❝Pembayaran atas kejahatan adalah kejahatan itu sendiri❞ -THE SPY
Jung Jaehyun terbangun matanya samar-samar mencoba beradaptasi dengan cahaya yang masuk. Dia sadar bahwa kini dirinya berada disebuah ruangan yang gelap. Dan beberapa orang mengelilinginya. Terlebih satu orang yang begitu mencolok dia yang sering disebut dalam keluarganya.
Lee Soman. Musuh terbaik dari Presiden Choi.
"Kau sudah bangun?!" Sooman menarik rahang Jaehyun. Membuatnya sedikit mengaduh kesakitan. Pukulan dikepalanya benar benar masih membuatnya pening.
"Hei, kenapa kau mencuri di bar ku!" ujar Lee Soman. "Apa kau sengaja agar aku ketakutan? Atau itu perintah dari Ayahmu sendiri?! Bajingan ayahmu bahkan mengorbankan putranya sendiri! Ck,"
"Lepaskan aku.."
"Apa?! Lepas? Apa kau tidak lihat?!" Sooman memegangi rahang Jaehyun dan menghadapkan wajahnya kearah dirinya. "Kau memang lebih mirip dengan ibumu!"
"Tolong.." suara tawa Lee Soman dan beberapa anak buahnya begitu nyaring. "Bajingan! Seharusnya aku memberimu pelajaran sejak kau kembali!!"
"Hei, ambilkan tongkat!" titah pria tua itu yang kini bersiap untuk memberi pelajaran pada Jaehyun.
"Ini yang___"
"Pak, orang itu telah sampai"
Secara tiba tiba pukulan yang akan didapatkan Jaehyun berhenti. Dia terkejut mendengar ucapan anak buahnya.
"Siapa?! Dia sudah ditemukan disini! Suruh orang itu pergi!"
"Tapi pak, dia mengaku orang yang merampok bar anda. Dia juga datang sesuai dengan keinginannya sendiri sesuai dengan perintah anda"
"Ck, bajingan! Kau bicara terus! Apa kau buta! Orangnya sudah ada disini!!" Soman menuding kearah Jaehyun.
Brakhhh!!!
Seseorang datang dengan berpakaian rapi setelan jas menjadi ciri khasnya. Semua orang tertuju pada pria yang telah membuka pintu besi dengan entengnya. Aura dari pria itu jelas berbeda dia mencekam dan menakutkan. Langkahnya mendekat dengan pistol yang dia gerakan ditelunjuk jarinya. Dia Jung Jeffrey.
"Woy! Ada apa menyuruhku ke__" Jeffrey teridam dia belum sempat melanjutkan pembicaraan. Matanya terfokus pada pria yang terikat dikursi yang kini dia menatapnya dengan tajam. Jaehyun masih sayup sayup matannya tidak bisa fokus sosok diseberang sana begitu mirip dengan dirinya tapi dia tidak melihat begitu jelas.
"Kalian?!?!" Lee Soman tersentak dan menatap kearah orang yang sama secara bergantian.
"Kalian siapa?!!!"
Jeffrey tidak berkutik, dia masih terlalu fokus pada orang yang benar benar mirip sepertinya. Orang yang kepalanya ada noda darah yang sudah mengering. Pria itu jelas sedang tidak baik baik saja.
Dorrrr!!
Dorrrrr!!
Dorrr!
Dorrr!!
Dorrrr!!
Jung Jeffrey menghabisi semua orang disana tak terkecuali. Hanya menyisakan Lee Soman dan pria yang masih tidak dia ketahui.
"Jung!!!" itu suara Seulgi bersama dengan Johnny. Nafas Seulgi tersenggal mendapati Jaehyun disana. Pria itu sedang tidak baik baik saja.
Sementara Johnny masih menatap pria yang kini berdiri disebelahnya. Pria itu memang kembar dengan Jaehyun. Apa yang dikatakan Seulgi bukanlah kebohongan.
"Ya! Bangsat! Apa yang kalian lakukan!!!" Seulgi menuding tajam Jeffrey maupun Lee Soman. Dia meraba wajah Jaehyun ada darah yang mengering dipelipisnya.
"Jung..." lirih Seulgi.
"Akhh!!" Seulgi memekik ketika Lee Soman baru menyadapnya pria itu menguncinya dilengannya membuat Seulgi tidak bisa berbuat apa apa. Terlebih Soman menodongkan pistol kearah kepala Seulgi.
"Jika kalian tidak segera menyingkir nyawa wanita ini menjadi taruhannya!!!"
"Lepaskan dia!!!" marah Johnny.
"Bangsat!!" Johnny berlari untuk menerjang Lee Soman. Dia tidak peduli jika mati saat ini. Yang ada dipikirannya hanya Seulgi gadis yang dia cintai.
Dorrrr!!!
Dewi fortuna memihak pada mereka. Lee Soman tertembak dibagian Jantungnya. Kemudian pria tua itu tergeletak tak bernyawa. Seulgi pilu dia segera menuju kearah Jaehyun yang kini mulai tersayup.
"Jung!!" Seulgi dengan segera melepaskan ikatan yang membelenggu di kedua tangan Jaehyun dan dikedua kakinya. Gadis itu sekali lagi memeluk erat pria yang dicintai. Benar perasaan aneh itu adalah cinta. Seulgi memahaminya.
Jung Jeffrey mencoba menetralisirkan perasaanya. Dia hanya tau bahwa gadis yang terlihat khawatir pada seorang pria yang mirip dengannya adalah orang yang dikirim SPY untuk menjemputnya.
Seulgi membantu Jaehyun untuk berdiri. Kepala Jaehyun benar benar terasa berat. Rasa kantuk benar benar menyerangnya. Namun dia masih bertahan ada sesuatu yang ingin dia katakan.
"Kau s__siapa?" lirihnya menatap Jeffrey dengan sendu.
"Bajingan apa-apan ini! Ya Jalang! Kau mau menjemputku bukan?! Tangkap aku sekarang!"
Johnny dari belakang membekuk Jeffrey. Hingga senjata ditangan pria itu terlepas. Johnny berposisi menodong senjata pada dirinya. Pria itu tertawa dan mengangkat kedua tangannya.
"Hoho, bro! Jangan seperti ini! Ayolah bermain secara baik"
"Dasar pembunuh! Kau akan dihakimi Tuhan setelah ini!!" ujar Seo Johnny.
Jeffrey masih saja nyalang. Dia mencoba membuat lelucon menjengkelkan disana. Namun ketika dia menatap wajah pria yang sama dengannya ada perasaan tak menentu.
Brakkkk!!!
"Angkat tangan kalian semua!!!" puluhan polisi datang, membawa mereka berempat kekantor polisi. Ketika mereka keluar banyak sekali media. Wartawan dan jurnalis.
Mereka bertiga terkejut. Ketika tahu bahwa kejadian ini disiarankan langsung oleh Jung Jeffrey. Dia telah memasang kamera diatap peyangga. Sehingga sangat jelas dan detail kejadiannya.
Jaehyun mendapatkan perawatan terlebih dahulu di ambulance. Sementara Jung Jeffrey dia menyeringai ada perasaan bahwa dia berhasil sesuai apa yang dia inginkan. Masalahnya pria itu pria yang mirip dengannya dia masih memperdebatkan sendiri.
Disuatu tempat lebih tepatnya ruang pengintrogasian. Satu persatu keempat orang itu ditanyai perihal kejadian yang menewaskan 25 orang lebih didalam gudang.
Giliran pertama Seo Johnny. Kini pria itu sepenuhnya sadar bahwa apa yang dia lakukan selama ini adalah kesalahan. Dari pada hidup dalam kebohongan dan kejahatan. Dia rela mendekap di penjara setelah mengakui jati dirinya. Johnny sangat lelah. Ini bukan perihal percaya atau tidak. Tapi tentang waktu. Dengan waktu Johnny percaya semuanya akan kembali baik baik saja.
Begitu juga dengan Seulgi. Dia mengakui semuanya. Tidak ada yang perlu disembunyikan saat ini. Cerita sudah selesai. Dia juga harus memikirkan masa depan. Masa bodoh dengan dendam. Dendam hanya akan menarikmu ke lubang yang semakin dalam. Dia percaya bahwa suatu saat nanti akan menemui titik terang.
Sudah seharusnya kejahatan dibayar dengan pengampunan. Manusia bisa saja membuat kesalahan. Namun manusia yang bijak adalah mampu mengutarakan sebuah kesalahan. Kematian hanya ada satu. Namun kehidupan hanya ada dua didunia ini. Pertama mereka yang lahir kedunia sebagai bayi dan kedua mereka yang lahir untuk memperbaiki kesalahan. Kesalahan tidak bisa dihilangkan tapi bisa dijadikan sebuah pelajaran.
'THE SPY'
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SPY | Jung Jaehyun ✔
Fanfiction❝Seorang wanita sebagai agen mata mata menghianati negara bertemu dengan putra presiden yang dirahasiakan, akankah keduanya menjalin cinta atau pertumpahan darah?❞