15

300 19 3
                                    

Maaf adegan ini 21+++ yah. Yang dibawah umur Jangan di baca. Menjauhlah....

"apaan ini?." Tanya Hans saat Sean datang dengan membawa sebuah amplop.

"Buka saja, kau akan terkejut". Ucap Sean sambil tersenyum.

Hans membuka dan membaca berkas itu satu persatu, dan ia memperhatikan foto yang dibawa Sean.

"Kau paham kan maksudnya?". Tanya Sean.

"Sudah kuduga, semua telah terencana dan aku adalah target berikutnya?." Ucap hans bertanya pada diri sendiri.

"Seperti dugaan mu bukan. Anak buahku memang handal dalam mengerjakan tugasnya.". Ucap sean.

"Baiklah terima kasih karena anak buahmu dapat di percaya". Ucap Hans sambil memutar bola matanya malas dengan Sean yang cepat sekali berbesar hati.

"Hahahaha. padaku kau tidak terima kasih?.  Bos sialan.". Umpat Sean yang di hadiahi dengan pelototan dari Hans dan itu sukses membuat Sean terdiam. Dan langsung menutup mulutnya saat tertawa.

"Trus loe mau nyerahin berkas ini ke kekasihmu itu?.". Tanya Sean.

"Dia takkan percaya. Kau tau bahkan sekarang sudah seminggu ini ia tak mau berbicara padaku, dan terus memakiku.". Ucap Hans sebab ia adalah penyebab Sarah tak mau berbicara.

"Hahaha kalian seperti anak kecil saja". Ucap Nick. "Tapi usaha loe buat dia bisa sama loe, berhasil kan?.". Tanya Nick penasaran.

"Tergantung nanti". Ucap Hans tersenyum masam. Mengingat bahwa akan berjuta bahkan ribuan cara untuk ia meyakinkan Sarah lagi.

SARAH POV

Kalian tau bagaimana perasaan ku sekarang?. Hancur, hancur banget.
Tidak tau harus dikatakan apa sekarang.

Harapan ku musnah, sirna sudah.

Hans... Nama itu sukses membuatku bungkam. Dia berhasil mengancam ku. Bahkan aku sudah melakukan seribu cara ia bahkan tak membebaskan ku sekarang.

Kalian tau dimana aku sekarang?.

Aku di Skotlandia, bersamanya.
Pasporku dibawa. Entah bagaimana ia mendapatkan pasporku. Akupun tidak tau.  Sumpah serapah telah ku keluarkan padanya, tapi itu malah membuatnya makin tertawa. Seakaan akan itu adalah candaan baginya.

Aku bingung menjelaskan bagaimana caranya dan mulai dari mana, pokoknya Semuanya membuatku pusing.

Tetapi sesungguhnya aku menyukai sifatnya padaku yang boleh dikatakan manis selama aku disini.

Entahlah mungkin nanti ia akan berubah. Aku tidak tahu.

"Nona makanan anda sudah Tersedia di meja makan". Ucap salah satu maid padaku.

"Biarkan saja, nanti aku akan memakannya". ucapku.

"Tapi nona jika, nona tidak memakannya Sekarang. Kemungkinan tuan muda akan marah besar". Ucapnya takut takut. Sebab pernah aku tak memakan makanan ku Hans dengan tanpa perasaan memecat maid disini. Sungguh keterlaluan anak itu.

"Baiklah". Ucapku dan terlihat wajah maid itu sangat senang mendengar ku mau makan kali ini".

"Non mau minum apa?. " Tanya juru minum padaku.

"Air hangat saja". Balasku.

"Baiklah" jawabnya tanpa komplain.

Tak lama juru minum itu mengantarkan minumanku.

"Sepetinya non adalah orang yang beruntung tuan muda bawa kesini". Katanya.

"Beruntung?. Ini adalah akhir hidupku". Jawabku kesal.

A PART OF THE LOST STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang