24. Berhenti menyalahkan dirimu! (Ending)

682 51 6
                                    

“Jangan lupa tinggalkan voment”

"Sampai bertemu, Jeongin"

Baru saja tubuhnya akan terjun bebas dan jatuh tepat di bongkahan batu besar di bawah sana seseorang lebih dulu menariknya ke belakang membuat Hyunjin kehilangan ke seimbangan dan terjatuh dengan posisi telentang.

"Hyunjin!"

"Changbin hyung? apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hyunjin masih tetap pada posisinya, kali ini tatapan sendunya berubah menjadi tatapan kosong.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang kau lakukan barusan? ingin bunuh diri dan menjadi seorang pengecut? apa kau pikir dengan itu Jeongin akan semakin menyayangimu?"

"Kau yang pengecut hyung! kenapa tidak membiarkanku mati tadi! aku merindukan Jeongin! aku ingin bertemu dengannya! tapi kau justru melarangku! ini semua salahmu hyung! salahmu!"

"Ya! Sadar Hyunjin! apa kau mengerti apa yang barusan kau katakan? hah?!"

"Ini salahmu hyung! aku ingin mati!!!"

Mungkin karena mendengar suara teriakan Changbin dan Hyunjin, tak lama kemudian Minho, Jisung, dan mommy masuk ke dalam kamar.

"Astaga! apa yang terjadi?" tanya mommy yang langsung saja menumpahkan air matanya dan berjalan ke arah Hyunjin.

"Hyunjin mencoba untuk bunuh diri" jawab Changbin

"Apa yang kau pikirkan Hyunjin? jangan berfikiran pendek seperti itu! Jeongin sudah tenang di alam sana, dia sudah bahagia, lantas kenapa kau juga ingin menyusulnya? kumohon Hyunjin berhenti menyalahkan dirimu sendiri, ini adalah kesalahan penabrak lari itu, bukan dirimu Hyunjin.... "

"...ukup Jeongin dan ayahnya saja, tidak dengan dirimu Hyunjin. Kau tahu? anak satu-satunya yang ku punya saat ini adalah kau... jadi kumohon jika kau masih menganggapku seorang Ibu berhenti berfikir bahwa semua ini kesalahanmu." ucap mommy panjang lebar sembari memeluk Hyunjin yang masih berbaring di lantai.

"Maafkan aku..." balas Hyunjin yang ikut memeluk mommy dan  ikut terisak.

—🌿🌿🌿—


"Makan ya?"

Hyunjin menggeleng, ia sedari tadi masih menatap kosong dinding kamar tanpa ada niatan untuk menuruti bujukan ibu tirinya itu.

"Jeongin pasti akan merasa sedih jika kau terus terpuruk seperti ini, kau tahu Jeongin saat ini pasti ingin sekali melihatmu tersenyum. Untuk itu kau makan ya? setelah itu temani aku ke makam Jeongin, kita akan bertemu dengannya" tutur mommy untuk kesekian kalinya.

Kalau boleh jujur mommy sudah sangat lelah membujuk dan menghibur Hyunjin seharian ini, Hyunjin bahkan tak menunjukan tanda-tanda semangat sedikit pun.

Tak tahukah Hyunjin kalau nommy merasa jauh lebih sedih sebab anak satu-satunya telah pergi meninggalkannya, namun mommy masih berusaha tegar menghadapi semua ini.

"Hyunjin makan ya? Perutmu pasti sangat kosong"

"Baiklah"

Mommy tersenyum, akhirnya Hyunjin mau juga di ajak makan.

"Kau tunggu disini sebentar, mommy akan memanaskan makananmu terlebih dahulu" ujar mommy seraya mengecup dahi Hyunjin singkat dan berlalu dari sana meninggalkan Hyunjin yang mulai terbuka jalan pikirannya.

Hardness « Hyunjeong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang