Kamu tau nggak apa yang lebih indah dari pada senja? Senyumanmu jawabannya
***
Hampir 30 menit aku sampai di rumah Raja, tapi tak ada yang kita lakukan selain berdiam."Ja," panggil ku sambil mencolek lengannya.
Raja tak merespon ia masih tetap membaca buku fisika yang tebalnya bukan main. Aku tau Raja sedang marah pada ku tapi, ayolah cuma berkenalan saja masa tak boleh sih.
"Ja, kan cuma kenalan," bela ku sedikit berbisik.
"Masalahnya dia cwo,Ra," Raja menghela napas sebelum melanjutkan, "kau lupa ya aturannya?"
Aku menggeleng. Tentu tidak aku sangat ingat peraturan itu yang bunyinya seperti ini:
"Kamu nggak boleh dekat dengan cwo selain aku."
Menyebalkan.
"Aku kan sudah besar,Ja..." kata ku tanpa melihat muka Raja.
"Aku tau, tapi kewajiban ku ya melindungimu Ra," sahut Raja.
Aku tak berani menatapnya secara langsung jadi aku hanya mengintip di balik helain rambutku yang panjang. Aku takut saat Raja sedang menatapku sangat tajam uhh kalau seperti ini nyali ku jadi ciut.
"Tapi dia bukan orang jahat Raja...."
"Kamu nggak tahu Ra, kan baru kenal."
Aku hanya menghela napas pasrah. Aku tak bisa menang dari Raja sampai kapan pun jadi lebih baik aku nurut saja.
"Katanya mau belajar."
Aku berusaha untuk mencairkan suasana karena jujur saja aku tidak suka suasana mencekam seperti ini."Aku lanjutin penjelasan ku yang tadi."
1 jam berlalu aku sama sekali tidak bisa mencerna ucapan Raja. Pikiran ku melayang-layang di tempat parkir tadi siang. Uh andai aja Raja enggak datang dulu mungkin aku masih bisa menatap wajahnya lama-lama,uh menyebalkan.
"Ra, gimana udah ngerti?"
Suara Raja menarik ku ke dunia nyata. Aku hanya nyengir nggak jelas."Kita main PS aja," ajak Raja sambil menyusun buku-buku yang ada di meja.
"Terus belajarnya?"
"Nanti, tunggu otak mu pulang," cetus Raja sambil melengang pergi.
"Memangnya otak ku pergi kemana?" tanya ku.
"Dengkul," celetuk Raja dari tangga.
"Terus aja ngatain aku, belum aku sentil sih ginjal mu," ancam ku padanya.
"Cepat nanti aku berubah pikiran." Aku buru-buru menyusul Raja dari pada nanti Raja berubah pikiran kan berabe.
Setalah berdebat sebentar untuk menentukan game apa yang akan kita mainkan akhirnya kami putus bukan lebih tepatnya Raja memutuskan bermain bola kalian ingatkan kata ku yang tadi bahwa, "aku tak bisa menang darinya".
"Aku pilih ini nih, apa namanya?" tunjuk ku pada monitor yang sedang menampilkan deretan logo yang sama sekali tidak ku tahui namanya.
"Itu namanya Barcelona, kamu pakai ini aja nih," jelasnya lalu mengambil alih stik PS dari tangan ku.
Aku menoleh ke arah Raja. Raja yang tau dari arti tatapan ku langsung memberitahu ku.
"Ini namanya Real Madrid."
Aku hanya membentuk mulut 'o'.
Sudah hampir 20 menit aku bermain bola di ps ini aku sama sekali tak mencetak gol malahan-
KAMU SEDANG MEMBACA
Double R {Terbit✓}
Teen FictionRank 12 in cinta monyet(2020/03) Rank 2 in ttm (2020/04) Rank 5 in permasalahan (2020/04) Rank 1 in persahabatan (2020/04) Rain ingin hidup seperti teman temannya yang lain, bebas menentukan pilihan seperti kupu-kupu yang bisa mengepakkan sayapn...