LISTEN
Bekasi, 19 Januari 2020
©Haphap
☘️☘️☘️Suara teriakan keras dari luar itu tak mengganggu tidur Cinta sama sekali. Gadis itu tetap memejamkan matanya dengan tenang. Menjelajah ke alam mimpi, dunia impiannya yang jauh dari rasa sedih dan juga sakit yang biasanya ia rasakan.
"CINTA!!"
Cinta seakan ditarik oleh kenyataan. Teriakan keras dari suara lelaki itu akhirnya mulai mengusik tidur Cinta yang masih asyik terlelap di bawah balutan selimut tebal. Cinta menggeram pelan dengan mata yang masih terpejam. Ia sudah hafal betul dengan suara yang baru saja berteriak memanggil namanya itu.
"CINTA!! BANGUN!!"
Setelah beberapa kali berteriak, kini lelaki itu melemparkan kerikil ke jendela kamar Cinta. Cinta tak habis pikir dengan manusia kurang kerjaan di luar sana. Hari ini adalah hari minggu dan seharusnya manusia Pluto a.k.a sahabatnya itu tahu bahwa Cinta sedang tak ingin diganggu. Cinta hanya ingin menghabiskan akhir pekannya dengan bersantai di rumah.
"CINTAAAA!!!!"
Kedua mata Cinta sontak terbuka lebar. Ia menjambak rambutnya frustasi. Dengan penuh rasa malas Cinta bangkit duduk. Ia terpaksa membuka matanya, dan menyadarkan dirinya. Menatap jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi. Hari ini Cinta memang sengaja ingin bangun siang, karena sedang PMS. Sehingga saat waktunya subuh tadi, ia tetap membiarkan tubuhnya terlelap.
Cinta menghela napas panjang. Ia menyibak selimutnya dengan kasar lalu bangkit berdiri sambil menguncir rambutnya. Setelah ini, ia akan membalas perbuatan si manusia Pluto yang berani mengusik tidurnya. Cinta membuka tirai jendelanya dengan lebar, membuat matanya sontak menyipit sempurna karena pancaran sinar matahari yang seakan langsung menubruk mata kecilnya.
"Buka! Cepetan!!"
Cinta mengerutkan keningnya kesal saat melihat wajah Vino yang sudah berada di depan wajahnya yang terhalang dengan kaca jendela. Mau tak mau akhirnya Cinta membuka pintu jendela kamarnya. Sahabatnya yang berumur sebaya dengan dirinya itu berdiri di depan jendela kamarnya dengan senyum yang manis nan lebar.
"Nah...gitu dong!" Vino mendekat dan menopang dagu di jendela kamar Cinta yang telah terbuka. Ia menelisik tiap inci wajah Cinta, membuat Cinta langsung menundukkan kepalany, malu.
"Ada kerak jigong tuh di ujung bibir kamu." kata Vino.
Cinta sontak membulatkan matanya dan langsung menyentuh ujung bibirnya. Gelagapan menghilangkan bekas kerak jigong seperti yang dibilang Vino barusan.
"Aku cuma bercanda padahal, ternyata kamu langsung percaya." Vino terbahak dengan puasnya.
Tatapan tajam Cinta langsung menusuk manik mata Vino. Tapi bagi Vino, tatapan tajam Cinta sama sekali tidak terlihat menyeramkan, yang ada seperti mata kucing yang bulat menggemaskan.
Vino tertawa renyah, gemas melihat kelakuan Cinta. "Kamu lama banget sih bangunnya, aku udah neriakin nama kamu dari tadi tau!"
Cinta hanya mendengus sebal, tak menjawab.
"Sekarang kamu mandi ya, aku tungguin. GPL, 5 menit, udah termasuk siap-siap ya!"
Baru Cinta ingin memberikan penolakan, Vino sudah lebih dulu melambaikan tangannya dan melangkah jauh dari jendela rumahnya. "Aku nggak terima penolakan! Sebentar lagi aku jemput kamu!!" teriak Vino. Vino memasuki pekarangan rumahnya yang terdapat persis di depan rumah Cinta. Sesekali lelaki itu menoleh sambil melambaikan tangannya ceria tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Cinta menggembungkan kedua pipinya, lalu memutar tubuhnya. Mandi dan bersiap sesuai dengan permintaan Vino.
Cinta keluar dari kamarnya setelah selesai mandi. Ia juga sudah memakai baju yang ia siapkan untuk pergi bersama Vino hari ini. Ia menambahkan waktu 10 menit dari yang ditentukan oleh Vino. Terserah jika Vino akan mengoceh sepanjang hari karena menunggunya bersiap. Lagipula sangat jarang menemukan perempuan yang bisa menyelesaikan mandi dan juga bersiap dalam waktu 5 menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
LISTEN | ✅
Teen Fiction® | Teen Fiction _HANYA CERITA FIKSI_ Jika mengatakan dan mengungkapkan menjadi sulit, apakah cukup untuk membaca lewat mata dan mendengarkan lewat hati?