12. Emosi

770 76 5
                                    

Sudah hampir satu jam Minho mencari Hyunjin, tetapi Cowok dengan ketampanan di atas rata-rata itu masih belum Minho temukan. Puluhan panggilan telepon, Serta SMS yang di kirimkan Minho sama sekali tak di gubris oleh Hyunjin.

Minho jadi semakin kesal saja di buatnya, dan Minho benar-benar yakin kalau Hyunjin adalah tipe cowok yang suka kabur dari masalah.

"Dasar bajingan, Kemana lagi aku harus mencarinya"Marah Minho
sembari memukul Stir Motornya kesal.

Cukup lama Minho di posisinya yang sedang duduk di atas motor yang dia parkir di depan sebuah cafe, Hingga teringatlah Minho dengan Changbin. Sahabatnya yang belum dia tanyai 'Apakah Hyunjin ada bersama Changbin?'.

Dan tanpa berfikir panjang Minho langsung mengambil ponsel pintarnya dan menghubungi sahabatnya itu.

__Begitu suara Changbin terdengar akan menyapa, Minho lebih dulu memutusnya dengan menanyakan; 'Ada Hyunjin Dirumahmu?'. Dan begitu mendengar jawaban 'Iya' dari Changbin, Minho langsung memutuskan sambungan teleponnya tak peduli dengan Changbin yang mungkin saja mengumpatinya di seberang sana.

Minho melajukan motornya seperti orang kesetanan, tak peduli dengan lampu merah ataupun pengguna alat transportasi lain yang mengumpatinya karena melanggar aturan lalu lintas. Karena saat ini dirinya hanya memikirkan balasan yang tepat agar rasa sakit Jeongin berkurang, Yah walaupun nyatanya Jeongin tidak menyukai langkah yang diambil Minho saat ini. Tapi Minho tak peduli, dia sudah terlalu bersabar selama ini untuk tidak memukul Hyunjin hingga pada batasnya.

Waktu tempuh yang biasanya menghabiskan waktu 20 Menit kini di habiskan oleh Minho dalam waktu 9 menit, Minho benar-benar bermain dengan nyawanya!.

Begitu motor sport merahnya dia parkirkan di halaman Rumah Changbin, Minho langsung saja berjalan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dia tak mempedulikan bagaimana tata krama seorang tamu!.

"Hyung! Sudah datang? Kenapa tidak mengetuk pintu terlebih dahulu? Dasar tidak sopan!"Tegur Changbin kesal, Pemuda Seo itu terlihat sedang mengutak-ngatik Laptop-nya di ruang tengah.

"Dimana Hyunjin?"Tanya Minho to the point yang sama sekali tak merespon kalimat Changbin barusan.

"Baru saja pulang"

"Apa?!"

"Tidak-tidak, Aku bercanda..."

"Lalu dimana Dia?"

"Dia sedang keluar, Katanya mau membeli ramen di Minimarket depan sana"

"Terima kasih,Changbin. Aku pamit pulang"

Setelah mengatakan demikian Minho langsung berjalan keluar dari Rumah keluarga Seo, tak peduli dengan tatapan bingung sekaligus tatapan kesal Changbin.








—🌿🌿🌿—










"Eungh~~"

Suara lenguhan Jeongin barusan berhasil membuat Jisung yang berbaring di sebelah Jeongin tersadar dan dengan cepat dia mengubah posisinya menjadi duduk menghadap ke arah Jeongin.

"Kau sadar?! Yeyyy!! Ups, Maaf aku tak sengaja hehe"Seru Jisung riang begitu mendapati Jeongin yang sudah sepenuhnya tersadar dari pingsannya[?].

"H-hyu~~"

"Ssst... Tidak perlu berbicara,Okay. Wajahmu bengkak sekali jadi wajahmu pasti sakit, jadi tulis saja apa yang ingin kau katakan di kertas ini"Ujar Jisung memotong kalimat parau Jeongin barusan sembari menyodorkan sebuah Paper Line serta sebuah pena berwarna hitam ke arah Jeongin.

Hardness « Hyunjeong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang