebahkan tubuhnya hingga tubuh luna pun ikut terbaring disebelahnya,bagas membuat tangan kanannya menjadi bantal dikepala luna dan mengusap sayang rambutnya.
"mulai besok berangkat pulang sama gue ya lun"ucap bagas,luna hanya diam. sampai luna pun tertidur

***

luna terbangun saat suara tertawa seseorang mengagetkannya. ia melirik kaget jam dipergelangan tangannya,pukul 7 malam!!
luna berlari keluar dari kamar
"eh!ibu bidadari!"teriak nathan
"bagas"ucap luna
"kenapa lun?"tanya bagas berdiri dibelakang luna
"mau pulang,mama pasti nyariin aku"ucap luna,bagas berjalan mendekati luna dan mencium pipi kanan luna

"tante ananta udah gue kasih tau kok lo sama gue,makan dulu ya baru kita pulang"ucap bagas,luna sedikit lega. ia pun duduk disebelah nathan yang sedang bermain ps.
"ibu bidadari mau apa?kok bengong?"tanya nathan,luna tersenyum kearahnya lalu menggeleng
"nih makan dulu"ucap bagas menyodorkan semangkuk mie instan,tatapan mata luna jatuh pada pipi kanan dan dahi  bagas masih membiru. apa belum diobati?

luna bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah dapur,ia kembali ke tempat duduknya dengan membawa baskom berisi air hangat. ia mengeluarkan sapu tangannya. tangan luna terampil menyelupkan sapu tangannya kedalam air hangat dan mulai menempelkan pada luka diwajah bagas.

"oh mau ngobatin,ngomong dong"ucap bagas tersenyum lebar
"aaaa"ucap bagas menyodorkan sesedon mie kearah mulut luna. luna menggeleng
"makan dulu aaa"ucap bagas,luna akhirnya membuka mulutnya dan menerima suapan dari bagas.
"aw-aduh"pekik bagas saat luna terlalu keras menekan lukanya
"maaf"ucap luna,bagas tersenyum lalu mengacak gemas rambut luna. bagas mendekatkan wajahnya kearah luna dan mencium puncak kepala luna lalu menjepit kedua pipi luna diantara jari telunjuk dan jempolnya.

"jangan bikin gue gemes lunaaa!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be something'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang