[Akankah rencana Ji Hoon mengajak Yo Joo kencan berhasil?]
Seoul, Desember 2019
"Jong Eun, ini sudah semuanya?" Aku berujar lemas sembari menyenderkan tubuh pada meja kasir. Laki-laki berambut ikal itu mendongak, menaikkan kacamata bundar yang sedikit melorot lantas meniti pandangan pada rak bagian depan. Ia mengangguk,
"Kerja bagus!" Ujarnya, mengacungkan satu jempol padaku. Aku hanya mengangguk, menelungkupkan kepala di atas meja. Jika di sini ada sofa, aku pasti langsung merebahkan diri. Masalahnya satu-satunya sofa yang kami miliki ada di dekat meja kasir, dan seorang gadis kecil tengah tertidur pulas dengan tumpukan buku cerita bergambar di sana. Aku tersenyum melihatnya, betapa polos bocah itu.
"He? Kau lelah Yo Joo-ya?" Aku bergumam tak jelas, mengundang kekehan Jong Eun.
"Ayolah aku pun lelah tapi tak selemas kau,"
"Kau hanya mengurus kasir sejak pagi tadi!" Seruku tak terima, tenagaku langsung terisi begitu ucapannya mengundang kekesalan. Dan hilang setelah protesku selesai, kembali menelungkupkan kepala.
"Bersabarlah, hari ini toko tutup lebih cepat." Satu hal yang perlu kusyukuri, beruntung kali ini toko tutup setelah jam makan siang. Jadi setidaknya setelah pulang nanti aku bisa merebahkan diri di-
"Ah ya, ngomong-ngomong bagaimana acara tahun barumu?"
-eh, tahun baru?
"Acara? Tahun baru?" Jong Eun mengangguk, ia melepas kacamata lantas melipatnya. Meletakkan benda itu di atas buku data perihal toko.
"Apa yang kau bicarakan? Aku sangat lelah hari ini jadi aku mungkin akan menghabiskan waktu dengan-"
Kata-kataku menggantung begitu sebuah ingatan menyusup di kepalaku. Tunggu tunggu, mari kita ulang pertanyaan dari Jong Eun. Dia bertanya, bagaimana acara tahun baruku? Coba eja pelan pelan, acara tahun baru, ta-hun ba-ru?
Tunggu,
"Apa?! Tahun baru?!"
Jong Eun terlonjak begitu aku menggebrak meja, ia mengangguk kaku.
"Ya, tahun baru. Ada yang salah dengan itu?" Tanyanya,
"Tunggu sebentar,"
Aku buru-buru mengambil ponsel di kantung celanaku. Mengecek memo kegiatanku di tahun baru. Ada! Jadwalku adalah,
-31 Desember 2019
[Pergi menonton kembang api bersama Ji Hoon]Manikku melirik bar notifikasi di bagian atas ponsel, menarik lantas mematikan mode pesawat yang sengaja ku aktifkan sejak pagi agar fokus bekerja. Berharap-harap cemas sembari menggigit bibir, hasilnya sekitar 10 chat dan 5 panggilan tak terjawab menyapa mataku. Dan itu semua dari-
-Lee Ji Hoon
Aku menepuk jidat, menelungkupkan kepala dengan umpatan 'bodoh'.
Nampaknya Jong Eun sedikit bisa menebak apa yang terjadi, terbukti dari tawa pelan menyebalkan yang terdengar olehku kini, tawa khas ketika mengejekku. Diacaknya poni kecoklatan milikku,
"Yaah, kupikir kau punya rencana bersama Ji Hoon. Jadi aku bertanya untuk memastikan."
"Memastikan apa?"
"Memastikan kau tak akan lupa dengan janjimu itu, karena yang bersangkutan sudah menunggu."
"Ji Hoon?! Dimana dia?!" Seruku, mengedarkan pandangan pada sekeliling jalan di depan toko buku.
Berapa kali aku berteriak hari ini ya Tuhan?
"Di Cafe seberang, meminum coffee mungkin?" Ujar Jong Eun, menunjuk sesosok laki-laki berkemeja putih yang duduk di dekat jendela kaca. Tengah meneguk cairan dari cangkir kecil berwarna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason
RomanceSaat kau berpikir untuk bertahan, kaulah yang tersakiti. Tapi jika kau memilih pergi, kau takut orang lain yang akan tersakiti. Lantas, apa alasanmu menjalani ini?