4. Perempuan Paling Seksi

1.4K 228 21
                                    

Menurut Chanyeoel, Seungwan itu selalu terlihat sexy dengan seragamnya yang berwarana putih. Apalagi kalau ada bekas darah di sekitar pergelangan tangannya. Maksudnya, bukan karena Chanyeol Psycho. Bukan. Karena Chanyeol selalu suka melihat Seungwan melakukan apa yang dia sukai. Apa yang dia rencanakan. Dan apa yang membuat Seungwan terlihat punya kelebihan.

Chanyeol dan Seungwan sudah saling mengenal sangat lama. Dulu mereka kebetulan berkuliah di kampus yang sama. Kemudian masuk ke dalam kelas baha inggris yang sama. Satu kelompok. Saling berkomunikasi. Dan jatuh cinta. Tidak ada drama. Mereka menikmati hidup seperti itu.

Tapi, jangan salah. Mereka pernah bertengkar. Bahkan putus selama beberapa bulan. Chanyeol juga merasa bahwa Seungwan pernah menjalin hubungan lain dalam masa break nya itu. Kalau tidak salah dengan pemain sepak bola nasional. Namanya, Kang Seungyoon. Tapi, karena mereka bertemu lagi, dan mengaku belum bisa saling melupakan. Pada akhirnya mereka kembali.

Chanyeol tidak pernah berpikir itu kebetulan. Karena di kepalanya, justru yang tertulis adalah, Seungwan dan dirinya adalah sepasang takdir yang saling melengkapi.

Kesibukkan Seungwan adalah hal yang paling dibenci Chanyeol. Perempuan itu bisa bangun di tengah malam dan mengendarai mobil hitamnya untuk pergi ke rumah sakit hanya karena ada pasien gawat darurat yang membutuhkan keahlian perempuan itu. Atau terkadang, ketika makan malam, dengan pakaian yang penuh darah, Seungwan terlihat lahap makanan yang dimasak Chanyeol. Tidak merasa jijik.

Selain jam kerja, Chanyeol selalu benci kebiasaan Seungwan yang membandingkannya dengan Taeyong atau dengan Jisung. Yang benar saja. Mana mungkin dia disandingkan dengan dua laki-laki yang usianya jauh di bawahnya. Mengerikan. Dan untungnya Chanyeol sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis itu selain menerima dengan hati terbuka. Jadi dia tidak protes.

Pagi ini Chanyeol bangun sendirian di atas kasur. Matanya yang masih berat bisa melihat seragamnya tergatung di belakang pintu. Sudah disiapkan Seungwan. Seungwan mungkin sudah berangkat sejak subuh. Setahunya, meskipun dia masuk di pukul tujuh pagi, karena ada pasien yang menjadi tanggungjawabnya, dia harus berangkat lebih awal dari pada biasanya.

Meskipun dia berkerja sebagai koki di salah satu restoran. Seungwan masih bertugas untuk membuatnya sarapan. Meskipun kadang, hanya selembar roti tawar yang di atasnya diberikan selai strawberry dan susu. Selera seorang dokter yang lupa waktu istirahat.

Tapi, pagi ini, Seungwan sepertinya sempat membuatkannya telur mata sapi yang diletakkan di atas roti yang sudah dipanggang. Sarapan super praktis bagi Chanyeol. Sebaliknya bagi Seungwan, sarapan yang paling membuatnya menghabiskan banyak waktu di dalam dapur.

Chanyeol pernah bertanya, kenapa Seungwan memilih jurusan ilmu kedokteran. Padahal, setahunya, dengan wajah cantik dan tubuh ideal, Seungwan bisa jadi model. Atau aktris. Bahkan penyanyi. Suara Seungwan bagus. Kok. Tapi Seungwan dengan bangganya menggeleng.

"Nggak ada dokter yang jadi pengusaha. Nggak ada dokter yang jadi petani. Aku belajar kan untuk cari uang dengan keahlian yang aku miliki. Jadi, aku pikir, dokter adalah profesi yang tidak pernah mengkhainati apa yang sudah dia pelajari," begitu katanya. Chanyeol cuma mengangguk. Karena dia tidak terlalu paham apa yang disampaikan perempuan itu.

"Terus, kamu kenapa mau jadi koki?" Tanya Seungwan setelah selesai mejawab. Kepada Chanyeol.

Chanyeol juga tidak tahu kenapa dia memilih ingin menjadi koki. Padahal orang tuanya adalah pebisnis hebat. Tapi, yang dia tahu, dia begitu mencintai bumbu masakkan. Dia selalu suka ada di dapur. Mencoba berbagai macam hal. Makanan tentu saja. Sejak saat itu, dia membayangkan menjadi koki, di restaurantnya sendiri.

Atrium ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang