"Shhh.. aw!"Pekik Jeongin sembari memejamkan matanya menahan air matanya agar tidak kembali terjatuh. Karena sungguh Jeongin tak mau terus-terus dibilang lemah oleh Hyunjin, walaupun nyatanya dia memang lemah.
Saat ini Jeongin tengah mengobati luka di punggung kakinya serta tangannya akibat terkena pecahan piring kaca yang terjatuh dari atas meja.
Ya, Tadi ketika Jeongin selesai menggoreng daging. Piring tempat dia menaruh daging itu jatuh dari atas meja ketika dia tak sengaja menyenggolnya dan mengenai kakinya, Salah Jeongin sendiri karena menaruh piring berisi daging itu dipinggir meja tetapi bukan tanpa alasan juga sih Jeongin berbuat seperti itu karena dia masih harus membersihkan meja yang sedikit kotor.
Dan masalah tangannya yang terluka, Yah karena ketika Jeongin sedang memungut pecahan kaca tangannya tiba-tiba di injak oleh Hyunjin membuat tangan Jeongin yang tadinya sedang memegang kaca menjadi luka karena terkena oleh pecahan kaca itu, Padahal darah di punggung kakinya saja masih keluar dengan banyak.
Tapi Hyunjin tidak peduli, dia malah memarahi Jeongin habis-habisan karena dirinya tidak bisa makan ayam goreng.
Padahal dia bisa memesan dari luar'kan?
"Kau harus kuat Jeongin, Tidak boleh menangis, tidak boleh mengeluh, dan tidak boleh cengeng seperti ini. Kau harus jadi Jeongin yang kuat dan keras kepala dan tidak perlu mempedulikan Hyunjin hyung... Tapi, J-jeongin tidak... bisa"Kalimat untuk menguatkan dirinya sendiri dengan nada yang terdengar kuat di awal itu berubah menjadi lirih diakhir kalimatnya.
"H-hyunjin hyung...kenapa jahat sama aku? Padahal dulunya Hyung sayang sama Jeongin? Apa Hyung... Hiks...hiks...hiks..."Jeongin tak melanjutkan untaian kalimat sedihnya dia kembali menangis pilu, menanyakan 'Sebegitu bencinya'kah Hyunjin dengan dirinya sehingga tidak ada belas kasih sedikit pun dalam hatinya untuk Jeongin?'
Jeongin rasa hati Hyunjin sudah membeku dan tertutupi oleh rasa dendam tak beralasan itu padanya.
Hyunjin ingin benci Hyunjin, tapi dia menyayangi'nya. Ketika dia memikirkan itu, maka dia akan mengingat hal-hal manis dan perlakuan baik yang selalu diberikan Hyunjin padanya dulu.
Sepertinya Lemah, dan tak bisa benci pada Hyunjin sudah tak bisa keluar dari dalam diri Jeongin. Dia menyayangi Hyung'nya, sangat!.
Karena terlalu lama menangis Jeongin akhirnya tertidur dengan lukanya yang belum dia bersihkan sempurna dan ketika dia bergerak darah kembali keluar dari lukanya, tapi itu tak membuat Jeongin terganggu. Sepertinya Jeongin terlalu lelah dan sangat mengantuk jadi tidak menyadari lukanya yang mungkin saja sangat terasa sakit, karena demi apapun darahnya keluar sangat banyak.
Tepat pukul tujuh malam barulah Jeongin terbangun dari tidurnya, itupun dikarenakan ponselnya yang terletak di nakas berbunyi. Dan mau tak mau Jeongin beranjak dari berbaring'nya diranjang untuk mengambil ponselnya akan tetapi ketika dia hendak menarik kakinya dia merasa kakinya sangat kaku dan ketika dia lihat Jeongin langsung dibuat terkejut karena banyak sekali darah disana bahkan merembes hingga kekasur Zootopia 'nya."Apa karena tidurku yang buruk jadi darahnya kembali keluar?"Gumam Jeongin sembari berusaha mengangkat kakinya agar segera mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut.
"Halo"
'Jeongin-ah..kenapa lama sekali angkat teleponnya?'
"Uhm, Mian.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardness « Hyunjeong✔
Fanfiction"Kamu itu sudah rebut kebahagiaanku! jadi sekarang terima akibatnya"-Hwang Hyunjin ●Copyright 2020,©Imeldd