DIGATHA - Bagian 3

119 74 43
                                    

Third part😋😋

💜Don't forget to vote⭐😉💜

_____

🌊

Hening. Tidak ada percakapan apapun selagi mereka dalam perjalanan entah kemana. Agatha hanya terus berpegangan pada sisi motor dan membiarkan rambutnya bergerak secara liar karena angin.

Beberapa saat berlalu dengan cepat hingga mereka pun berhenti di pelataran sebuah restaurant yang Agatha tahu ini adalah restaurant ternama. Dengan keraguan besar Agatha turun dari motor 'cowok itu'.

Agatha terdiam di tempat sementara 'cowok itu' sudah beranjak 2 sampai 5 langkah di depannya.

'Cowok itu' seketika berhenti kemudian berbalik. Ternyata benar. Gadis itu belum juga mengikutinya.

"Ngapain masih di situ?" tanya 'cowok itu' berkacak pinggang. "buruan masuk,"

"Emang mau ngapain?" Agatha berpura-pura bego.

"Mau cari pinjeman. Ya makan lah!" oke siap, Agatha harus menghabiskan uang sakunya selama 3 hari untuk menyantap satu menu saja di tempat ini.

"Gak mau, gue pulang aja."

"Ck, ah! Bawel!" desis 'cowok itu' menyambar tangan Agatha untuk ikut dengannya, lagi. Tapi kali ini Agatha bisa menarik tangannya kembali dan bisa terlepas dari genggaman pria itu.

"Gue bisa jalan sendiri."

🌊

Mereka sudah duduk berhadapan di meja bagian tepi di lantai dua yang terbuka. Si gadis hanya sibuk menikmati pemandangan sekitar yang belum ia kenali sebelumnya sementara Dion berkutat dengan buku menu di tangannya dan ditunggu oleh pelayan di dekat mereka.

Dion mendongak dan menyebutkan deretan menu pesanannya. "Nasi ayam geprek spesialnya satu, French fries satu, es teh satu, sama jus jambunya satu."

"Oke, siap. Eh, Yon. Btw cewek baru lo, nih? Mayan euy!" Ucap pelayan cowok itu membuat Agatha tersedak seketika. Padahal ia tak menelan apapun. Reaksi Dion pun melotot tajam pada pelayan itu.

"Cot! Bukan anjir!!" Dion nampak tidak terima. Untuk saat ini ia benar-benar tak mau membahas soal perasaan. Pelayan itu hanya terus cekikikan sembari berlalu pergi. Dion berusaha untuk tetap tenang, tenang, dan rileks. Perkara ini akan segera berakhir begitu Dion menuntaskannya.

Begitu pesanan datang, Dion menyuruh Agatha untuk menyantapnya.

"Itu punya lo, buat ganti nasi ayam geprek yang tadi. Sama jus jambunya juga."

"B-buat gue?" Agatha tak percaya ucapan lelaki di hadapannya ini. Dilihat dari penampilan nasi ayam geprek ini, bisa Agatha tebak ini adalah menu dengan harga berkelas.

Lelaki itu mengangguk santai. Agatha bingung harus menjawab atau berbuat apa. Ia hanya menurut dan menyantapnya. Berkaitan dengan perutnya yang sudah sekarat. Demi jenggot merlin! Ini benaran enak!

Dion bersantai di kursinya dan berkutat pada ponselnya. Ia tak tertarik menyaksikan orang makan. Apalagi menyaksikan orang yang tak ia kenali. Sesekali Dion mendongak untuk meminum es tehnya. Dan saat itu juga, ia melihat sesuatu di pipi gadis itu.

"Heh," panggil Dion yang belum punya hak untuk memanggil nama gadis ini. Tapi beruntungnya, gadis ini menoleh. Dion menunjuk gadis ini, lalu ke pipinya sendiri.

"Ada nasi di pipi lo,"

Gadis ini malah kebingungan karena tidak tahu dimana nasi itu hinggap. Membuat Dion harus menunjuk lagi, tanpa menyentuhnya.

DIGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang