DIGATHA - Bagian 10

75 52 11
                                    

I'm backk!!😋😋 Kali ini bakal ada sesuatu yang beda dan... Aneh? Semoga kalian suka yaay🙏♥️

Btw, adakah fansnya Nanta di sini?:v

🌊

Pukul 6 pagi, Agatha baru terbangun dari lelapnya. Agatha merasa lebih segar setelah semalam ia menggigil karena pulang malam dengan pakaian yang tidak sesuai, juga Dion yang seenaknya melaju dengan kecepatan tinggi.

Kini, ia baru menyadari sesuatu. Tubuhnya tertutup rapi oleh selimut. Seingatnya, semalam ia tidur begitu saja. Kemudian seperti ada sesuatu yang menempel di dahinya. Kompres. Sejak kapan? Entahlah. Sebaiknya ia menuruti perutnya yang mulai meronta.

Agatha bergerak menuju dapur. Ia menemukan sesuatu yang tertempel di pintu lemari es sebelum ia mengambil minuman dingin di sana. sticky note itu berisi: "Ibu ke pasar, ada sarapan di meja, di kulkas ada yoghurt dan jangan rebutan!"

Dan sticky note lain untuk Agatha: "Gatha, ada ayam goreng sama sambal ijo kesukaan kamu. Kamu bisa geprek sendiri kan? Sepedamu kemana?"

Hatinya kini dipenuhi rasa bersalah kepada ibunya. Selain itu, entah bagaimana lagi ia harus memeluk Patrina karena telah menyajikan menu favoritnya ini.

Setelah sarapan dan membersihkan diri, Agatha ijin kepada Jully untuk mengambil sepeda di sekolah. Terlebih dahulu Agatha menaiki angkutan umum menuju tempat tujuan. Hanya perlu waktu 10 menit saja ke sana.

Sesampainya di sana, sekolah sudah di buka meskipun tidak ada kegiatan. Agatha segera berjalan menuju parkiran. Di situ, hanya ada sepedanya dan motor seseorang yang Agatha kenal. NMax hitam-merah. Motor milik Nanta. kehadiran motor ini membuat Agatha penasaran. Apa yang ia lakukan di sini? Atau motor ini tertinggal seperti sepedanya? Setahu Agatha, kemarin Nanta sudah pulang duluan dan meninggalkan Agatha begitu saja.

Agatha iseng berjalan mengitari sekolah untuk mencari jawabannya dan alhasil ia menemukan Nanta yang berkutat dengan bola oranye di lapangan basket. Agatha melihat Nanta yang sudah basah karena keringat. Sejak kapan Nanta ada di sini? Untuk sejenaak, Agatha ingin memperhatikan teman sekelasnya itu.

Ketampanan Nanta tampak makin menggila dengan kaus basket berwarna hitam dan kain yang melingkar di dahinya. Berbeda ketika di dalam kelas, Nanta cenderung manis dan jenius dengan kaca mata yang bertengger di wajahnya. Ekspresi Nanta yang datar, misterius dan dingin itu justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wanita di SMA Pancasila terutama adik kelas.

Kini Nanta tampak serius menatap ring basket yang hendak ia gapai itu. Setelah berhasil memasukkan bola ke dalam sana berkali-kali, ia merasa masih belum cukup.

Aktivitas service-nya terhenti karena Nanta sadar tengah diawasi seseorang. Ia menoleh, menangkap basah Agatha yang sedang memperhatikannya dari tepi lapangan. Detik setelahnya, Nanta melambungkan bola basket begitu saja hingga berhasil ditangkap oleh Agatha dengan sedikit keterkejutan di wajahnya. Nanta memang sengaja melakukannya.

"apaan si?" ketus Agatha.

Nanta mengelap keringat di dahinya dengan lengan kanannya. "main."

"gue mau pulang, dan kedatangan gue ke sini bukan buat-"

"lo duet sama gue, atau nggak sama sekali." Tuntut Nanta sembari melipat tangan di depan dada.

Dengan setengah hati Agatha harus menerimanya. Menolak Nanta, tidak ada bedanya juga. Agatha tidak menyukai sikap Nanta yang seperti ini, semaunya sendiri. Agatha menghampiri Nanta sembari melakukan service kemudian melemparnya kepada Nanta. Dan permainan pun dimulai.

DIGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang