Seoul, September 2016
"MI YOUNG SSAEM! YO JOO SSAEM!"
Sebuah seruan menyapa kami setelah bel kecil di atas pintu berbunyi. Membuatku mengikuti arah pandang Mi Young yang kini tengah melambai dengan riang ke arah seorang anak kecil. Anak itu berlari dengan semangat ke arah kami sembari membawa sebuah buku gambar dengan pewarnaan yang belum selesai. Kucir ponytailnya bergerak kesana kemari seiring dengan langkahnya.
Mi Young meundukkan tubuhnya sembari merentangkan tangan, seakan bersiap menerima tubuh mungil itu. Aku hanya diam mengamati si gadis kecil, rasanya aku pernah melihatnya. Ah, dia bahkan tadi menyebut namaku dengan akhiran "ssaem" itu artinya dia pasti salah satu murid yang ku ajar tadi pagi.
Gadis kecil itu tengah berbicara kepada Mi Young sembari menunjuk-nunjuk gambarnya. Sebelum akhirnya menoleh dan melambai riang padaku. Membuat ku otomatis mengangkat tangan dan membalas sapaan riangnya.
"Ssaem ada di sini?" Tanyanya,
"Ne, ssaem akan mencari buku. Mi Young ssaem menemani ssaem," jelasku sembari tersenyum. Sedangkan kulihat Mi Young memutar bola mata pada bagian 'menemani' yang tadi ku katakan.
Gadis kecil itu mengangguk antusias, lalu ia mengangkat buku gambarnya. Beberapa bunga dari pensil tercetak di sana, dengan warna-warni yang belum sepenuhnya selesai.
"Ssaem, apa ini bagus? Aku berlatih untuk kelas besok," tanyanya dengan semangat.
Senyumku terulas begitu saja kala melihat gambarannya itu, bukan karena jelek. Tapi aku tersenyum sebab tujuannya itu, usahanya untuk mengikuti kelas besok. Ah sayangnya aku lupa siapa nama gadis manis yang sangat aktif di kelas ini.
Aku mengangguk riang, menyamakan nada semangat milik gadis kecil itu.
"Ne, itu bagus. Kau harus berusaha lagi agar gambaranmu semakin bagus. Hwaiting!" Ucapku sembari mengepalkan tangan dan mengelus pucuk kepala mungil itu.
"Hwaiting!"
Ia bahkan menirunya dengan tak kalah semangat, membuatku terkekeh sementara Mi Young memandang dengan kilatan geli.
"Rupanya kau berhasil memikat mereka Yo Joo-ya," ujar Mi Young tersenyum kecil.
"Tentu saja, jangan lupakan bakatku," candaku yang justru membuat Mi Young menyentil dahiku.
Mengerang pelan sambil mengusap dahi, kulihat gadis kecil itu cekikikan lantas ber high five ria dengan Mi Young yang menahan tawanya. Mendesis pelan, tak kusangka Mi Young akan sungguhan menyentil dahiku. Bersikap kekanakan di depan anak kecil, betapa malunya.
"Ra Eun-ah! Kau dimana?"
Suara itu menginterupsi kami bertiga untuk menoleh. Seorang lelaki berkacamata nampak kebingungan mencari, terlihat dari matanya yang melayangkan pandangan pada tiap lorong-lorong dari rak buku. Gadis kecil itu tiba-tiba meloncat-loncat riang sembari melambaikan tangannya tinggi-tinggi, seolah berusaha menggapai fokus dari sosok laki-laki itu.
"Oppa! Ra Eun disini!" Serunya semangat.
Ra Eun, memiringkan kepalaku sejenak ku jelajahi ingatanku sendiri yang familiar akan nama itu. Dan sekarang baru kuingat, Ra Eun, Shim Ra Eun itulah nama si gadis kecil. Kurasa lain kali aku akan membuat name tag untuk para murid baruku itu, agar lebih mudah menghafal nama mereka satu persatu tentunya.
Kualihkan fokus pada si laki-laki yang tengah tersenyum sembari berjalan mendekat, ke arah kami bertiga. Terlihat jelas kekhawatiran di matanya telah sirna sejak seruan Ra Eun tadi, mungkin ia kebingungan mencari gadis kecil ini sedari tadi kah? Entahlah, hanya laki-laki itu yang tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason
RomanceSaat kau berpikir untuk bertahan, kaulah yang tersakiti. Tapi jika kau memilih pergi, kau takut orang lain yang akan tersakiti. Lantas, apa alasanmu menjalani ini?