LISTEN
Bekasi, 22 Januari 2020
hapsyahnurfalah
☘️☘️☘️Tanah lapang yang ditumbuhi oleh hijaunya rumput, membentang luas di hadapan Cinta. Pepohonan yang besar dan tinggi meneduhkan sepanjang jalan di lereng bukit.
Bukit tersebut adalah bukit rahasia, tempat yang ditemukan oleh Vino saat kelas 2 SMP. Saat Vino tanpa sengaja menemukan sebuah bukit dengan jarak yang cukup jauh dari rumahnya karena harus melewati area persawahan terlebih dahulu. Sesaat Vino menemukan tempat itu, orang pertama yang Vino ajak ke sana adalah Chyintia Sekar Rembulan atau yang biasa disapa Cinta.
Lereng bukit itu tak hanya ditumbuhi oleh pohon yang besar menjulang ke atas, melainkan banyaknya tumbuhan ilalang yang tumbuh subur di antara gersang tanah bukit. Membuat bukit itu menjadi tampak teduh. Akar kuat pepohonan dan juga tanaman ilalang mencengkeram erat tanah hingga tanah bisa berpijak lebih kuat untuk menahan derasnya guyuran hujan hingga menghindari adanya rawan longsor.
Melihat ilalang yang tumbuh dengan begitu tingginya, membuat Cinta iri. Banyak orang yang melihat ilalang hanya sebagai tanaman tidak berguna. Padahal ilalang adalah salah satu tanaman yang spesial di mata Cinta.
Ilalang dapat tumbuh di gurun atau tanah yang kering. Ketika tanah tidak diguyuri oleh air hujan, maka ilalang muncul dan tumbuh dengan mandirinya. Bahkan ilalang dapat tumbuh dari tanah bekas kebakaran yang masih mengeluarkan kepulan asap dari dalamnya.
Cinta memejamkan matanya. Merasakan sejuknya angin menyapa wajah dan juga tubuhnya. Embusan angin yang cukup kencang membuat tingginya tanaman ilalang seperti melambaikan tangannya senada, ke kanan, dan ke kiri. Menyejukkan mata yang memandangnya.
Cinta bergidik tiba-tiba saat merasakan udara yang kian dingin menyapa permukaan kulitnya. Setelah pagi tadi Vino mengajaknya main di mall sampai sore, kini lelaki itu masih terus menyeret Cinta untuk mengikuti agenda Vino yang katanya sangat penting itu.
"Cinta!"
Cinta mengerjap mendengar panggilan untuknya. Kepalanya berniat menoleh untuk melihat Vino yang baru saja memanggil namanya, dan.... tuk!
Vino menusuk pipi Cinta dengan sebuah ranting kecil.
"Kena!" seru Vino kekanakkan. Siapa yang tadi berjanji tak akan mengusili Cinta lagi?
Cinta langsung mendengus sebal, dan berniat mengusap pipi kanannya dengan punggung tangannya. Tapi sebelum Cinta melakukannya, Vino sudah terlebih dahulu mengusap pipi Cinta dengan ujung lengan jaketnya. Padahal ini hari libur, tapi Vino terlihat begitu rapih di matanya. Padahal Cinta sendiri hanya menggunakan celana jeans dan juga kaos berlengan pendek berwarna putih dengan gambar Baymax di bagian perutnya.
Cinta melihat Vino yang tersenyum menatapnya. Puncak rambut Vino berkibar karena angin. Membuat wajah kuning langsat di hadapannya itu ikut memucat seketika.
"Kamu kedinginan, ya?"
Cinta menggeleng.
"Beneran?" tanya Vino memastikan.
Cinta mengangguk sebagai jawaban selanjutnya.
"Maaf ya, harusnya aku suruh kamu bawa jaket. Aku juga nggak tahu kalau cuaca di sini akan sedingin ini. Kamu pasti kedinginan."
Cinta tersenyum tipis dan kembali menggeleng.
"Kamu tau kan, kalau perempuan bilang nggak berarti jawabannya iya?" Mata Vino menyipit, "Aku tau kamu bohong, dan kamu pasti kedinginan." Tanpa babibu lagi, dan sebelum Cinta sempat berucap, Vino sudah melepas jaket hitamnya hingga menyisakan kemeja yang masih melekat di tubuhnya. Vino memasangkan jaket itu ke punggung Cinta. Menyebarkan kehangatan bagi tubuh Cinta dalam sekejap.
KAMU SEDANG MEMBACA
LISTEN | ✅
Teen Fiction® | Teen Fiction _HANYA CERITA FIKSI_ Jika mengatakan dan mengungkapkan menjadi sulit, apakah cukup untuk membaca lewat mata dan mendengarkan lewat hati?