18. Epilog

1.9K 187 13
                                    

Tulisan ini akhirnya rampung setelah mandeg selama hampir setengah tahun. Sejujurnya aku juga merasa kesulitan untuk melanjutkannya. Ada beberapa pertimbangan. 1, Aku tidak tahu teknis penyembuhan paska operasi. 2, Nggak seperti tulisan-tulisan aku sebelumnya yang mungkin juga membuat pembaca jenuh. 3, Karena aku bingung harus nulis apa wkwk.

Tapi, akhirnya aku lanjutin daripada gantung. Jadi aku harap, kalian apresiasi naskah ini yah. Dan berterimakasih kepada Seungwan dan Chanyeol.

*Ps. karena aku terbiasa menulis Charis dan Wanda. Aku minta kalian maklum kalau ada nama Wanda dan Charis terselip di antaranya.

ditulis saat aku deg-degan karena pesawat trouble di udara setelah take off 30 menit dari Bangkok.

Seperti apa akhir yang bahagia?

Seungwan tidak tahu, apapun yang terjadi belakangan ini memang tidak membuatnya bahagia. Ini terlalu aneh. Maksudnya, dia tidak terbiasa. Dia tidak terbiasa dipanggil sebagai istri dari Chanyeol. Meskipun ya dia ingin. Tapi, tetap saja ini aneh.

"Belakangan kamu nggak ada waktu buat aku baby," kata Chanyeol, mendekap tubuh Seungwan dari belakang. Kemudian menghirup udaranya. Melalu helai demi helai rambut Seungwan dia bisa meresapi aroma shampoo dari sana.

"Sibuk sih, maaf ya ganteng."

"Aku jadi pengen sakit lagi. Supaya kamu perhatian sama aku," ujar Chanyeol, membuat gadis itu berbalik dan memasang wajah kesal.

Tentu saja. Setelah operasi, yang hampir tidak berhasil, Chanyeol dinyatakan koma dalam kurun waktu dua minggu. Dan itu membuat Seungwan frustrasi. Dia tidak suka melihat Chanyel merasakan kesakitan itu. Dia tidak suka kalau Chanyeol berada di ambang hidup dan mati. Tidak ada kejelasan.

"Kalau ngomong tuh yang benar kenapa sih. Tega banget sama aku deh. Kamu sih nggak ngerasain gimana rasanya orang yang kamu cintai, ada di ambang hidup dan mati." Kata Seungwan bersungut. Matanya berkaca-kaca. Sampai sekarang, dia selalu ingin melupakan momen itu. Dia tidak suka.

Chanyeol mengulum senyumnya, lalu merengkuh tubuh Seungwan. Kemudian berbisik. "iya-iya aku minta maaf. Maafin aku ya sayang. Janji deh nggak sakit-sakit lagi. Aku mau hidup sama kamu yang lamaaaaa banget, punya anak yang lucu-lucu. Buat dijadiin anggota NCT Dream yang baru," kata Chanyeol setengah bergurau.

Tahu bahwa suaminya tidak bersungguh-sungguh, Seungwan mencubit bagian dalam perut lelaki itu. Membuat Chanyeol meringis kesakitan. "Jahat banget kamu ih cubit-cubit gini. Perih tauk. Lagian aku kan doanya yang baik-baik," kata dia merajuk.

Seungwan memutar bola matanya, "Kamu tuh yang ledekin aku terus. NCT Dream lagi vakum. Nggak ada member baru. Sekali lagi bahas NCT Dream, aku nggak masakin kamu lagi. Mau?"

"Ya nggak dong baby. Ya ampun kamu marah-marah terus. PMS?"

Seungwan menimang sesuatu. Hari ini dia tidak merasa sedang PMS. Tapi diakuinya jika dirinya memang tidak sedang dalam mood yang baik. Tidak seperti biasanya. "Nggak, aku lagi nggak mood aja deh kayaknya," kata Seungwan lalu berbalik, kembali memasak.

Chanyeol yang melihat kesempatan lain, kembali memeluk Seungwan dari belakang. "By, kamu PMS terakhir kapan deh." Tanya Chanyeol basa-basi.

Diingat-ingat. Sudah dua bulan ini Seungwan tidak PMS. Tapi, bagi dirinya yang sering disibukkan dengan pekerjaan. Wajar sekali jika dia tidak datang bulan. Dulu, ketika belum menikah, dia hanya perlu beberapa kali minum obat peningkat hormon, lalu kembali datang bulan. Kalau sekarang, dia sudah menikah.

"Aku lihatin kamu, makin chubby tauk. Hamil nggak kamu?" tanya Chanyeol lagi.

Chanyeol sih tidak berharap. Toh selama pacaran saja dia bahagia, apalagi menikah. Jadi sebenarnya, ada dan tidak ada anak tidak pernah memberikan afeksi yang besar terhadap kehidupan percintaannya. Namun, melihat tanda-tanda ibu hamil yang dia baca dan mirip dengan Seungwan. Dia jadi, penasaran, apakah istrinya hamil atau tidak. Sebatas itu saja.

Atrium ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang