❤Happy reading guyss!❤
.
.
.🌊
Kadang takdir memang tak bisa diduga. Pun tak pernah ada yang menyadari jika mereka adalah takdir.
🌊
Agatha berangkat pagi-pagi untuk melaksanakan tanggungjawabnya yakni piket. Lumayan, ruang kelas masih sepi. Ia bisa leluasa untuk menyapu beberapa deret meja di kelas. Tidak ada teman kelas yang jahil mengganggunya atau menendang-nendang kotoran yang sudah ia kumpulkan dan kembali menyebar. Wajar baginya karena kelas 12 MIPA 2 ini terhitung bar-bar.
Kegiatan menyapunya harus berhenti ketika seseorang tiba-tiba menarik lengannya dan menuntunnya ke daerah belakang.
"eh—apaan si?!" sungut Agatha begitu Nanta melepaskannya. Nanta menatapnya tajam dan ingin membunuh. Bukan Agatha namanya kalau takut jika ditatap begini. Agatha melawan dengan balik menatapnya tajam.
"kemarin lo kemana hah? Lo udah tau kan, kalo kita ada latihan rutin? Tapi lo kemana? Ngilang gitu aja dan gak ijin ke gue." Oh, perkara Agatha membolos kini diperpanjang.
"Suka-suka gue, lah! emangnya lo siapa?"
"Gue kapten lo lah!"
"hah?"
"m-maksud gue, gue kapten basket. Gue berhak cegat lo biar gak bolos kayak kemaren!"
"oh, iya. Ya udah sih, bisa selow dikit kan? Sorry kalo gue bolos kemaren."
"ya terus kenapa lo bolos?" kini nada Nanta lebih tenang tapi tetap dingin.
"lo nggak perlu tau. Ini urusan gue. Lo berhak cegat gue biar gak bolos kan?" Bukan berhak tau urusan gue?
Nanta dibuat terpaku membiarkan Agatha yang meninggalkannya seorang diri.
Sebelum waktu sholat jumat dimulai, sekolah sudah selesai melaksanakan KBM. Ia sudah berada di parkiran untuk mengambil sepedanya. Belum sempat ia menyentuh sepedanya, ia sudah dicegat oleh seseorang yang memanggilnya dari parkiran atas. Nanta lagi, Nanta lagi. Malas sekali ia berurusan dengan cowok menyebalkan itu.
Agatha diam menunggu Nanta yang turun dan menghampirinya.
"jam dua nanti, kita harus latihan. Dan lo gak boleh bolos lagi. Lo tahu kan? Lo termasuk member yang paling diutamain di tim kita." Ucapnya seakan tak mau meloloskan Agatha sedikitpun.
"harus banget jam dua?"
"iya lah! Kenapa? Lo mau bolos lagi?"
"aduh, gue nggak bisa, Nan. Gue--"
"kenapa? Mau bolos lagi? Sekali lagi lo bolos, lo bisa gue keluarin dari tim!" Agatha melotot mendengar ancaman itu.
"gak bisa gitu dong, Nan! Lo gak bisa seenaknya kayak gini. Lo kenapa sih dari kemaren aneh banget? Lo lagi kumat ya? atau kegilaan lo tambah parah?"
Nanta menyala-nyala. Ia berpaling, meraup muka menahan kekesalan yang meluap.
"karna gue gak mau jauh dari lo, tha!"
Deg!
"ngaco lo!" tukas Agatha yang tak bisa mengerti keadaan saat ini. Sekejap ia seperti baru dipukul sesuatu, ling-lung.
Nanta kecewa pada diri sendiri. Demi Neptunia kenapa ia bisa berkata seperti itu kepada Agatha. ia harus segera memulihkan keadaan.
"bagus, akhirnya lo diem juga. Pokoknya nanti lo harus latihan!" paksa Nanta seolah ia tak mengatakan sesuatu yang salah sebelumnya. Agatha menganga tak percaya ia punya teman sekelas seaneh Nanta.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIGATHA
Teen Fiction"Dengan ini kunyatakan pada semesta bahwa aku bersyukur karena telah mengenalmu." Agatha, hanya gadis SMA biasa. Betulan biasa. Kaya juga tidak, populer juga tidak. Tapi dia adalah gadis baik yang tak menonjolkan kecantikannya, tak juga menyombongka...