Persahabatan adalah topeng untuk menyembunyikan perasaanku
☆☆☆
"Loh? Jemput?" tanyaku yang kebingungan melihat Raja sudah berdiri di depan kelas ku.
"Aku, kan, udah bilang kemarin bakal jemput kalo sempat," jelas Raja.
"Oh ya, gimana lomba mu? Menang pasti ya?"
Raja menunjuk medali yang terkalung di lehernya dengan wajah sombong. Aku mendecih melihat kelakuan Raja.
"Aku juga bisa, tau! cuman, sekolahan aja nggak pernah milih aku," ucapku tak mau kalah dengan Raja."Gimana mau dipilih orang otak mu pas-pasan," celetuk Raja. Aku mendelik sebal.
"Mulutmu kaya cabai," protes ku sambil mencubit lengannya.
"Esh, sakit," ringis Raja.
"Ra!"
Aku dan Raja langsung menoleh kebelakang saat mendengar suara Gabriel. Gabriel tersenyum saat sudah sampai tepat di depan ku. Ku lihat ia juga sempat tersenyum ke arah Raja, tapi tidak di sambut dengan baik.
"Ngapain?" sinis Raja.
"Ada perlu," sahutnya.
"Hmm, lokasinya aku udah krim"
"Lokasi?" Raja menatapku meminta penjelasan.
"Ini loh Gabriel nawarin aku buat isi acara di cafenya."
"Perlu ku jemput?" tanya Gabriel.
"Nggak perlu," sergah Raja.
"Iya nggak usah Gabriel, aku bisa---"
"Bareng sama gue," potong Raja.
"Kalo kaya gitu aku duluan ya, Ra," pamitnya lalu menempuk bahu ku sebanyak 2 kali.
"Kapan?"
"Apanya?"
"Manggung."
"Sabtu."
"Aku antar."
"Ngapain?"
"Tugas ku Ra."
Setelah itu tak ada percakapan lagi antara aku dan Raja.
☆☆☆
"Rin, shif, gimana?" Rina dan Shifa mengamati setelan ku.
Aku memang menghubungi kedua sahabatku untuk ikut ke cafe Gabriel. Aku gugup sekali karena sudah lama aku nggak nyanyi di depan umum. Terakhirnya nyanyi di depan umum saat SD itu pun karena di paksa mama dan aku harus nangis dulu.
"Pakaian mu sudah bagus cuma kurang ..." koreksi Rina.
"Make up," timpal Shifa.
"Emangnya cocok aku make up?"
Kedua sahabatku mengangguk. Shifa menyuruhku duduk di depan kaca.
"Bersihin mukamu dulu," kata Shifa.
Setalah aku membersihkan muka Shifa mulai memakaikan krim primer yang aku nggak tahu gunanya untuk apa. Selanjutnya foundation ia mentap-tap wajah ku dengan spon yang bentuknya seperti telur.
"Ini aku buat simple aja ya tantanan rambutnya." Aku hanya mengiyakan ucapan Rina.
"Selesai!" seru Shifa.
Aku menatap wajah ku di cermin. Shifa memang handal untuk soal make up.
"Gimana? Bagus kan?" Aku mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double R {Terbit✓}
Teen FictionRank 12 in cinta monyet(2020/03) Rank 2 in ttm (2020/04) Rank 5 in permasalahan (2020/04) Rank 1 in persahabatan (2020/04) Rain ingin hidup seperti teman temannya yang lain, bebas menentukan pilihan seperti kupu-kupu yang bisa mengepakkan sayapn...